Update ulang lagi. Soalnya Bab nya ke acak mulu
.
.
.
Selamat membaca...
Saat ini Lina tengah berjalan di koridor sekolah yang sepi karena semua siswa-siswi tengah berada di kelas sedang belajar.
"Lina?".
Panggil Seorang cewek bertubuh tinggi dengan senyum manis yang memperlihatkan gigi gingsulnya. Mendengar ada yang memanggil Lina Langsung berbalik badan.
"Loh Lisa, ngapain Lo disini?". Tanya Lina. Melisa atau kerap di panggil Lisa, ia adalah salah salah satu teman sekelas Lina, Raya dan Windy.
"Harusnya gw yang tanya gitu sama Lo. Ngapain Lo masih di luar Lin? pelajaran udah di mulai". Ujar Lisa.
"Ini". Tunjuk Lina pada rok nya. Membuat Lisa juga ikut menatap kearah yang Lina tunjuk. "Rok gw kotor sama basah, jadi gw males masuk kelas". Lanjut Lina.
"Oh iya, gw lupa. Windy ada kok tadi izinin Lo sama pak Joko". Ucap Lisa. Lina mengangguk.
"Sekarang Lo mau kemana Lin?". Lanjut Lisa bertanya. Kini keduanya melangkah bersampingan.
"Ke toilet". Balas Lina singkat dengan pandangan ke depan.
Lisa mengangguk. "Sama dong".
Keduanya melangkah bersama menuju toilet tanpa ada pembicaraan lagi. Akhirnya mereka tiba di depan toilet dan masuk ke bilik toilet masing-masing.
Lina keluar dari bilik toilet duluan, lalu melangkah menuju tempat wastafel untuk cuci tangan.
"Lin, gw duluan ya". Pamit Lisa yang baru keluar dari bilik toilet.
Lina menatap Lisa dari kaca lalu mengangguk sambil tersenyum. Setelahnya Lisa melangkah pergi duluan. Tidak lama, Lisa kembali lagi dengan membawa Rok sekolah cewek yang masih kelihatan baru.
"Loh kenapa balik lagi?". Tanya Lina bingung.
Lisa melangkah mendekati Lina dengan senyum lebar lalu menyodorkan Rok sekolah yang baru itu ke Lina dan disambut dengan baik. "Dari musuh Lo. Raka". Setelahnya Lisa langsung pergi meninggalkan Lina yang masih bingung dengan ucapannya.
Dengan cepat Lina melangkah keluar dari toilet. Tapi langsung berhenti ketika mendapati Raka yang bersender tepat di samping pintu masuk toilet.
"Raka". Seru Lina menatap tidak percaya pada cowok di hadapannya.
Raka yang mulanya memainkan ponsel, mengalihkan pandangannya menatap Lina datar yang juga tengah menatap dirinya.
"Kenapa belum ganti?". Tanya Raka. Sedangkan Lina terdiam dengan pikiran yang sudah kemana-mana. Apa ini?! Raka nolong gw! kesambet apa dia?.
Raka menghela nafas jengah ketika mendapati Lina yang diam tidak membalas pertanyaan dirinya. "Cepat ganti. Seenggaknya Lo gak pakai Rok kotor dan basah".
"O-oke makasih". Kata Lina gugup.
Raka mengangguk lalu kembali bersender. "Masuk sana. Ganti. Gw tunggu".
"Lo gak perlu harus nunggu". Ucap Lina.
"Gw bilang, gw bakal nunggu". Balas Raka tak terbantahkan.
Lina diam lalu menghela nafas berat. "Serah Lo lah". Kemudian melangkah masuk menuju bilik toilet dan ganti. Di dalam toilet Lina menahan pekikan karena saking senengnya.
Lina keluar dari bikin toilet. Lalu berjalan menghampiri Raka yang ada di luar toilet. "Udah".
Raka menegakkan tubuhnya. menatap Lina. Lalu mengangguk. "Ayo". Ajak Raka yang melangkah lebih dulu.
"Ayo?". Tanya Lina bingung.
"Bareng". Ucap Raka.
"Ha?". Celetuk Lina yang tidak mengerti.
"Ck! Udah cepetan". Kesal Raka yang jengah dengan Lina.
Lina langsung menurut saja. Hening. Sepanjang koridor sekolah hanya ada suara langkah kaki. Melewati kelas-kelas yang hening karena pembelajaran masih berlangsung.
"Raka, ini Rok nya siapa?". Tanya Lina. Sedari tadi ia sudah penasaran, baju siapakah yang ia pakai ini? dan bagaimana bisa Raka mendapatkannya?
Raka terdiam, dengan pandangan lurus kedepan. Tangan yang di masukkan kedalam kantong celananya. Dan Lina masih menunggu balasan Raka.
"Gw beli". Balas Raka singkat.
Mendengar balasan dari Raka. Seketika Lina berhenti melangkah. Hah? Beli?.
"Apa?". Tanya Lina memastikan apakah ia tidak salah dengar.
Raka berhenti melangkah lalu menatap Lina datar. "Gw beli". Raka mengulang ucapannya.
"Gak pinjem?". Tanya Lina lagi.
Raka mengedikkan bahu. "Baru, lebih praktis. Daripada pinjem". Sahut Raka dengan santainya.
"Tapi kan belinya pake uang". Ujar Lina.
"Siapa yang bilang pakai kertas?". Celetuk Raka.
"Terus gimana?". Tanya Lina.
Raka menatap jengah Lina yang sedari terus melontarkan pertanyaan. "Gimana, apannya?".
"Eum... gw ganti deh".
Raka kembali melangkah. Lina dengan cepat menyesuaikan langkahnya dengan Raka. Ia merasa tidak enak. Raka membeli baju ini karena dirinya.
"Rak--".
"Gak usah banyak pertanyaan lagi. Tinggal ambil aja bisa gak?!". Kesal Raka menatap tajam Lina.
"Kok Lo gitu sih? Gw kan cuman berusaha ngerhargain pemberian dari Lo!". Lina yang juga ikut-ikutan kesal jadinya.
"Biasanya juga Lo selalu gak mau apapun yang bersangkutan dengan gw". Gumam Raka. Tapi di dengar oleh Lina.
"Itu karena dulu kita musuhan". Sahut Lina.
"Sekarang udah gak musuhan lagi?". Tanya Raka menatap Lina dengan alis terangkat sebelah.
"Mungkin?". Celetuk Lina, mengedikkan bahu.
Akhirnya mereka sampai di muka kelas Raka. Namun sayangnya pintu kelas terbuka. Jadi kelas XI IPA 1 bisa melihat apa yang sedang terjadi di Depa kelas mereka.
"Gw duluan". Pamit Raka yang setelahnya melangkah masuk ke kelas.
Sedangkan Lina ia langsung cepat-cepat melangkah menuju kelasnya.
Dan dapat Lina tebak, topik gosip hari ini adalah ia dan Raka.
.
.
.
.
.
.
Populer
KAMU SEDANG MEMBACA
Populer [ON GOING]
Teen FictionTiga cewek populer yang namanya sudah tidak asing lagi di SMA JAYA BANGSA, mereka adalah Araya, Carolina, dan Windy. Ketiganya bisa di bilang most wanted gril, jajaran cewek-cewek populer di sekolah. Araya Olivia Atmaja atau kerap di sapa Raya. Seor...