BAB 11

10 3 2
                                    

*

*

*

*

Selamat membaca....

☘️☘️☘️☘️

Keesokan harinya di sekolah. Semua murid-murid tengah berkeliaran di luar kelas, mengingat jam istirahat sudah berbunyi. Jadi mereka semua pada ke kantin untuk mengisi perut.

Begitu juga dengan Lina, Raya dan Windy yang juga tengah berada di kantin dengan makanan dan minuman pesanan mereka bertiga yang sudah penuh di atas meja.

"Raya, coba nyanyi gw mau dengar". Kata Windy menatap Raya yang sedari tadi bermain gitar. Mungkin, tepatnya belajar main gitar yah.

Raya mendongak menatap Windy. "Nyanyi kayak gimana nih Windy. Kalo nyanyi biasa raya bisa, tapi kalo Windy minta Raya nyanyi sama gitarnya juga, Raya gak bisa". Balas Raya.

"Raya lagi belajar soalnya. Jadi nanti ya Windy.". Lanjut Raya tersenyum.

Windy mengangguk saja. Sedangkan Lina fokus makan sambil menyimak pembicaraan dua sahabatnya.

"Eum?". Celetuk Raya yang melotot ketika menyuap satu sendok bakso kedalam mulut.

"Kenapa". Tanya Lina dan Windy kompak, dengan pandangan khawatir.

Melihat itu Raya cengar-cengir. "Baksonya Bu Darmi, memang mantep pol". Seru Raya dengan menampilkan tangan berbentuk jempol.

Lina dan Windy menatap jengah Raya. Lalu setelahnya kembali fokus makan sesekali di timpali candaan dari mereka bertiga.

Hingga suara riuh kaum hawa yang berada di kantin, ketika tiga cowok populer SMA JAYA BANGSA masuk ke dalam kantin dengan gaya coolnya.

Lina, Raya dan Windy menoleh dan menatap tiga cowok itu yang juga tengah menatap mereka bertiga. Dan setelahnya dengan kompak Lina, Raya dan Windy mengalihkan pandangan mereka dan lanjut makan.

Tanpa mereka bertiga sadari. Tiga cowok populer itu melangkah menuju meja mereka, lalu ikut bergabung. seolah-olah tiga cowok populer itu menganggap mereka bertiga tidak ada .

"Lo berdua mau pesan apa?. Biar gw pesenin". Kata Lio pada Raka dan Varo.

"Samain aja pesanannya sama Lo". Sahut Raka. Setelahnya Lio melangkah pergi untuk memesan makanan serta minuman.

"Ck! Makan-nya pelan-pelan. Gak ada yang mau ngambil bakso Lo". Celetuk Varo. Menatap Raya yang terlihat lahap, sampai-sampai pipinya terlihat gembung akibat menyuap terlalu banyak bakso. Dan itu membuat semua orang yang melihat akan merasa gemas dengan mahluk imut satu ini.

Raya mendongak dengan pipinya yang masih gembung dan wajah yang sudah merah akibat pedas.

Melihat wajah Raya, tanpa sengaja Windy tertawa terbahak-bahak. Bagaimana tidak wajah Raya saat ini sangat lucu, pipinya yang terlihat gembung akibat bakso serta wajah dan hidung yang sudah merah.

"HAHAHA!!! sumpah wajah Raya bikin gw ngakak". Tawa Windy sambil menunjuk wajah Raya.

Dengan cepat Lina menyenggol kaki windy agar berhenti. Tapi, Windy tak menghiraukan dan tetap tertawa lepas di depan musuh mereka bertiga.

"Lo cewek apa kuntilanak? Ketawa lo nyeremin tau gak". Ujar Varo.

Windy dengan sekejap berhenti tertawa, lalu menatap Varo dengan tajam. "Iya! Kuntilanak khusus buat Lo!". Sahut Windy ngegas.

Populer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang