BAB 4

7 3 2
                                    

°

°


°


°

Selamat membaca....



🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂

Keesokan harinya.

Lina berjalan di Koridor sekolah dengan langkah cepat, memasuki kelasnya dan langsung melempar tas miliknya asal lalu kembali melangkah keluar. Yang membuat Raya dan Windy mengikuti di belakang sedari tadi kewalahan.

"Lina, pliss jangan bikin keributan". Mohon Raya yang mengikuti Lina dari belakang.

"Dia yang bikin gw kesal duluan, dengan ngatain gw kayak anak kecil". Balas Lina tetap melangkah tanpa menghiraukan bujukan Raya dan Windy.

Windy mengacak rambut frustasi lalu mensejajarkan langkahnya dengan Lina.

"Lina!". Seru Windy mencekal salah satu tangan Lina yang membuat sang empunya mau tak mau berhenti melangkah.

"Ck, apa!". Kesal Lina.

"Balik! Gak usah cari keributan!". Titah Windy menatap tajam Lina.

Mendengar itu Lina terkekeh sinis. "Terus maksud Lo! Gw harus diem aJa disaat dia ngatain gw begitu?!.

"Bukan gitu maksud gw Lin!". Bantah Windy.

"Terus maksud Lo apa?!". Ngegas Lina.

"Coba Lo pikir, kalo Lo bikin ribut sama Raka. Itu sama aja kita bertiga kembali ke masa dulu, yang sering berantem hanya karena merebutkan kekuasaan. Dan gw gak mau itu Lin". Jelas Windy.

"Raya juga sama". Timpal Raya.

Lina menghela nafas berat lalu menatap Windy dengan senyum miring. "Seorang Windy yang dulunya gak akan terima saat dirinya atau sahabatnya di katain? Sekarang berubah hanya karena satu cowok!".

"Dan itu Varo". Sambung Lina yang menepuk salah satu bahu Windy sambil tersenyum manis.

"Okeh! Gw gak jadi cari keributan sama Raka". Putus Lina yang membuat Raya dan Windy menghela nafas lega.

"Gitu dong Lina". Ujar Raya yang langsung merangkul Lina diikuti Windy. Jadi mereka bertiga sekarang saling merangkul.

Ketiganya pun saling tertawa di koridor sekolah tanpa menghiraukan banyak pasang mata yang menatap bingung.

"Kuyy ke kelas!". Ajak Lina yang diangguki semangat oleh raya dan Windy.

"Gak jadi samperin Raka?".

Sebuah suara dari arah belakang mereka bertiga berhasil menghentikan langkah ketiganya. Mereka bertiga menghela nafas Secara kompak karena mereka bertiga tau siapa pemilik suaranya.

Ketiganya kompak membalikkan badan menatap tiga cowok yang berada di hadapan mereka dengan pandangan datar yang ditampilkan Lina dan Windy sedangkan Raya hanya menampilkan raut wajah biasa saja.

Lina maju melangkah berhadapan dengan Raka yang tengah menatapnya dengan datar.

"Ingat! Urusan kita belum selesai". Kata Lina menatap tajam Raka lalu melangkah pergi bersama Raya dan Windy.

"Berhenti!".

Sebuah suara yang menghentikan langkah mereka bertiga ketika hendak masuk ke kelas. Ketiganya memutar bola mata malas secara bersamaan, karena mereka tau siapa pemilik suaranya.

"Mau apa lagi lo bertiga hah?!". Tanya Windy dengan nada ketus.

"Lina Lo caper juga ya sama Raka". Kata Naya dengan suara centil pada Lina.

"Maksud Lo apa?!". Seru Windy mendorong Naya dengan sedikit kasar sehingga membuat Naya termundur.

Seruan Windy membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Lo jadi cewek kasar banget ya". Kesal Yura.

"Iya! Emang kenapa?!". Tanya Windy dengan nada ketus.

"Udah windy". Kata Raya menengahi sambil mengelus-elus lengan Windy untuk meredakan kemarahan Windy.

" Naya! lo bilang gw Caper sama Raka". Tunjuk Lina pada dirinya sendiri.

"Kurang kerjaan banget". Sambung Lina dengan menampilkan raut remeh.

"Lo!". Geram Naya bersiap melayangkan tamparan ke pipi Lina

Tapi ditahan oleh sebuah tangan.

"Raka". Gumam Naya.

Raka menurunkan tangan Naya lalu berdiri berhadapan dengan Lina tanpa melepas genggaman tangannya pada tangan Naya. Naya yang melihat tangannya di genggam Raka menampilkan raut tersenyum kemenangan pada Lina. Sedangkan Lina hanya merespon dengan datar.

"Norak!". Kata Raka dengan wajah datar mengarah ke Lina.

"Apa Lo bilang? Norak?!". Kesal Windy

"Iya! Kenapa? Gak terima?!". Balas ngegas Yura.

"Lo!". Geram Windy hendak maju mendekati Yura namun ditahan oleh Lina.

"Udah". Kata Lina dingin.

Lalu mendorong tubuh Windy untuk masuk ke dalam kelas lalu di lanjut dengan Raya selanjutnya Lina.

Raka melihat kepergian mereka bertiga dengan tatapan datar lalu menatap ke arah tangannya yang masih menggenggam tangan Naya, melepasnya dengan kasar. Naya yang semula senang berubah kesal.

"Jangan kegeeran, gw tadi sama sekali gak ngebela Lo bertiga". Ujar Raka lalu setelahnya pergi dari sana bersama Varo dan Lio yang sedari tadi hanya diam menyimak.

------

"Entu trio cabe kurang kerjaan banget, cari masalah mulu sampai mau main tampar-tamparan". Gerutu Windy ketika sudah di dala kelas lalu duduk di tempat duduknya.

"Iya! Raya juga kesel apa sih mau si trio cabe itu". Kesal Raya.

"Tapi.... Tadi Raka so sweet banget sama Lina. Dia tahan tangan Naya supaya gak bisa nampar Lina". Sambung Raya wajah yang tadinya menampilkan raut kesal kini berubah jadi senyum-senyum.

Membuat Windy sadar atas kejadian tadi lalu menatap menggoda ke arah Lina. "Gimana Lin? Baper gak". Goda Windy menaik turunkan alisnya.

Lina yang tadinya terheran-heran dengan sikap dua sahabatnya. "A-a-apaan sih Lo berdua!". Gugup Lina yang berusaha untuk tidak terlihat salting.

"Serius Lo salting Lin? Gila-gila baru kali ini gw liat Lo salting kerena cowok pula". Seru Windy.

"Cieee-cieee Lina salting". Timpal Raya yang ikut-ikutan menggoda.

"Gak!". Tegas Lina yang membuat kedua sahabatnya terkekeh.

Ketiganya pun duduk di tempat masing-masing ketika Bu Chika selaku guru mata pelajaran matematika masuk ke kelas mereka. Pelajaran selanjutnya pun di mulai.

*

*

*

*

*

*

*


Tinggalkan jejak dengan cara vote teman-teman.

Lanjut part???
















•'~"*POPULER*"~'•















TBC

Populer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang