BAB 20

6 2 10
                                    

"Itu.... Sebagai permintaan maaf gw, ke Lo". Lanjut Windy.

Raya menampilkan senyum bahagia. Karena ia dan Windy sudah tidak berantem lagi.

"Makasih Windy". Kata Raya. Yang diangguki Windy.

______

Kini Raya dan Windy berjalan di koridor dengan bersampingan, menuju kelas.

"Sorry gw cuekin Lo lagi Ray. Padahal baru aja kita baikan". Ucap windy menatap Raya dari samping.

Raya menoleh pada Windy lalu tersenyum manis. "Iya Windy gak papa. Raya juga--"

Raya berhenti ngomong. Ketika di depan mereka berdua sudah ada Lina yang baru saja datang, hendak masuk ke kelas.

"Udah baikan Lo berdua?". Tanya Lina dengan wajah datar.

Raya dan Windy mengangguk kompak seperti anak TK.

"Sejak kapan?". Tanya Lina lagi. Dengan alis terangkat sebelah.

Bukannya menjawab pertanyaan dari lina. Raya dan Windy malah menyerbu memeluk dirinya, dengan sangat erat.

"Woy! Jangan erat-erat peluknya. Gw kagak bisa napas ini!".

Raya dan Windy langsung melepas pelukannya dengan wajah terkekeh, tanpa dosa.

"Lo berdua belum jawab pertanyaan gw tadi". Ucap Lina.

"Baru aja Lin, baikannya". Jawab Windy. Yang diangguki Lina.

Setelahnya Lina melangkah masuk ke dalam kelas yang diikuti Raya dan Windy. Lina duduk di kursinya, lalu merongoh kolong mejanya mencari untuk mengambil sesuatu yang ia letakkan di kolong meja.

"Cari apa Lin?". Tanya Windy.

Lina menoleh dengan wajah panik pada Windy. "Ka-kalung gw gak ada. Padahal gw taro di kolong meja. Kerena tadi gw lepas, soalnya gw mau latihan". Lina yang masih mengobrak-abrik kolong mejanya, walaupun iya tau tidak apapun di dalam.

"Hah? Beneran Lina?". Tanya Raya yang juga ikutan panik.

"Gw tau siapa yang ngambil Lin". Kata Windy.

Membuat Lina dan Raya menatap bingung Windy.

"Ikut gw!". Ucao Windy.

Lalu beranjak dari duduknya, keluar dari kelas. Yang diikuti Lina dan Raya.

"Mau apa kalian bertiga ke kelas kita?".

Windy, Lina dan Raya tak jadi masuk ke dalam kelas, karena orang yang mereka cari sudah berada di ambang pintu kelas dengan menampilkan senyum remeh.

Saat Windy ingin membalas pertanyaan itu. Ia di kejutkan dengan kedatangan tiga cowok populer yang sudah berada di samping.

"Hai, Raka".

"Hai, Varo".

"Hai, Lio".

Sapaan ketiga cewek centil di depan Windy kepada tiga cowok populer. Lalu tiga cewek centil yang tak lain Naya, Yura dan Luna beralih menatap Lina, Windy, dan Raya dengan senyum remeh kemenangan.

Populer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang