BAB 14

6 2 0
                                    

.

.

.

☘️☘️☘️☘️☘️


Dua orang cewek tengah berlari di koridor yang berbeda. Hingga di pertigaan mereka berdua bertemu dan saling tersenyum yang terlihat bahagia. Setelahnya saling bergandengan tangan menuju aula tempat latihan basket untuk ketemu Lina Sabahat mereka berdua.

"Lina!...". Seru mereka berdua kompak memanggil.

Lina yang awalnya tengah asik latihan bersama anggotanya, lantas menengok kebelakang dan mendapati Raya dan Windy yang tersenyum bahagia ke arahnya.

Lina menghela nafas berat lalu menatap ke arah anggotanya. "Gw izin sebentar yah. Kalian lanjut aja latihannya". Ujar Lina yang diangguki semua anggotanya.

"Ganggu gak, kami berdua?". Tanya Windy.

"Sedikit. Udah cepetan mau ngomong apa mau cerita nih?". Lina yang balik tanya.

"Cerita. Tapi, di suruh duduk dulu kek. Biar enak gitu ceritanya". Sindir Windy.

"Iye-iye. Tuh duduk disana". Tunjuk pada sebuah bangku yang berada di pinggir sana.

Mereka bertiga melangkah menuju bangku itu dan duduk disana.

"Jadi siapa duluan yang mau cerita?". Tanya Lina pada Windy dan Raya

"Raya, Lo duluan". Ujar Windy pada Raya yang diangguki oleh empunya.

"Jadi...

Raya mulai menceritakan dari awal ia ingin pergi ke taman belakang sekolah dan berakhir ia mengobrol juga belajar main gitar dengan Lio.

"Lio ajarin Lo main gitar, dengan posisi ia duduk berada di belakang lo?". Tanya Lina.

"Iya Lina". Balas raya mengangguk.

"Itu berarti posisinya seperti memeluk dari belakang gak sih?". Celetuk Windy.

Membuat Lina syok dan terperangah. "Wahh. Seriuosly!!!". Seru Lina.

Tak!

"Shsss! Sakit anjirr!". Ringis Lina akibat jentikan jari di keningnya. Dan pelakunya itu Windy.

"Rasain! Lagian respon Lo alay banget. Kayak bukan Lo tau gak!". Kesal Windy. Sedangkan Lina merespon Windy dengan tatapan sinis.

"Terus dia ngapain lagi?". Tanya Lina yang kembali memusatkan perhatiannya pada Raya.

"Gak ada lagi Lina". Balas Raya.

"Gimana senang nggak Lo?". Tanya Lina.

Raya tersenyum malu-malu. "Hehehe, senang dong Lina". Sahut Raya.

"Kalo Lo win, apa yang mau lo ceritain?". Tanya Lina beralih pada sahabatnya yang satu.

Windy mulai menceritakan tentang kejadian ia dan varo di ruang karate tadi.

"Windy, Varo sepertinya cemburu deh sama kak Adit". Tebak Raya ketika ia mendengarkan secara seksama cerita Windy.

"Kok cemburu?". Bingung Windy.

"Mungkin karena Lo terlalu dekat dengan kak Adit". Sahut Lina.

"Apa kaitannya". Heran Windy.

"Varo suka sama Windy". Ujar Raya.

"Hah?".

"Anjirrr Lo Windy.... Lo gak peka banget yah! Jelas-jelas respon dan sikapnya itu kayak orang cemburu. Orang cemburu terhadap seseorang tandanya apa? Suka kan?!". Jelas Lina yang kesal.

Populer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang