BAB 17

8 2 1
                                    

"Lina, bakal ngomong ini ke Windy?". Kini Raya yang balik tanya.

Lina mengangguk sebagai balasan. "Kalau Lo bohong, bisa salah paham nanti dia".

"Setelah selesai tanding nanti, kita beritahu dia". Lanjut Lina. Yang di balas anggukan lagi oleh Raya.

________

Saat ini Windy tengah berjalan sendirian di koridor sekolah tanpa kedua sahabatnya. Yah, entah kemana kedua sahabatnya pergi. Windy tidak tau.

"Ehh? ada si bar-bar nih".

Windy menatap galak pada Naya dan Luna. "Apa lo!". Ngegas Windy. Setelahnya lanjut melangkah.

"Sombong banget sih!". Celetuk Luna. Yang diberi tatapan tajam oleh Naya.

Setelahnya Naya berjalan mengikuti Windy dari belakang begitu juga dengan Luna yang ikut-ikutan Naya.

Kemudian Naya berjalan sedikit berlari agar bisa lebih dekat dengan Windy. "Oh ya. Gw dengar-dengar Yura sama Varo sebentar lagi bakal jadian". Kata Naya.

Perkataan Naya berhasil membuat Windy berhenti melangkah. Melihat itu Naya dan Luna tersenyum kemenangan.

Windy terkejut mendengar perkataan Naya barusan. Namun, cepat-cepat ia menetralkan raut wajahnya. Lalu berbalik menghadap sepenuhnya pada Naya dan Luna.

"Terus?".

"Ya... gw cuman mau bilang. Jangan terlalu berharap lagi deh, Lo sama Varo". Balas Naya. Lalu melangkah pergi lebih dulu.

Sedangkan Luna menatap remeh Windy. "Kalo suka? Jangan terlalu keliatan banget dong". Setelahnya melangkah menyusul Naya.

Windy menampilkan raut bertanya-tanya "Jadian? Bukannya.... Yura udah punya pacar? Apa udah putus?".

****

Windy masuk kelas dengan tergesa-gesa dan langsung duduk di dekat Lina. Membuat Raya yang melihatnya sedih.

"Windy ada apa?".

"Kenapa sih Lo? Kayak habis dikejar rentenir aja!".

Pertanyaan dengan nada berbeda dari Lina dan Raya yang juga ikut bertanya pada Windy.

Sedangkan Lina melihat kelakuan Windy hanya bisa geleng-geleng kepala.

"Gw mau cerita sama Lo". Ujar Windy menatap Lina dan tak mau menatap Raya.

"Oke. Tapi Lo harus ajak Raya juga, biar sama-sama dia bisa dengerin cerita Lo". Sahut Lina.

Sedangkan Windy tak membalas. Ia hanya diam. Lina yang melihat itu menghela nafas.

"Win, Lo gak perlu cemburu sama kedekatan Raya dan Varo. Mereka gak ada hubungan apa-apa, cuman sebatas teman gak lebih". Jelas Lina.

Membuat Windy menghela nafas berat lalu setelahnya mengangguk dan menatap ke arah Raya yang sedari tadi menunduk sedih.

"Sorry, gw cuekin Lo tadi". Ucap Windy menatap Raya.

Raya yang mendengar itu mengangkat kepalanya lalu menampilkan senyum manis dan mengangguk semangat. "Jadi... Windy gak akan cuekin Raya lagi kan?".

"Iya". Balas Windy.

Keduanya akhirnya berbaikan. Lina yang melihat itu tersenyum senang. "Jadi sekarang Lo mau cerita apa?". Tanya Lina.

Windy pun mulai menceritakan tentang ia yang bertemu dengan Naya dan luna dan apa yang dikatakan keduanya kepada dirinya.

"Tadi juga Yura bilang hal yang sama ke gw". Ujar Lina. Ketika ia sudah mendengarkan cerita Windy.

Populer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang