BAB 8

7 1 3
                                    

☘️☘️☘️☘️

Di ruang UKS sekolah terlihat seorang cewek yang tak lain Lina, terbaring di brangkar dan masih belum sadar.

"Lo tuh keras kepala banget ya Lin! Udah tau kondisi badan Lo gak stabil. Tetap aja Lo keukeh nerima pertandingan dari Raka". Omel Windy yang duduk di kursi samping brangkar Lina.

"Hooh". Timpal Raya manggut-manggut.

"Liatkan sekarang apa jadinya. Lo pingsan!". Lanjut Windy.

"Hooh". Sahut Raya lagi.

Mendengar itu Windy mendelik sinis menatap Raya sedangkan sang empunya cuman menampilkan wajah polosnya. "Lo dari tadi hooh-hooh Mulu deh". Kesal Windy.

"Emang Raya salah ya?". Tanya Raya menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Windy hanya bisa menghela nafas berat.

"Udah Lo berdua bicaranya?".

Yang membuat Windy dan Raya kompak menatap kearah Lina yang ternyata sudah sadar.

"Lin! Lo udah sadar?. Sejak kapan?". Tanya Windy beruntun.

"Shhhsss". Ringis Lina memegang kepalanya yang masih pusing lalu hendak bangun. Melihat itu Raya dan Windy membantu Lina untuk duduk.

"Windy jangan banyak tanya dulu, Linanya masih sakit". Tegur Raya.

"Iye-iye". Balas Windy.

"Siapa yang bawa gw ke UKS? Yang jelas bukan Lo berdua kan tentunya ". Ucap Lina.

"Ya jelas lah bukan gw sama Raya. Yang bawa Lo kesini itu Nathan". Jawab Windy.

"Nathan?". Bingung Lina.

"Iya Nathan yang itu.... Masa Lo gak ingat sih". Sahut Windy. Dan Lina masih menampilkan raut kebingungan.

Windy menghela nafas jengah. "Raya jelasin!".

Raya mengangguk. "Nathan Haven Alison, cowok dari kelas XI IPS 2 salah satu anggota basket, tampan, tinggi, putih. Pernah nembak Lina waktu kelas sepuluh, tapi malah di tolak mentah-mentah. Udah segitu aja yang Raya tau". Jelas Raya.

Mendengar penjelasan dari Raya Tetang siapa Nathan respon Lina hanya mengangguk patah-patah.

"Terus sekarang nathannya mana?". Tanya Lina.

"Kagak tau. Habis bawa Lo kesini dia langsung pergi". Balas Windy.

"Tapi, Lo tenang aja. Karena Raya udah sempat bilang makasih kok sama Nathan". Lanjut Windy.

Yang membuat Lina bernafas lega lalu mengangguk. Bukan apa-apa Lina bertanya tentang Nathan dimana. Ia hanya ingin mengucapkan terimakasih kasih aja karena sudah berbaik hati membawanya ke UKS.

"Oh iya, Lo belum jawab pertanyaan gw yang kapan Lo sadar?". Ucap Windy yang menagih jawaban dari Lina.

Lina hendak membuka suara namun tidak jadi karena bel masuk berbunyi yang menandakan jam istirahat selesai berganti dengan jam selanjutnya.

TENG!... TENG!... TENG!...

"Nanti yah gw jawabnya. Sekarang Lo berdua masuk ke kelas kerena bel udah bunyi". Kata Lina.

"Ck, gak. Lo harus jawab dulu". Gesak. Windy.

"Nanti". Balas Lina singkat.

"Ah Lo mah... Gak seru!". Kesal Windy.

"Gw bilang kan nanti. Lagian  gw tau maksud Lo itu, Lo pengen bolos kan?". Tebak Lina.

"Iyalah! Kan gw jagain sahabat yang lagi sakit". Sahut Windy.

Populer [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang