Aku ini gadis polos yang tahu cinta karenanya...
Hujan mengguyur sebagian wilayah Gosford. Posisiku tak berubah sejak tadi, aku terdiam menatap lebatnya hujan dari balik jendela. Mungkin menyenangkan bila menjadi hujan, Datang bersama-sama menghilang bersama-sama. Sempurna. Namun kadang ada yang tertinggal.
Suatu kesulitan bagiku untuk merelakannya pergi. Memaksaku untuk melupakannya begitu saja. Itu suatu hal yang konyol bagiku. Kurasa sekarang sepenggal kata-kata romantisnya seakan menjadi pisau belati. Dan janji-janji yang telah ia ucapkan telah berubah menjadi serbuk abu yang tak kan lagi jadi arang.
Tiba-tiba suara mesin mobil meleyapkan fikiranku. Aku melongok sedikit sebelum beranjak dari ranjang.
Tubuhku beranjak, Mencoba mengintip dari balik gorden transparan ini.
Aku tertegun sejenak, mengamati mobil itu dari dalam kamarku. Tampak seorang pria tengah duduk dibagian depan mobil.
"Grey? Itu kau? tak mungkin."
Setahuku sekarang ia berada di negeri lain, bukan diGosford. Aneh.
Drt...Drt...Drt...
Ponselku bergetar.
Hi Buddy, I was in front of the house
Buddy? Jadi aku bukan lagi?, Batinku
Dahiku mengernyit menatap bingung pesannya.
"Grey"Ucapku pelan. Lengkungan bulan sabit tiba ketika kalimat itu terlintas dari mulutku.
Aku berlari secepat mungkin menuju mobil hitam dibawah sana. Kuputar kenop pintu, sangat kasar. Suara pintu mobil terdengar jelas diteligaku. Krek...Aku membuka pintu pagar.
"Grey!"
Dia berlari. Rambut coklatnya hanya tertutup oleh kupluk jaketnya. Ia nampak manis.
"Hazzel"Ia memelukku.
"Aku merindukanmu"bisikku.
"Akupun"jawabnya tak kalah pelan.
Suasana membungkam membuat kami berdua hanyut dalam pelukan. Kurasakan dekapannya semakin erat.
"Kau - tak jadi pergi?"tanyaku heran.
Dekapannya merengang. Ia terdiam memikirkan sesuatu, seperti ada yang mengganjal otaknya. Tak lama ia melepas pelukannya dan memasangkanku jaket besar yang ia pakai.
"Aku tak akan pergi sebelum aku menemuimu."
Aku tertunduk. "Kukira"
"aku minta maaf"
Aku terdiam, otakku seperti sedang mendukungku untuk bertanya tentang hal ini.
"Grey. Sebenarnya aku ini siapa?- em ma-maksudku. Aku ini apa bagimu?"
......
......
"kita teman"
Tubuhku terdiam kaku.
"Okay. Aku mengerti. Karir memang yang utama. Jika aku jadi kau aku juga akan memilih karir"
"Tidak bukan begitu Haz. Tatap aku. Lihat"
Kepalaku terhimpit oleh kedua tangannya. Ia mengangkat kepalaku.
"Aku Grey, sampai namaku telah besar nanti aku tetap Grey. Dan jangan pernah anggap aku bahwa aku akan melupakanmu."
Mustahil. Apa ia akan mementingkan janji ini ditengah-tengah panggung?
"Tapi jika kau ingin melupakanku. Lupakan saja. Lagipula aku yang menyuruhmu. Bukan begitu?"
"Kau bercanda. Itu keputusan tak lazim bagiku Grey"aku tergelak.
Wajahnya memurung. "Aku hanya takut kau tak bisa menerima ini. Aku diOkhlahoma dan kau diGosford. Dan... seharusnya aku mengerti seseorang yang baru saja ditinggal pergi oleh sahabat kesayangannya. Harusnya - harusnya aku tak menambah kesakitannya"Jelasnya.
Menurutku ia yang tak bisa menerima ini.
"Grey..."tanganku mengusap lembut wajahnya. "ini sudah ketetapannya dan ini memang harus terjadi. Mungkin ada sesuatu yang menarik yang 'Ia' ingin perlihatkan pada kita Grey"
"Aku tak mengerti kenapa kau selalu berkata positif"
"Jika tidak kau tak akan menyukaiku"
Grey tertawa. "Pintar"
Aku tersenyum simpul menatapnya. "Aku akan mendukungmu Teman."satu pukulan mendarat dibahunya.
Grey membalas senyumku. "Kuhargai niatmu itu sobat"ia mengikuti pukulanku dibagian yang sama.
"Pesawat akan take off beberapa jam lagi Grey. Kita butuh waktu lama menuju bandara"ucap seseorang yang bersama Grey-ia supirnya.
"Maaf aku tak punya banyak waktu Haz, selamat tinggal. Jaga dirimu baik-baik kawan"
Aku hanya mengagguk. "Kau juga"
Tiba-tiba ia mendekatkan wajahnya membuat sentuhan lembut dihidungku. "Aku mencintaimu Haz"satu kecupan mendarat dipipiku.
Mataku membulat lebar. Tak percaya ia masih melakukan hal itu.
"Bye"kakinya mulai melangkah menghampiri mobil hitam disebrang sana. Sesekali kepalanya menoleh padaku aku hanya membalas dengan lambaian kecil.
"Selamat tinggal Enchen..."Bibirku tersenyum tulus melihat mobilnya yang telah bergerak jauh dari jarakku.
####
Vote dong atau ksih saran
Makacih<3:'D
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Dog ⏩ CalumHood//BradleySimpson
FanfictionDia pergi dan dia juga pergi. Akankah orang-orang disekitarku juga akan pergi?