Pengungkapannya saat itu membuatku lemah. Mengapa aku tak ingat waktu yang ia punya hanya tinggal sedikit lagi.
Dokter bilang keadaan ayahku sudah membaik, bila kondisi beberapa jam kedepan masih sama ayahku di perbolehkan pulang. Tentang Bradley ia nekat tidur di rumah sakit hanya untuk menemaniku. Untunglah alas tidurku lumayan lebar jadi kami tak terlalu terganggu terhadap satu sama lain.
"Kenapa kita tidak ke kamar mayat dulu?"kalimatnya membuatku ingin jatuh ke palung bersama ikan-ikan buas.
"Untuk apa sih?"
"Bersenang-senang. Apa lagi?"
Astaga, lain kali aku ajak Michael atau Weissy.
Sejak kapan kamar mayat jadi tempat hiburan anak-anak seumuranku?
"Bradley yang benar saja itu kamar mayat kita ini manusia."sahutku.
"Memangnya kenapa? Kita juga akan seperti mereka kan? Dan mereka juga manusia."
Cih, obrolan macam apa ini?
"Iya, tapi kita tidak akan masuk kedalam kamar mayat,"aku menoleh padanya. "Selagi kita masih hidup. Kau akan mimpi buruk."
"Benarkah Hazzelnut? Bilang saja kau takut."Olok Bradley seraya menyeruput jus apelnya.
Aku mengedikkan satu alisku. "Kau sendiri kenapa tidak melakukannya sendiri atau jangan-jangan kau takut?"aku tak mau kalah.
Ia mendegus. "Tidak."
"Jujur saja."
"Kalau begitu kau juga harus melakukannya."wajahnya mendekat di depan wajahku.
Krek...
Pintu kamar rumah sakit berdecit. Mendadak sosok pria dengan kacamata khasnya keluar dari sana.
"Bagaimana dokter?"
"Karena kondisinya sudah membaik. Saya memperbolehkan ayahmu pulang. Ingat, Obat harus di minum tepat waktu, jika tidak penyakitnya akan kambuh lagi, mengerti?"
"Ehm."jawabku sambil mengangguk.
"Ya, kalau begitu saya permisi."
"Ya dok. Terimakasih."
Dokter itu melangkah menjauhi kami. Begitupun aku, kaki-kakiku mulai melangkah menuju kamar di depan sana.
"Hei bagaimana dengan permainannya?"Bradley bertanya.
"Kita lupakan saja."
--
"Hazzel!"suara ayah membuatku melepas satu earphoneku. "Hazzeel!"
"Iya ayah."aku beranjak dari kasurku membiarkan laptopku menampilan obrolanku bersama Weissy kemudian aku melangkah keluar dari kamar ini menuruni tangga hingga akhirnya aku melihat ayahku sibuk membenahi buku-buku.
"Yaampun ayah, ayah baru saja sembuh bukan berarti boleh melakukan ini."tubuhku membungkuk berusaha untuk mencari lebih tahu kenapa ayahku melakukan ini.
Ia tak menjawab malah menyingkirkan ucapanku. "Nak, apa kau lihat buku ayah yang baru saja ayah beli 2 minggu yang lalu?"
Jadi aku kesini hanya untuk pertanyaan itu?
Aku tertegun mencerna kalimatnya. "Ugh, kurasa buku itu ada di..."
"Dimana ya? Kemarin aku sempat baca tapi aku letakkan lagi di sana."
"Hazzel... Kau ini bagaimana? selalu saja ceroboh,"ungkapnya masih sibuk mengotak-atik rak buku.
"Iya ayah aku minta maaf aku letakan lagi di situ."ralatku.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Dog ⏩ CalumHood//BradleySimpson
FanfictionDia pergi dan dia juga pergi. Akankah orang-orang disekitarku juga akan pergi?