Chapter 10

146 20 13
                                    

Gigiku tak bosan-bosan menggigit kutikula jari-jariku, kadang menggigit bagian bawah bibirku. Aku masih diambang kebingungan. Nama Maddy berputar-putar diotakku.Haruskah aku kesana? Kemudian menyakiti temanku sendiri? Tentu saja aku tak mau itu terjadi.

Kedua panca indraku melirik jam bundar disisi dinding. Pukul 6.45 dan aku masih belum punya keputusan. Aku menghela nafas kembali menatap langit-langit kamarku berusaha berpikir lebih baik. Jika aku datang kesana mungkin aku akan mengeluarkan keringat dingin, Jika aku disini aku akan bebas dari siksaannya. Jadi kesana atau tidak?

Aku meraih benda mungil disamping ranjangku yang tergeletak dimeja. Haruskah aku menelfonnya memberi tahu bahwa aku tidak bisa datang. Tidak, tidak kakaknya yang membutuhkanku bukan Calum. Baiklah aku akan kesana. Tunggu aku tak kenal Kakaknya.

Tubuhku bangkit dari ranjang menuju balkon mini diluar sana. Kemudian mendapati seorang pria bersama gitarnya.

"Tidak latihan?"tanyaku sedikit berteriak.

Ia tetap memetik senar gitarnya.

"Hei!"

Kali ini aku dapat menyetarakan gendang telinganya.

"Oh Hai Haz,"

"Ada apa?"lanjutnya seraya membuai gitarnya.

Kusangga daguku dengan tangan kiriku. "Aku mau tanya."

"Tanya saja."

"Menurutmu jika kau diajak seseorang yang kau suka dan sahabatmu juga menyukai orang yang mengajakmu. Kau akan...datang atau tidak?"

"Uhmm... memangnya siapa yang mengajakmu?"

"Tidak ada aku cuma tanya."

"Ayolah Haz, Itu teknik kuno. Sekarang dunia sudah mulai canggih. Dan anak seumuran kita juga sudah canggih."Ocehnya.

"Baiklah-baiklah, Pria mesum itu yang mengajakku."

Ia berhenti memainkan gitarnya, kepalanya tertuju padaku. "Kau serius? Yakin atas keputusanmu?"

"Ya aku menyukainya Brad,"jawabnya pelan. "Seperti pertama kali aku menjumpainya."

Ia menghela nafasnya. "Coba kau pikir-pikir dulu."

"Sepertinya kemarin kau sangat mendukungku. Tapi sekarang kenapa kau seperti tidak suka?"

Brad hanya mampu menatapku.

"Jadi bagaimana menurutmu?"aku bertanya lagi.

"Apa lagi? Kau dapat menentukannya sendiri."Katanya ketus.

Emosiku meningkat. Ucapannya seperti bukan Bradley. Ada apa?
Aku tak membalas ucapannya itu dan lebih memilih masuk kedalam kamarku.

Suhu didalam kamar kembali menghangatkanku. Kakiku melangkah dan diam saat tepat berada didepan lemari putih, mencari pakaian yang akan kukenakan. Ini adalah keputusanku. Dapat kulihat kemeja hijau putih tertata dibagian lemariku. Aku belum sempat mengembalikannya dan aku juga tak mau mengembalikan benda itu sekarang.

Kaus hitam yang terbalut kemeja bewarna kelabu akan jadi pakaianku, ditemani Skinny jeans hitam. Rambutku kuikat agar pria malam takut padaku, tapi sepertinya itu tak mempam. Poni panjang ku biarkan menggelayuti sisi pelipisku.

Aku berdiri berjalan menuju meja rias. Sempurna, namun mentalku belum.

"Ini bukan kencan Haz, kau hanya bernyanyi disana dan menerima sepicik uang, jika itu memang benar-benar terjadi."aku tergelak sendiri, setelah itu gelakanku terhenti akibat sesuatu yang mengganjal otakku.

My Naughty Dog ⏩ CalumHood//BradleySimpsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang