Silent Reader:')) jangan baca aja Vote dong. :")
***
Beberapa hari yang lalu aku jarang menemui Bradley. Bahkan bila kebetulan bertemu kami tidak saling menyapa. Kami seperti musuh. Aku tahu aku yang salah, namun aku benci perkataannya. Mengatakan bahwa Calum adalah pria jahat. Aku tahu di saat pertama kali aku menjumpai Calum aku juga mengucapkan hal yang sama. Tapi aku tahu pria anjing nakal itu baik. Ya, pria anjing nakal yang baik. Kalian pasti sedang berpikir keras. Kenapa aku menyebutnya begitu? Karena ia dan Kuma seperti ayah dan anak -aku tahu ini tidak ada unsur kenakalan-tapi kurasa ia kadang bersikap aneh terhadapku. Kalian tak perlu tanya lagi siapa ibunya.
"Aku curiga pada sikap Bradley, kenapa ia jadi begitu dingin?"tanya Weissy yang baru saja mendapati Bradley melewati kami. "Apa ia sedang berusaha menjadi Bad Boy?"ia melahap roti tunanya.
Kami sedang berkumpul di kantin. Hanya berdua.
Maddy...
Kurasa ia sedang duduk di sana bersama Lauren. Jelas sekali.
Aku tertawa kecil. Kembali terfokus pada ucapan Edelweiss. "Bukan, itu karenaku."
"Karenamu? Maksudmu kau menyuruhnya untuk menjadi Bad Boy?"
Tawaku memecah lagi. "Bukan-bukan."
Weissy menilikku bingung.
"Ia bilang kalau aku meremehkannya karena itu dia marah."
"Bagaimana bisa?"ulangnya lagi berkeras.
"Begini..."
Kemudian aku menjelaskan panjang lebar hingga mulutku berbusa mirip guru aritmatika yang sedang mengoceh tentang angka-angka abstrak.
"Itu artinya ia cemburu padamu!"Seruan Edelweiss mengakibatkan semua penjuru kantin menoleh pada kami.
"Shhh!"aku menempatkan jariku tepat di depan bibir Edelweiss dengan menggambarkan ekspresi cemas. "Jangan kencang-kencang."
"Memangnya kenapa? Bradley juga tidak ada di sini."
"Kau lupa? Aku ini panitia dan mungkin saja akan tersebar dengan cepat."Kalimat ini hanya alasan agar Edelweiss tidak terlalu berisik, aku sudah bilang pada kalian kalau aku ini panitia yang biasa-biasa saja.
"Santai saja bung."pria berambut coklat meletakan spageti di wilayah meja yang kami tempati.
"Kami tidak akan menyebarnya."lanjut teman pirangnya, nadanya terdengar biasa saja."Hei, sejak kapan kalian?"bingungku. "Kalian mendengar semuanya?"
"Tidak. Hanya kalimat terakhirmu."ucap pria berambut coklat yang ternyata James.
Aku dan Edelweiss menghela napas.
"Ooh bagus."ucapku seraya menepuk pundak James.
"Memangnya kalian sedang membicarakan apa?"James bertanya. Si Pirang memang agak sulit untuk di ajak bicara seperti ini. Tapi ia tak seburuk yang kalian pikirkan.
"Ng..."aku melirik Edelweiss berupaya meminta bantuan.
Edelweiss mengangguk.
"Tentang Bradley."jawabku.
"Oh tentang itu. Kami sudah tahu semuanya."ucap James. "Connor memberitahu pada kami."lanjutnya.
"Entah, kenapa ia hanya ingin menceritakan hal itu pada Connor."Aku tahu perasaan James, ia merasa kecewa.
Keadaan hening seketika.
"Mungkin... Karena ia berpikir kalau bicara pada Connor lebih nyaman daripada kalian."usul Edelweiss.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Naughty Dog ⏩ CalumHood//BradleySimpson
FanfictionDia pergi dan dia juga pergi. Akankah orang-orang disekitarku juga akan pergi?