Chapter 19

90 6 0
                                    

Tiupan angin menyentuh kulitku. Di bawah pohon hijau terduduk manis. Termangu memandang bingkai foto yang terpaut di tangan kananku. Berkali-kali kedua mataku berkaca-kaca, tapi tak lama itu hilang dan kemudian muncul lagi. Layaknya kabut menutupi permukaan mataku. Aku gemetar-mencegah air mata yang akan jatuh lebih deras lagi. Ku kerjapkan mataku berkali-kali. Bingkai itu ku dekap hangat. Alirannya semakin deras, seketika itu juga sepasang sepatu tiba di hadapanku. Otomatis aku diam dan tentunya kaget. Aku amati dirinya dari bawah hingga ke atas.

"Hai, Haz."Ia duduk bersila di depanku.

"Hai."jawabku dengan suara parau.

"Kelihatannya kau tidak baik-baik saja. Ada apa denganmu?"Ia bertanya padaku seolah sulit untuk di percaya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu? Harusnya kau tak peduli padaku."ungkapku.

"Apa yang kau bicarakan, Haz? Aku tak mungkin membiarkanmu menangis di saat aku telah mengetahuinya."Balasnya.

Aku terdiam tak bisa menjawab apa-apa. Tapi mungkin aku bisa tanya yang lain, "Kenapa kau disini?"

"Ayahmu bilang kau ada di taman ini. Jadi aku kesini."Katanya tanpa memberi senyum apapun.

Dia mencariku?

"Kau mencariku?"

"Ya, tentu saja."nadanya terdengar tidak yakin membuatku sulit mengerti.

"Oh."sahutku singkat.

Perlahan tangannya meraih bingkai foto di peganganku. "Nyonya Edderson."

Aku hanya meliriknya sekilas.

Tunggu.

Aku teringat sesuatu.

...
...
...

"Apa lagi?! Kemarin Greyson dan kemudian Weissy. Kenapa? Kenapa harus mereka yang pergi? Kenapa harus orang terdekat? KENAPA?!"Teriakku bersamaan dengan tangisan yang terjun deras di pipiku.

"Hazzel, Shh. Aku disini. Tenanglah."Ia memegang kedua pergelangan lenganku. "Shh... Semuanya akan baik-baik saja."

"Tidak! Tidak dengan kehilangan seorang ibu!"

"Haz!"pekikannya mampu membuatku tercengang. "Lihat orang-orang di luar sana mereka tak punya ibu atau ayah, Haz. Kau masih beruntung di banding mereka."jelasnya.

"Tapi Brad, Weissy, Greyson mereka-mereka pergi. Mereka tidak ada di dekatku lagi, Brad."

"Hazzel, Mereka tidak pergi. Mereka hanya jauh. Kau masih bisa bertemunya. Percaya padaku."

"Tapi aku tak bisa melakukan seperti apa yang dulu aku lakukan."Uraiku.

"Haz, itu tidak penting. Jika kau hidup seperti apa yang dulu kau lakukan hidupmu tidak akan bergerak. Kau masih bisa melihat mereka. Kau masih bisa melakukan seperti apa yang dulu kau lakukan bersama mereka suatu saat nanti."

Aku tertegun seraya terisak. "Tapi-"

"Shh,"ia menempatkan jari telunjuknya di bibirku. Lalu ia menatapku lurus. "Ini akan baik-baik saja."Tangannya menghapus air mataku, tak lama ia memelukku. "Semuanya akan kembali seperti dulu."

...
...
...

"Jadi kau menangis karena ini?"ia menunjukan bingkai foto itu kemudian mengembalikannya lagi kepadaku.

"Mhm."Sahutku sambil mengangguk.

"Kenapa?"

"Apa?"aku malah balik bertanya.

My Naughty Dog ⏩ CalumHood//BradleySimpsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang