Chapter 21

141 7 10
                                    

Di sudut kota, di pinggiran wilayah Gosford. Semilir angin menerpa tubuhku, menembus kulitku. Rasa dingin membuatku ingin terus memeluk jaket tebal ini. Dan menyeruput hangat Cappuccino yang telah di sediakan.

Tidak tahu datang darimana tujuan untuk duduk-duduk di kafe sendirian-di saat malam. Tiba-tiba saja itu terjadi di otakku. Mungkin aku bisa menenangkan diriku disini. Membersihkan otakku.

Aku kembali memandang buku yang baru saja ku pinjam dari perpustakaan sekolah. Tidak banyak, mungkin 3. Tapi tak semuanyaku baca. Ku raih salah satu buku yang menurutku menarik, laluku baca halaman demi halaman. Hingga akhirnya aku terfokus oleh sosok pria berkacamata hitam yang sedang sibuk mencari kursi. Bukan kacamata min melainkan kacamata gaya. Aku seperti pernah melihatnya.

Kutilik dirinya. Ia sendirian. Tak ada yang mengawasinya.

Buku yang kupegang terjatuh pelan ke wajahku.

Ia melihatku.

Melihatku...

Lalu tersenyum.

"Hazzel!"ia berlari kecil kearahku.

Jantungku berdegup sangat kencang.

Tidak.

Itu bukan dia.

Tidak mungkin.

Aku berdiri menyambut kehadirannya. Pria yang biasaku sebut Enchen melepas kacamatanya dan aku menatapnya lekat-lekat. Tidak percaya dengan kejadian ini.

"Grey."aku tersenyum, kemudian ia memelukku. Akupun membalas pelukannya. Pelukan yang sangat kurindukan.

"Aku tahu, aku pasti akan menemukanmu."bisiknya, namun terdengar riang.

Tak mau menghabiskan waktu, ia melepas pelukannya. Lalu duduk di hadapanku, begitupun aku. Memulai untuk membicarakan sesuatu.

"Jadi sejak tadi kau mencariku?"tanyaku.

"Ya. Untuk apa aku kegosford tanpa menemuimu, HazzelNut."balasnya.

Mulutku tidak bisa berhenti tersenyum. "Aku benar-benar tidak percaya kau ada disini. Aku serius."seruku.

Ia terkekeh. "Lupakan itu Haz. Sekarang aku di sini."Grey memberikanku senyumannya.

Aku tersipu malu. "Kau ada tur di daerah gosford?"

"Ng... hanya manggung kecil di salah satu Kafe dan sebagian alasannya aku ingin bertemu denganmu."jelasnya.

Tampangku datar, mulutku menganga kecil. "Serius? Di Kafe mana?"

"Entah, manajerku yang lebih tahu."

"Bagaimana? kau ada rencana untuk membuat album lagi?"tanyaku sebatas basa-basi.

"Ya mungkin tahun depan. Akhir tahun ini aku ingin istirahat. Pekerjaan ini melelahkan."

"Pekerjaan ini mimpimu bukan?"

Ia tersenyum simpul. "Ya. Aku tak berpikir hingga kesini. Tapi ini tidak terlalu buruk juga."

"Ya, aku bisa merasakannya."aku tertunduk lalu melihat kesekitar.

"Kau mau mendengar single baruku? Belum ada yang tahu. Hanya kau."Ucapnya misterius.

"Ya tentu. Aku tidak akan memaafkan diriku jika menolak tawaranmu."candaku sambil tertawa kecil.

"Ini baru reff."

"Ya, ayo bernyanyilah."pintaku.

"Okay, 1 2 3...
Girl what I give
You can't put a price tag on it
You're worth more than gold
And I'll do anything to have it
Spend all my time on you
I ain't got no dime to pay
But if I gave one thing away
Take my heart today
Ooooooooh, oooooooh
Take my heart today
Ooooooooh, yeah~"

My Naughty Dog ⏩ CalumHood//BradleySimpsonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang