14. A story behind (2)

379 76 7
                                    

Double up!

.

.

______________________________________

______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seoul, Korea Selatan. April 2007.

Tok... Tok... Tok...

Sebuah pintu baru saja terbuka. Kepala seorang remaja pria menyembul dari balik daun pintu berbahan kayu itu.

"Sayaaang?" Panggilnya dengan suara yang berbisik.

Jaehyun menahan senyumnya, sambil mengendap masuk ke kamar Lisa. Masih pagi buta padahal. Tapi pria remaja itu memang sudah tak sabar ingin memberikan kejutan pada kekasihnya.

Mengedarkan pandangan, Jaehyun agak kesal karena tak mendapati Lisa di dalam kamarnya. Dahinya berkerut, Jaehyun kemudian duduk di sisi ranjang dengan perasaan bingung. Hingga tak lama pintu kamar itu kembali terbuka. Menampilkan wajah cantik yang sejak tadi dicarinya.

"Jae, sedang apa?"

Pandangan Jaehyun belum berubah. Masih terkesan kesal seperti sebelum gadisnya datang. "Aku yang harusnya bertanya. Darimana kau pagi-pagi buta begini?"

"Umm, itu... Sebenarnya aku mimpi buruk. Karena sulit untuk tidur kembali, aku memutuskan untuk berkeliling sebentar." Jelasnya, yang kemudian ikut duduk di sisi ranjang.

"Menemui pria lain ya?" Selidik Jaehyun curiga.

Lisa menggeleng. "Mana mungkin! Aku kan baru sebulan disini. Lagi pula, aku juga tidak memiliki kenalan, selain hanya anggota keluargamu saja."

"Atau jangan-jangan kau baru saja selesai menghubungi Dann?"

"Dann?" Lisa menghela napas lagi, sambil memijit pelipisnya yang mendadak pusing. "Aku bahkan tidak punya ponsel, Jae."

"Kau bisa melakukannya bahkan tanpa ponsel. Ada warnet, juga wartel yang buka 24 jam penuh."

"Demi Tuhan, aku tidak menghubungi siapapun!" Tegas Lisa lagi.

"Jangan bohong, Lisa!"

Lisa kehabisan kata-kata, saat Jaehyun masih terus mencurigai ucapannya. Matanya pun mulai berembun. Entahlah, gadis itu memang memiliki perasaan yang terlalu lembut, hingga mudah menangisi hal-hal menyebalkan seperti ini.

"Aku sudah jujur, dan jika kau masih mencurigaiku seperti ini —lalu aku harus bagaimana lagi, Jaehyun?"

Jaehyun mengangkat alisnya singkat. "Ya, harusnya kau lebih berusaha membuatku percaya!"

Lisa benar-benar tak bisa membendung air matanya lagi. Ia pun memejamkan matanya, sambil merengek putus asa.

"Jae.... Kau—"

"X" ; Can you love me again? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang