06. Changed a lot, huh?

602 131 6
                                    


12Des2022;monday

.

.

_________________________________________

Langkah kaki jenjang itu kian mendekat, hingga Jaehyun refleks menahan napas —tepat ketika perut Lisa berada sejajar di depan matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Langkah kaki jenjang itu kian mendekat, hingga Jaehyun refleks menahan napas —tepat ketika perut Lisa berada sejajar di depan matanya.

Lisa tersenyum, mungkin senang menyadari kegugupan pria di hadapannya. Ia lantas meletakkan tangannya tepat di kedua bahu Jaehyun, lalu perlahan mengajak tubuh semampai itu bangun dari tempat duduknya.

Anehnya Jaehyun juga menurut, bangun dari posisinya dan membiarkan Lisa kini melingkarkan tangan di lehernya.

Senyumnya terlalu cantik. Ia merasa seperti sedang dihipnotis, hingga setelahnya Jaehyun merasakan deru napas Lisa menyapu permukaan daun telinganya.



"Jangan mimpi!"

Bruk...

Tubuh semampai pria itu kembali terduduk di atas sofa, setelah Lisa tiba-tiba mendorongnya kuat dengan kedua tangan rampingnya.

"Aku sedang berusaha memberikan penawaran tutup mulut, bukan jual diri!"

Lisa kini sudah berbalik kembali menuju meja kerjanya. "Jika kau menolak, maka aku akan menganggapnya lunas!"

"Aku tidak berkata demikian, aku hanya tidak membutuhkan uang!" Bantah Jaehyun setelah kembali fokus dari rasa gugupnya.

Lisa yang sudah terduduk hanya bisa mengerling heran.

"Lalu kau ingin aku melayanimu seperti gadis-gadis bodoh yang pernah tidur di kamarmu?" Lisa terkekeh sepintas. "Kau ini gila atau apa? Benar-benar tak punya malu!"

Menarik napas sesaat, Jaehyun berusaha menenangkan emosinya.

"Lisa—"

"Kita bukan teman lama, jadi ku kira kau boleh meninggalkan ruangan ini jika benar tidak ada sepeserpun uang tutup mulut yang kau inginkan!"

Sejujurnya Jaehyun bingung, soal kata tutup mulut yang sejak tadi Lisa sebutkan.

Memangnya siapa yang akan membocorkan pertengkaran itu pada orang lain?

Tidak. Bahkan kepada siapa pun Jaehyun juga tidak paham.

"Sebenarnya siapa yang kau takutkan mengetahui pertengkaranmu kemarin?"

Mata yang tadinya sudah sibuk menatap layar monitor, kini terfokus kembali pada Jaehyun.

"Bukan urusanmu!"

Singkat, tapi semakin membuat Jaehyun dilingkupi rasa penasaran.

"Kau punya selingkuhan? Atau yang kemarin malam itu adalah selingkuhanmu?" Terkanya lagi. Mengingat kemarin kedua orang di koridor apartemen itu ribut dengan berulang kali menyebutkan kata married.

"X" ; Can you love me again? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang