"Bukankah lebih baik kita kembali?"-J
"Untuk apa? Kau ingin cari penyakit lagi?"-L
[Jaehyun yang kembali pergi menemui seseorang di masalalunya, ingin meminta maaf tentang semua hal yang pernah ia perbuat dan berharap akan kesempatan kedua. Namun na...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sinar matahari nyaris tertelan waktu. Jaehyun tengah sibuk memakai utuh seluruh bajunya, meski celana jeans nya masih basah. Sementara Lisa, gadis itu tengah mencuci kembali wajahnya.
Sejenak Jaehyun menoleh ke arah Lisa. Melihatnya saja sudah cukup membuat hatinya bahagia.
Tak disangka juga, jika ia akan mengulang hal seindah itu kembali dengan Lisa.
Namun sesaat, senyumnya kembali menghilang.
"Lisa, mau kemana?"
Gadis itu tak menjawab. Hanya berjalan lurus menuju arah barat.
Jaehyun pun lekas berlari menyusulnya. "Lisa?" Panggilnya lagi, yang berpikir jika gadis itu tadi tak mendengar panggilannya.
"Matahari nyaris tenggelam, apa kau pikir dengan terus menunggu di sini bisa menyelamatkanmu dari intaian orang-orang suku?" Katanya, tanpa menatap Jaehyun sama sekali.
Bahkan sikapnya kembali dingin.
"Tapi bagaimana jika nanti kita malah tersesat lebih jauh lagi?"
"Setidaknya berusaha lebih dulu, sebelum memikirkan tentang resiko ke depan. Memangnya dengan berdiam diri bisa menjamin kau akan terhindar dari resiko?"
Menyadari jika Lisa sejak tadi bicara tanpa menatapnya, Jaehyun pun agak merasakan sedikit kekecewaan.
Sudah seperti dugaannya, jika kegiatan itu selesai, Lisa pasti akan kembali acuh seperti sebelumnya.
Sejenak Jaehyun kembali menarik pergelangan tangan gadis itu. "Lisa?"
Tak ada sahutan, Lisa hanya menoleh dingin kearahnya. Sambil kemudian melepaskan tangannya dari genggaman tangan Jaehyun.
"Bisakah kau memberiku satu kesempatan?"
Tiba-tiba saja. Entah darimana asal muasal rasa percaya dirinya, Jaehyun nekat mengeluarkan isi hatinya lagi.
"Aku hanya ingin minta maaf."
"Untuk apa?"
"Untuk rasa sakit yang---"
"Lupakan saja!"
Lisa mengambil langkah sedikit cepat. "Aku akan menikah, aku juga tidak ingin mengingat secuil bagian pun tentang cerita tak masuk akal itu. Jadi, bersikaplah sewajarnya!"
"Lisa?"
"Tidak ada gunanya kau kembali menjelaskan tentang sesuatu yang sudah terkubur lama. Meskipun itu hanya kerangkanya, aku tetap tidak ingin mendengarnya. Sebaiknya, kau tidak keras kepala! Jangan merusak bagianku lagi, jika kau benar-benar menyesali sesuatu yang sudah kau hancurkan sendiri!"
