X.Lagi

24 1 0
                                    

📌📌📌

Meja makan begitu Hangat kala Nara membuka Pintu kamarnya.
Dapat ia lihat bagaimana kehangatan keluarganya tanpa melibatkan dirinya.
Memang mungkin pada kenyataannya kehadirannya selalu merusak suasana.

Dengan langkah takutnya,ia datang mendekat menuju meja makan.
Beberapa langkah lagi ia akan sampai di kursi makannya,Namun Kakaknya sudah lebih dulu menoleh dan menatapnya Sinis.
Ia menyimpan Sendok serta Garpu yang sedang dipegangnya.

"Bagas udah Ya Mah-Pah. Udah gak selera" ujarnya,sambil menatap Nara dari samping.

Nara cukup tertegun mendengar penuturan Kakaknya,Hatinya jujur terluka mendengar bagaimana penolakan yang lagi dan lagi tertuju untuknya.

Mamahnya memegang tangan Bagas,sambil menggeleng "Lanjutin Bang Sarapannya,kamu kan mau ada pertemuan besar. Jangan sampai kamu nanti sakit gara gara sarapannya gak Habis" ucapnya

Bagas menatap Mamahnya,lantas tersenyum "Gak Nafsu lagi mah,kalau ada dia disini" ujarnya menatap Nara.

Mamah dan papah nya menoleh kebelakang ke arah Nara.
Mereka baru menyadari kalau Anak bungsunya berdiri di belakang mereka,

"Lanjutin aja. Dia gak akan sarapan di sini" ujar Papahnya melanjutkan makannya.

Nara menunduk,Hatinya Sakit sekali mendengarnya.
Tangannya meremas Rok sekolahnya,kemudian dengan keberanian yang ia punya ia mendekat ke arah Kakak dan kedua orang tuanya.

"Mah-Pah. Ara pamit ya" ucapnya,meski Orang tuanya mengabaikannya,mereka tak menjawab bahkan sekedar menoleh saja tidak.

Nara mengangguk,memaklumi sikap orang tuanya.
Ia beralih menatap Kakaknya "Bang. Untuk yang semalam Ara minta Maaf. Ara Jujur gak sengaja,ara kepeleset"

Bagas Acuh,ia tak perduli dan tak mau perduli dengan ucapan adik kecilnya.
Hati Nara cukup terusik karena lagi-lagi ucapannya di abaikan.

"Maaf ya Bang. Ara Pamit" ucapnya kemudian melangkah,menjauh dari kehangatan keluarga yang tak pernah melibatkannya.

Entahlah,tapi begitu Nara hilang dari pandangannya,Bagas terdiam dengan Aktivitas sarapannya.
Hatinya terusik kala mendengar Ucapan Nara,bahkan Sorot Mata penuh luka dari Adiknya itu.
Padahal sebelumnya ia tak pernah seperti ini, tapi jujur ada Rasa Iba kepada Adiknya yang kerap kali mendapatkan perundungan dari keluarga.

"Abang gak tahu.Alasan terkuat abang kenapa bisa bersikap seperti ini sama kamu Ra"

"Lanjutin Makannya Gas" ujar Mamahnya,membuyarkan lamunan Bagas.
Bagas mengangguk sambil tersenyum,ia melanjutkan sarapannya yang sempat tertunda.

📌📌📌

Nara baru sampai di sekolahnya,pagi ini ia memakai kardigan crop dan juga Masker.
kardigan untuk menghangatkan tubuhnya,karena hari ini tubuhnya terasa begitu dingin,entah pengaruh udara karena semalam hujan sampai tadi subuh,entah karena ia yang kurang fit.
Sedangkan Masker,untuk menutupi bekas luka yang di timbulkan oleh kerasnya Tamparan kakaknya tadi Malam.

Nara berjalan menuju kelasnya,seperti biasanya Ia akan selalu bersikap Abai karena ia tidak ingin menambah masalah kalau ia harus meladeni setiap ucapan pedas dari mereka.

Diary Defresiku || ComplecatedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang