"Permisi pak, mama ada kan di dalem?" Tanya Ellouisse pada satpam yang menjaga rumahnya. Satpam itu terdiam melihat tuannya baik baik, "mba el apa tidak dihubungi ibu? Ibu ada meeting penting. Tadi malam diantar supir ke bandara."
Kalau mamanya sedang pergi, apa artinya Eden dibawa mama nya? "Eden dibawa mama pak?" Ellouisse memastikan.
"Yang saya lihat tadi bu Natasha sendirian mba, kemarin waktu ribut sama pak Dharmawan pun bu Natasha sudah sendirian. Tidak ada dek Eden."
Menangis, Ellouisse benar benar menangis mendengar jawaban dari penjaga rumahnya tersebut. Mikhael dengan cepat membawa Ellouisse kedalam pelukannya. Bagaimana bisa Eden tidak ada dirumah dan mamanya tidak membawa Eden.
"Papa sama Mama ributin apalagi pak?" Tanya Ellouisse masih dalam tangisannya.
Penjaga rumah tersebut mencoba mengingat, "saya denger dari maid yang di dalam, katanya bapak minta Eden biar dirawat sama bapak, tapi ibu nolak. Bapak katanya tau kalau Ibu tidak suka dengan Eden, jadi tidak mungkin ibu merawat Eden. Ibu juga mengatakan bahwa Eden sudah ia buang. Itu sih kata maid di dalam ya mba.." Jelas penjaga rumah tersebut. Membuat Eden lemas dan tak kuat menumpu berat badannya.
Mikhael langsung saja mengajak Ellouisse untuk pulang terlebih dahulu, untuk Eden agar orangnya, ia dan Jeremy yang mencarinya. Ellouisse tentu saja tidak setuju, tapi ia tak punya tenaga untuk menolak.
°°°°°
"Ada apa ini?" Arga melihat menantunya sangat kacau, menantunya ini sepertinya menangis dan diselimuti kesedihan. "Eden hilang yah...." Ucap Jeremy memberikan kabar buruk itu dengan hari hati. Yemimah yang menyusul terkejut mendengar kabar buruk dari Jeremy tersebut lantas memeluk menantunya.
Yemimah sontak teringat, mengambil ponselnya dan berusaha menghubungi Natasha. Tetapi, temannya tersebut benar benar tak dapat dihubungi untuk saat ini. Panggilan diluar jangkauan kata si operator.
Selanjutnya mereka dikejutkan dengan ponsel Ellouisse yang berbunyi nyaring, terlihat nama brielle disana.
"Halo el, lo dimana?" Suara dari seberang sana.
"Iya bri.. Ada apa?" Jawab Ellouisse walau masih terisak.
"Lo gimana sih? Lo ninggalin Eden di apartemen lo sendirian? Dia belom makan dari pagi el. Gue ga bakal nyangka kalo lo kaya gini. Ini kulkas lo pun kosong, gada cemilan. Adek lo demam el. Ini gue baru sampe apartemen lo." Omel brielle membuat Ellouisse yang hampir kehilangan keseimbangan dirinya menjadi sepenuhnya sadar.
"Eden disana? Thanks bri gue kesana sekarang!" Suara tangis pecah terdengar dari sisi Ellouisse. Membuat sisi seberang, brielle kebingungan dibuatnya.
"Maksudnya gimana el?"
"Halo brielle, ini saya Mikhael. Eden akan di jemput Jeremy ya.. Tolong jaga sebentar.." Ucap Mikhael lalu mematikan teleponnya.
Jeremy yang tadi namanya disebut ternyata sudah pergi menuju apartemen milik Ellouisse sebelum si abang menyuruhnya untuk menjemput Eden.
Disanalah Mikhael memeluk istrinya, berusaha membuat istrinya tenang dan berhenti menangis. Eden telah ditemukan, walau keadaannya ia sedang demam. Setidaknya ada jawaban dari keberadaan Eden. Yemimah dengan sigap menelepon dokter mereka, yang dengan segera menuju rumah keluarga arga.
Tak lama, Jeremy tiba. Eden dalam dekapannya. Entah bagaimana tadi ia membawa mobil, namun kini Eden di dekapannya. Dan disaat yang bersamaan, Tora dokter yang biasa menangani keluarga Arga tiba. Eden di tidurkan di sofa panjang di ruang tamu saat Tora memeriksanya.
"Dehidrasi ringan, perutnya kosong." Ucap Tora setelah memeriksa Eden. Ellouisse tak dapat berkata apapun, benar ucapan brielle tadi, adiknya kelaparan.
"Ini saya hanya berikan obat penurun panasnya saja. Beri minum yang banyak ion nya." Ucap tara setelahnya pergi untuk berbicara dengan Arga.
Yemimah memanggil salah satu maidnya, meminta pada maidnya tersebut untuk membeli air kelapa untuk Eden. Suhu tubuh anak itu sangat tinggi, yemimah benar benar tak tega. Ellouisse disana hanya bisa memeluk adiknya yang sudah tertidur lelap. Berapa lama adiknya di apartemen nya sendirian?
"Aku akan membersihkan Eden terlebih dahulu, pasti ia tidak nyaman.." Ucap ellouisse yang masih sedikit terisak, berusaha mengangkat Eden dan membawanya ke kamarnya dan Mikhael. Mikhael sebagai suami hanya mengikuti ellouisse saja. Mungkin itu yang terbaik ucap batin Mikha.
"Ah aku lupa, tak ada baju ganti eden." Ucap Ellouisse selesai dalam kegiatannya menyeka Eden. Dan disanalah Jeremy muncul dengan sebuah koper bergambar unicorn berwarna lilac ditangannya. "Tadi gue liat ini el, ini punya Eden kan?" Tanya Jeremy dengan hati hati. Ellouisse benar benar tersentuh dengan kepekaan Jeremy yang mengingat koper milik Eden.
"Kael...hiks.." Eden terbangun, matanya panas sehingga air mata luruh dari pelupuk nya. "Why mama leaves me? Why kael didn't come home?" Ellouisse hanya bisa memeluk adiknya yang sedang berbaring lemah tersebut. "Maafkan Kael, Élyséen.." Hanya itu kata kata yang mampu ellouisse keluarkan. "Kael.. I'm hungry." Rengek Élyséen yang mendapat anggukan dari Ellouisse.
Ellouisse meminta Mikhael dan Jeremy yang berada disana untuk menjaga eden sebentar, dirinya akan mengambil obat dan menyiapkan bubur kesukaan Eden ketika balita tersebut sedang sakit.
Air kelapa, bubur kepiting sudah tersedia di nakas kamar Mikhael. Si pemilik kamar pun hanya bisa mengizinkan anak semanis Eden yang boleh makan di kamarnya, mungkin tambahan istrinya. Dan perlahan, Ellouisse menyuapi adiknya tersebut dengan makanan yang telah ia buat, dan meminum air kelapa tersebut.
"Kalau Eden minum air kelapa, maka ia tidak bisa meminun obatnya." Ucap Jeremy yang mendapat anggukan oleh Ellouisse. Ellouisse tidak akan memberikan obatnya dulu, ia akan membiarkan air kelapa dengan ionnya bekerja pada tubuh Eden.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Agreement ✨Mark lee alternative universe✨ [Mark X Y/n.Mark X OC]
FanfictionPrenuptial agreement sebenarnya apa pentingnya dari perjanjian pranikah ini? mungkin bagi banyak orang hal ini cukup dikatakan saja, tidak perlu mengunjungi notaris dan bertanda tangan dibawah sebuah surat perjanjian. Bagi Ellouisse ini adalah hal...