"Bawa Eden bersama mu!" Eden, gadis kecil yang sedang menangis itu menghambur ke pelukan sang kakak. Entah apa yang ibunya lakukan barusan kepadanya hingga membuat balita menggemaskan itu menangis seperti ini.
"Punya dua anak sama aja seperti ayahnya, tidak bisa menurut!" Bentak ibunya dan kembali ke kamarnya.
Ellouisse yang melihat adik kecilnya menangis itu berusaha menenangkannya. "Ke daycare ya.." Ucapnya sambil menggenggam jemari kecil tersebut.
Baru saja ia keluar dari pintu besar rumah tersebut, Jayden temannya menghalanginya. Menanyakan padanya perihal kedatangannya ke sebuah pesta yang akan diselenggarakan nanti malam. Dengan adanya Eden saat ini, ellouisse sedikit menimbang keputusannya untuk hadir dalam pesta tersebut.
Ia juga menjelaskan kepada Jayden jika ia harus menimbang keputusannya karena ada Eden. Jayden sepertinya paham, situasi di rumah besar itu sedang tidak baik baik saja. Jadi ia menyerahkan keputusan itu nanti jika Ellouisse ingin, ia pasti datang.
°°°°°°
Selepas gadis 24 tahun itu mengantar sangat adik yang berusia 3 tahun ke daycare, ia langsung saja pergi ke sebuah florist, toko bunga dimana ia bekerja disana. Mempelajari dan membuka bisnis tentang bunga. Hingga merangkai kan sebuah bunga yang cantik untuk diperjual belikan.
Mendapat pesan seperti itu dari Benjamin temannya, membuat Ellouisse sedikit merasa lega. Setidaknya, jika ia ingin melepaskan penat dan masalah malam ini, Eden berada di tempat yang aman.
Ellouisse langsung saja segera membereskan beberapa pesanan bouquet yang ia terima. 'Kalau mau party, sekarang kudu kerja rodi' pikirnya menghabiskan sisa sisa tenaganya di karangan bunga terakhirnya.
Karangan bunga itu telah terselesaikan semua. Sembari menunggu pesanan yang akan datang atau pelanggan lainnya yang mengambil pesanan, Ellouisse berbicara dengan papanya dari seberang telepon sana. Papanya yang sudah lama berpisah dengan mamanya semenjak kelahiran Eden. Papanya yang tidak pernah menunjukkan eksistensinya sejak 3 tahun yang lalu.
"Bagaimana kabarmu? Kamu baik baik saja?" Tanya sang papa pada anak sulungnya tersebut.
"Aku baik pa, papa sendiri gimana?"
"Papa juga baik.. Eden.. Bagaimana kabar anak bungsu papa?"
"Eden juga baik, pa.. Sebenarnya apa yang sedang terjadi antara papa dan mama? Apa kalian meributkan sesuatu lagi?" Pelan, Ellouisse menanyakannya dengan pelan dan hati hati.
"Maafkan papa El, apa ada yang terjadi dirumah? Mama mu marah?"
"Papa.. You know her well."
"Ada apa nak?"
"Mama menyuruhku membawa Eden, aku tidak tahu maksudnya, tapi sepertinya Eden akan tinggal dengan ku dulu." Jawab Ellouisse.
"Iya.. Papa meminta hak asuh Eden, nak. Seperti yang kamu tahu jika mama mu akan selalu mengatakan jika papa tidak pernah menginginkan Eden. Itu salah nak, papa selalu meminta hak asuh kamu maupun Eden, tapi mama mu selalu menolak dan melarang...."
"Karena menurut mama, papa tidak bisa merawat kami?" Potong El terhadap ucapan papa nya.
Terdapat keheningan disana, sepertinya yang ia ucapkan tadi benar. Menurut mama nya sang papa tidak dapat merawatnya dengan baik. Padahal selama ini, Eden maupun Ellouisse selalu mendapatkan uang dari papanya. Selalu ber telepon menanyakan kabar dari papanya, tanpa sepengetahuan mamanya.
Telepon terputus, Ellouisse menahan tangisnya karena beberapa pelanggan datang untuk mengambil pesanan mereka.
'Ah sudah sore, aku harus menjemput Eden dan bersiap.. Tapi perasaanku sangat tidak enak.' batin Ellouisse.
Bergegas ia menutup toko bunga tersebut dan beranjak menjemput Eden di daycare nya. Ke apartemennya untuk bersiap dan menitipkan Eden pada teh ugi, kakak dari Benjamin.
°°°°°
Pesta apa yang dilaksanakan dari jam 6 sore? Ini adalah sebuah pesta kesorean. Semua orang sudah mulai meminum cairan memabukkan nya di sore itu. Namun tidak dengan Ellouisse, entah mengapa ia berpikir akan ada hal buruk terjadi nanti jadi dia tidak boleh kehilangan kesadarannya saat ini.
"El, lo beloman minum dari tadi, nih gue ambilin.." Tawar Brielle, yang sedikit mabuk dan sudah menghabiskan 2 gelas winenya.
"Lo kenapa dah? Dirumah lagi ga aman?" Tanya Brielle yang tiba tiba saja sudah merangkulnya.
Ellouisse tersenyum, temannya ini sudah mabuk tapi masih saja bisa mengkhawatirkan nya. "Ya gitu deh bri.." Jawab Ellouisse.
Baru saja ia mengatakannya beberapa notifikasi panggilan tak terjawab menjadi sebuah ancaman pada layar teleponnya. Panggilan tak terjawab, serta pesan yang harus segera ia balas.
"Bang Ben! Bilangin teh ugi, gue ambil Eden sekarang. Mama nyariin.." Panik, Ellouisse panik sekali saat itu.
Ia mampir sebentar ke apartemennya sesaat ia menjemput Eden, mengganti pakaiannya dan Eden. Setelahnya dengan kecepatan penuh ia mengendarai mobilnya menuju rumah mamanya.
°°°°°°°
Rumah yang biasa sepi itu terlihat ramai, ada 1 mobil yang tak dikenali nya terparkir di depan. Aah ia pikir itu adalah mobil teman mamanya.
"Eden, kamu masuk duluan. Kakak akan menyusul nanti. Langsung masuk ke kamar. Tapi jika mama memanggil menurut. Jika terjadi sesuatu teriak." Susah, itu adalah hal sulit bagi Eden yang berusia 3 tahun untuk memahami. Eden hanya mengangguk. Memasuki rumah itu, menuruti ucapan sang kakak.
Entahlah apa yang terjadi, karena jika itu sekedar teman mamanya maka aneh saja jika Ellouisse akan diperkenalkan disana. Mungkin saja mamanya sudah mendapatkan pasangan lagi dan akan meminta restu nya. Jika itu yang akan terjadi, Ellouisse tidak akan pernah menolak.
Atas nama kebahagiaan untuk mama dan papanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Agreement ✨Mark lee alternative universe✨ [Mark X Y/n.Mark X OC]
FanficPrenuptial agreement sebenarnya apa pentingnya dari perjanjian pranikah ini? mungkin bagi banyak orang hal ini cukup dikatakan saja, tidak perlu mengunjungi notaris dan bertanda tangan dibawah sebuah surat perjanjian. Bagi Ellouisse ini adalah hal...