25

55 6 0
                                    

"Ada apa bunda? Ayah?" Mikhael yang baru saja turun dari kamarnya di kejutkan dengan adiknya yang datang dengan satu wanita disebelahnya. Wanita yang tampak pucat seperti sedang sakit? Yaa mungkin sedang sakit.

Mikhael mengambil tempat di sofa seberang ayah dan bundanya, dan sebelah sofa yang Jeremy dan pacarnya duduki. Yaa, Mikhael menganggap wanita yang datang adalah seseorang yang akan dikenalkan Jeremy sebagai 'pacarnya' kepada keluarganya.

Segelas teh hangat datang, Mikhael menyeruput teh hangat tersebut.

"Bunda.. Ayah.. Naresha ini teman Jeremy. Jeremy datang untuk meminta izin, karena Jeremy akan bertanggung jawab atas anak Jeremy yang ada di dalam Naresha."

'Uhuuuk!'

Mikhael terbatuk, teh yang ada di dalam mulutnya muncrat sedikit mengenai wajah adiknya. Tentu Mikhael akan terkejut atas apa yang adiknya itu ucapkan barusan. Mikhael tidak menyangka hal seperti itu akan terjadi pada Jeremy.

"Bunda kira, orang yang sering kamu kunjungi itu pacarmu.. Eh ternyata masih temen doang.." Sinis Yemimah setelah mendengar ucapan Jeremy. Membuat Jeremy dan Naresha menunduk sangat dalam. Yemimah pasti kecewa terhadap Jeremy.

Sementara Arga yang memilih bungkam. Si kepala keluarga tak tahu harus berkata apa lagi. Kecewa? Tentu. Tapi, yang pastinya ia akan memberi restu jika Jeremy ingin bertanggung jawab atas perbuatannya. Itu yang selalu ia ajarkan kepada anak anaknya.

"Mikha, istri kamu dimana?" Yemimah sepertinya tidak ingin membahas Jeremy dan Naresha, ia justru menanyakan kepada si sulung perihal istri dari si suling tersebut.

"Masih di atas, bunda. Tadi Élyséen sedikit rewel. Makanya Mikha tadi turunnya aga lama. " Jawab Mikhael.

'Élyséen ? Apakah itu nama anak dari Mikha?' apakah istrinya sudah melahirkan? Bahkan media tidak ada yang membahas nya' Naresha malah memikirkan hal diluar permasalahan dirinya.

Keheningan kembali terjadi di ruang keluarga tersebut. Baik Jeremy, Naresha ataupun Arga dan Mikhael tidak ada yang mengeluarkan suara. Bahkan Yemimah yang biasanya mengomel sembari menikmati drama favoritnya pun terdiam. Keluarganya sangat kecewa padanya. Jeremy kecewa pada dirinya sendiri.

Suara langkah kaki memenuhi tangga, seseorang turun lalu memeluk Yemimah, kemudian menempatkan dirinya disebelah Mikhael. "Hai, sha!" Sapanya dengan lembut seolah tak ada ketegangan sebelumnya disana.

"Sayang kamu kenal dia?" Bukan Mikhael melainkan Yemimah yang lebih dahulu bertanya, Mikhael hanya menyentuh tangan Ellouisse saat ia menyapa wanita di depannya tersebut.

Sedangkan yang lain adalah Eden, balita itu sepertinya sedang mengadu pada Yemimah karena Ellouisse tidak bisa menemani balita itu yang ingin pergi menemui papa nya di Swiss.

Mendengar pertanyaan dari Yemimah, Ellouisse mengangguk dengan mantap. Disertai senyuman lembutnya yang tak pernah hilang dari wajah tersebut.

"Naresha ini staff di florist, staff kepercayaan El, bunda."

"Apa Jeremy sering ke florist? Kenapa kamu ngga cerita ke bunda kalo mereka dekat?" Yemimah sepertinya akan meluapkan kecewa pada Ellouisse. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah Ellouisse tidak mengetahui bagaimana bisa Jeremy dan Naresha saling mengenal.

Ellouisse tersenyum kepada Yemimah. "Ellouisse sendiri gatau, bunda. Jeremy juga gapernah ke florist. Yang sering kan kak Mikha.."

Mendengar penuturan Ellouisse membuat Yemimah berpikir, siapa sebenarnya naresha ini? Bagaimana ia bisa kenal dengan putra bungsu nya?

"Kenal dimana Jer?" Arga yang membuka suara. Memberikan pertanyaan pada si bungsu.

Jeremy yang awalnya menunduk, berani sedikit menatap ayahnya. "Naresha.. Temen kuliah Jeremy dulu yah.. Cuma dia ga sampai selesai.." Arga mengangguk mendengar jawaban Jeremy, tidak dengan Yemimah.

"Kenapa? Kamu kenapa ga selesaiin kuliah sha?"

"Kendala biaya tante.."

"Orang tua kamu dimana?"

"Saya anak panti asuhan, jadi selepas SMA saya langsung keluar dari panti dan kerja buat kuliah.."

"Maaf ga bermaksud.." Ucap Yemimah yang mendapat anggukan dari Naresha.

"Bunda kecewa sama kamu Jer, kenapa kamu bisa sampai seperti ini? Aah bunda gaakan mau dengar alasan itu atau apapun pengaruh itu. Kamu harus tanggung jawab atas Naresha dan anak kamu." Final Yemimah kemudian. Ia memang kecewa, tetapi rasa kecewa itu ia kubur demi anaknya yg harus bertanggung jawab. Lumayan juga, ia akan memiliki 2 orang cucu sekaligus.

"Untuk pernikahan private aja. Biar ayah sama bunda yang urus. Di usia kehamilan Naresha yang sekarang rentan banget. Kamu liat aja dulu Ellouisse kaya gimana kan? Jaga baik baik Naresha nya. Kalau perlu tinggal disini aja, biar bunda gampang bantu jaganya. Bunda gamau cucu bunda kenapa napa."

Jeremy lantas berdiri, memeluk bundanya. Ia menangis terharu. Begitu pula Naresha yang menangis sambil menunduk. Ia tahu orang tua Jeremy kecewa, tapi keluarga ini benar benar berhati lembut.

"Sudah sudah jangan menangis lagi, bunda emang kecewa sama kalian. Tapi bunda gamau Jeremy hilang dari tanggung jawabnya." Itu adalah Yemimah, ia memeluk Naresha dengan lembut.

"Kamu nginep aja disini sha, dikamar Eden. Udah malem banget ini. Kalo Jeremy yang anter, yang ada dia yang nginep." Suara dari Arga.

"Iya.. Di kamar Eden aja.. Nanti Eden bisa sama El kok." Sahut ellouisse kemudian.

"Aku dimana sayang?"

"Di sofa" Jawab Ellouisse sembari mengedipkan sebelah matanya pada Mikhael. Membuat si sulung gemas terhadap istrinya dan memeluk Ellouisse dengan erat.

°°°°°

"Aku baru tau El istrinya Mikhael." Mendengar penuturan naresha tersebut membuat Ellouisse merasa senang. "Kan memang belum di publikasi sha. Rahasiain ya.." Ucap Ellouisse yang tersenyum hangat pada naresha.

Ellouisse melihat ke naresha, naresha juga sama sama ingin identitasnya di tutup untuk sementara. Apalagi kabar yang di terbangkan ke media adalah berita pernikahan sekaligus kehamilannya. Tentu saja akan banyak orang yang menghujat atau mendukung.

Sebenarnya hujatan itu tidaklah penting. Tapi naresha sangat sensitif belakangan ini, ia benar benar tidak ingin mendengar ocehan atau omongan buruk.

"Kamu istirahat saja dulu sha, kamu jangan ke toko sampai kamu bener bener kuat. Kalo pagi kamu pasti sering mual gitu kan.."

Naresha memandang Ellouisse dalam. Wanita di depannya itu sungguh lembut dan baik hati. Pantas saja seorang Mikhael Bennedict Arga jatuh cinta pada sosok Ellouisse ini.

Orang orang yang sempat menghujat Ellouisse di luaran sana pasti akan menyesal jika mengetahui sikap Ellouisse yang sebenarnya.

The Agreement ✨Mark lee alternative universe✨ [Mark X Y/n.Mark X OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang