00.

14K 587 6
                                    

Di pagi hari yang cerah, secerah hati dua remaja laki-laki berwajah sama ini yang sedang menyambut pagi dengan rambut yang masih kusut.

Mereka berdua memandangi langit yang sebenarnya masih lumayan gelap di balkon kamar, padahal jam di dinding sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi.

"Van, hari ini matahari masih muncul malu-malu." ucap salah satunya

"Iya, mungkin malu karena liat muka gue yang kelewat ganteng ini."

Salah satu dari mereka mendelik kesal ketika mendengar perkataan dari kembarannya, "jangan kepedean deh, bunda bilang yang paling ganteng itu ayah. Bukan lo" jelas nya

Hendak menjawab, namun tiba-tiba pintu kamar mereka berdua terbuka. Menampilkan sosok wanita dengan tangan yang menenteng dua susu coklat

"Kevin, kevan. Ayo minum susu dulu, terus juga pagi-pagi gini udah mandang langit aja. mau apa sih?" Tanya nya penasaran

Mereka berdua menoleh dan menghampiri wanita itu, Kevan langsung menerjang nya dengan sebuah pelukan.

"Pagi bunda!" sapa nya

"Pagi juga" Balas nya, lalu kemudian melirik kevin yang tengah asik meminum susu

Kevin yang menyadari lirikan bunda nya hanya bisa menyengir saja, lalu menyapa nya juga.

"Kalian mandi gih, ini hari pertama di sekolah baru kan? Masa mau kesiangan"

"Bun, masih pagi nanti aja. Lagian mandi gak mandi juga gak akan ada yang sadar" celetuk kevan

Gina memutar matanya malas, ia kemudian berdiri dan hendak keluar. Tapi, suara kevan menghentikan langkahnya

"Bun, kalo misal kevan masuk sekolahnya besok aja bisa gak? Kevan lagi males hari ini bun" keluh nya, yang membuat gina mengerutkan alis dengan bingung

"Kenapa emangnya kak?" tanya gina

Kevan menghela nafas, "kevan males dikerumuni cewek nanti, gara-gara terlalu ganteng."

Kevin mendelik, "pede banget, udah gue bilang kalo halu tuh jangan ketinggian."

"ye sirik amat lo onta!"

Jengah karena dua putranya berdebat, gina langsung menyeret mereka ke kamar mandi dan menguncinya dari luar.

"Loh?! Bun! Kok kita dikunci?!" Teriak kevin

"Udah kalian mandi aja, jangan banyak protes. Bunda kebawah dulu, nyiapin sarapan buat kalian." Ucap nya hendak pergi

Tapi, sebelum benar-benar pergi. Gina kembali berbalik dan berteriak di depan pintu. "Oh iya, jangan main air ya kevin, kevan! Nanti berceceran keluar, terus kalian jatuh."

Hening tidak ada jawaban, hanya ada suara gemercik air di dalam. Gina yakin bahwa mereka tengah mandi sekarang, yasudah lah.

Sedangkan di dalam kamar mandi, kevin dan kevan malah saling melempar botol shampo kosong.

"Itu punya lo?! Apaan anjing, shampo kok isinya air semua!" Kesal kevin dengan tangan yang sibuk menggosok-gosok rambutnya

Kevan mendengus, "ya gapapa, masih ada busa nya. Pake aja kenapa sih nyet! Protes mulu, mandi mah mandi aja! Kagak usah anjing-anjingan sama gue!"

"Ya lo mikir, apanya yang mau gue pake kalo isinya cuma air doang?!"

"Bener-bener, lo sewot banget! Udah mah minta-"

Tok..

Tok..

Pintu kamar mandi mereka diketuk secara brutal dari luar, sayup-sayup mereka mendengar suara decakan seseorang disana

"Woy! Anak-anak bujang ayah, udah belum sih mandi nya?! Ayah denger kalian ribut mulu, cepet woy! Nanti masuk anying- eh angin."

Dengan cepat kevin mengambil handuk kemudian keluar dari sana, tanpa memperdulikan kevan yang sedang mengoceh sendirian. Untung saja tadi gina langsung membuka kuncinya sebelum benar-benar pergi

"Sabar yah, mandi kan harus bersih. Gak kayak ayah yang kalo mandi sat set sat set" Ujar kevin yang kemudian berjalan santai melewati ayahnya disusul oleh kevan dari belakang

Kenzo menggelengkan kepala nya, anak siapa sih mereka itu? Gak ada sopan santun nya sama sekali

"Yaudah, cepet turun-" Belum sempat melanjutkan ucapannya, Lagi-lagi mereka berdebat

"Itu kolor gue bangsat!"

"Dih?! Jangan ngaku-ngaku lo! Nih liat ada tandanya 'k', udah pasti ini punya gue!"

"Heh! Lo lupa? Nama gue juga dari huruf 'k', udah lah! Kolor lo yang ungu itu, yang ini punya gue!"

Kenzo menarik dan menghembuskan nafasnya berulang kali, persis seperti orang lahiran.

"Kevin, kevan! Inget prinsip satu untuk semua, berbagi itu mantap! Satu kolor bisa kalian pake gantian. misalnya hari ini, kolor biru dipake sama kevin, minggu depan dipake kevan. Adil kan?"

Kevin dan kevan saling melirik, melempar tatapan jijik untuk satu sama lain. Kemudian sedikit berjaga jarak

"Ogah ah! Lagian dulu bunda beli kolor ini buat kevin kok yah, si kevan mah kebagian yang warna ungu." Jelas kevin

Kevan yang sudah malas berdebat, memilih untuk mengalah saja. Daripada ujung-ujungnya sama, lebih baik mengalahkan?

Hanya butuh duapuluh menit saja untuk mereka bersiap dengan seragam sekolah barunya, kini mereka sudah duduk rapih di meja makan.

"Menu hari ini kangkung, tempe, sama tahu. Gapapa kan? Bunda tadi tiba-tiba kepikiran, udah lama gak masak kangkung." ucap gina yang langsung diangguki oleh ketiganya

Apapun yang dimasak sang ibunda, mereka akan memakannya. Sekalipun masakan itu terlalu asin, tapi mana pernah sih gina memasak masakan yang terlalu asin?

Hanya ada suara dentingan sendok dan piring disana, tidak ada yang mengoceh ataupun ribut. Tumben sekali, biasanya setiap mereka makan pasti ada saja masalah yang mereka buat--

"Lo udah ambil tempe tiga ya vin! Giliran tahu nya noh!"

"Gue udah ambil tadi."

"Lo ambil satu, lo pikir gue gak liat?! ck, vin!! Gue belum kebagian tempe nya goblo-" Ucapannya terhenti ketika tak sengaja bertatapan dengan mata tajam di kursi sebrang

Kevan hanya menyengir saja, kemudian melanjutkan acara makannya.

Gina menghela nafas lelah, ia benar-benar lelah. Ini masih pukul enam lebih empat puluh menit padahal, tapi kenapa ia sudah selelah ini?

"Bun, kevan mau bawa motor ya" ucap nya

Gina menggeleng, "kalian diantar sama ayah selama seminggu! Enggak ada acara naik motor sendiri, apa kalian lupa pernah nabrak ayam pak sastro gara-gara ngebut?!"

"I-iya udah, ayo yah kita berangkat. kevan gak sabar liat cew- pemandangan sekolah baru" Ucap kevan dengan langkah menuju keluar

ー%

Jangan lupa beri jejak, makasih yang udah baca. See u next chapter

The Kev TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang