05.

4.4K 279 1
                                    

"Vin cukup ya! Aku udah gak mau merhatiin kamu dari jauh, sekarang aku ngeberaniin diri buat ngomong langsung kayak gini sama kamu. Kevin, kamu mau-" ucapan gadis itu terhenti, ketika orang dihadapannya mulai berbicara

"Sorry banget sorry, tapi kevin kelasnya bukan disini." ucap nya dengan jengah, ini bukan yang pertama kalinya ada gadis yang salah sasaran ketika mengungkapkan perasaan.

Hal itu sedikit membuatnya kesal dan malu menjadi satu, malu karena berpikir dirinya populer gara-gara banyak gadis mendatangi kelasnya. Padahal nyatanya, gadis-gadis itu salah mengira bahwa ia adalah Kevin

Kevan menghela nafas pelan, "Kelas dia ada persis di sebelah lo dan lagi gue kevan, apa lo gak bisa bedain? Padahal gue lebih ganteng dari si kevin."

Gadis itu mengedipkan matanya berkali-kali, mencoba mencerna apa yang dibicarakan oleh lawan bicaranya. Dengan perasaan yang campur aduk, gadis itu berbalik perlahan dan kemudian lari secepat-cepatnya, meninggalkan kevan yang terdiam.

Setelah perginya gadis itu, kevan langsung kembali masuk ke kelasnya. Ia berdecak kesal ketika mengingat betapa malang nasibnya sekarang, lagipula bisa-bisanya mereka tidak bisa membedakan mana dirinya dan mana kevin. Jelas-jelas mereka berdua juga punya perbedaan, contohnya ketampanan.

"KEVAN! KEMBARAN LO MANGGIL NIH!" teriak alula, teman sekelas kevan

kevan menghela nafas, kemudian menghampiri kevin yang sedang berdiri di depan pintu kelas. Baru saja ia membahas kembarannya itu dalam monolog, sudah dimunculkan saja.

"ngapai-" sesampainya di depan kevin, ia melirik totebag yang dibawa kevin

"Lo salah bawa bekal makan gue" ucap kevin seraya menyodorkan totebag itu pada kevan

Kevan mengerutkan alisnya, bekal? bekal yang mana ya? seingat kevan tadi.. Sial, bekal yang dimaksud kevin sudah habis dimakan oleh nya dan juga sang pujaan hati, alias crush.

Tak kunjung juga diterima, kevin menghela nafasnya dengan berat. Jangan bilang si kampret kevan ini sudah memakan habis bekal miliknya, ayolah. Jika bekal makan kevan termasuk kedalam makanan kesukaannya, mungkin saja kevin sudah memakan bekal itu sedari tadi

"OH BEKAL ITU PUNYA LO YA?! HAHAHA KOCAK BANGET PAKE TUPPERWARE BIRU PINK HAHAHAHAHAhahiks.. sorry vin, bekal lo udah masuk ke lambung gue sama mba crush" suaranya kevan pelankan di akhir kalimat, karena takut kevin akan koar-koar marah

Kevin mengeratkan rahangnya, sudah cukup ia menahan amarah selama ini. Kevan memang benar-benar harus diberi pelajaran sekarang juga, jika tidak.. Anak itu akan semakin seenaknya

"Woy goblok! satu sendok berdua sama crush lo itu?! kasian gue sama crush lo, kalo gue jadi dia sih najis banget." cetus kevin

Kevan yang tadinya menangis tersedu-sedu padahal tidak ada air mata sama sekali, langsung mendongak dan menatap kembarannya dengan tatapan yang dibuat seram

"Heh! gue juga najis harus suap-suapan sama lo, mana satu sendok lagi! Ih amit-amit"

Kevin menyunggingkan bibirnya, "idih?! Siapa yang mau suap-suapan sama lo? gue juga gak mau kali!"

Semua siswa yang kebetulan lewat disana hanya bisa menggelengkan kepala, yah pemandangan ini sudah biasa bagi mereka.

"udah deh, makan aja noh bekal itu! Aelah ribet amat sih!" kesal kevan, kenapa juga kevin selalu membesar-besar kan masalah kecil?

Kevin mendelik, "gak mau gue, bekal lo bukan termasuk kedalam makanan kesukaan gue. Jadi gue gak mau"

"Pilih-pilih lo jadi orang! Gue bilangin bunda, kalo lo gak suka sama apa yang dia masak!" ancam kevan

Namun, bukannya takut. Kevin justru menantang, lagian gina sudah tahu kok apa yang tidak ia suka ataupun suka.

Kevan menatap jengah pada kembarannya, kenapa hari ini kevin sangat menyebalkan sih? Biasanya juga ia yang membuat kevin kesal, tapi kenapa hari ini malah kevan yang kesal

"Vin, hari ini hari apa?" tanya kevan tiba-tiba

Kevin mengerutkan alisnya mendapat pertanyaan itu, namun tak urung ia menjawabnya

"Hari selasa"

Kevan mengangguk paham, pantas saja kevin hari ini sangat menyebalkan. Rupa-rupanya sekarang adalah hari dimana si rubah itu lahir ke dunia, kenapa ia memanggil kevin rubah? Karena sifat kevin selalu berubah-ubah, kadang baik, ramah, cuek, dan bermulut tajam. Ya, walaupun kevin setiap harinya selalu bermulut tajam

"Kenapa deh lo? udah lah, percuma gue disini. Bekal makan gak dapet, ngeluarin energi iya" kevin pun pergi sembari menenteng totebag nya

Kevan hanya memandangi kepergian kevin, jujur ternyata begini rasanya menjadi orang sabar. Menguras banyak tenaga

"Kevan" panggil rena, si bendahara kelas

Baru juga akan duduk, dirinya sudah dipanggil saja. Dengan langkah dan ekspresi yang malas, kevan pun menghampiri rena

"Lo belum bayar kas bulan ini, udah nunggak dua minggu, totalnya jadi--" ucap nya terhenti kala melihat kevan sudah bersembunyi saja di belakang punggung bima

"WOY BAJIGUR! LO PIKIR GUE GAK BISA LIAT BADAN LO YANG BONGSOR ITU HAH?!" Teriak Rena sembari berjalan menghampiri kevan

Kevan yang sudah was-was kembali mencoba menyembunyikan diri di balik punggung bima. Sedangkan si pemilik punggung hanya menghela nafas lelah, lelah karena bisa-bisanya ia berteman dengan makhluk seperti kevan

"Bim lindungi aku dari penagih uang kas itu! Aku sedang tidak punya uang untuk membayarnya"

Bima hanya diam saja, tidak menggeleng ataupun mengangguk. Dirinya kembali memfokuskan diri pada ponsel yang tengah ia genggam.

Melihat keterdiaman bima, membuat kevan memelas. "ayolah kau kan sahabat sejati aku~" Namun sayang seribu sayang, rena sudah dihadapannya sekarang

"E-eh rena cantik, mau apa kesini?" tanya kevan

"KEVAN MONYET! BAYAR UANG KAS DULU, BARU LO BISA BILANG GUE CANTIK, LUCU, IMUT, MENGGEMASKAN!"

Kevan menegak salivanya dengan susah payah, "astagfirullah rena, abi gak pernah ajarin kamu ngomong kasar kayak begitu. Gak baik nak, dosa" Ucap kevan, seolah-olah ia adalah ayah rena

Rena yang mendengar itu memegang perutnya seperti ingin mual, "huwekk! Najis, udah lah buruan bayar."

Kevan berdecak, kemudian merogoh sakunya "berapa sih sampe ditagih segala, lagian paling cuma sepuluh-"

"Lima puluh lima ribu."

Kevan membuka mulutnya terkejut, yang benar saja! Masa uang kas nunggak dua Minggu jadi segitu totalnya? Wah pasti ada yang salah nih dengan sistem keuangan dikelas ini

"Anjir mana ada woy, ngarang Lo! Wah jangan-jangan Lo mau malakin gue ya? Jangan atuh ren, Lo tau sendiri gue aja sering minta tambahan uang jajan sama si kevin." Keluh nya

"Dih? Siapa yang ngarang? Ini tuh bener, malah termasuk Lo yang total nya sedikit, rata-rata yang lain di atas enam puluhan!"

Sumpah, ini bayar uang kas apa ditagih pinjaman uang sih?

Dengan perasaan yang sangat berat, kevan menyerahkan sebagian uang jajan nya. "Nih, dua puluh dulu ya. Besok gue bayar sisanya." Ucap kevan

"Bener ya?"

"Kalo inget" Kevan pun langsung berlari keluar, sebelum rena kembali memaki dirinya

"KAMPRET LO KEVAN!"

ー%

Jangan lupa beri jejak, makasih yang udah baca. See u next chapter

maaf kalo ada typo, langsung publish soalnya

The Kev TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang