"Lo jangan tutup mata dulu, gue males harus nuntun lo sampe tenda."
Seperti tak asing dengan suara yang didengarnya, kevan langsung membuka matanya dengan sempurna. Ia pun melepaskan tangan orang itu dari mulut suci nya, kevan menatapnya dari atas sampai bawah
"Arin? Eh.. Shela? Oh, Tania? bukan bukan! emm... Ah! Anna?!" Seru kevan dengan girang
Anna adalah salah satu dari sekian mantan gebetan kevan satu minggu yang lalu. Ia memutar matanya dengan malas, kevan bahkan sampai tak mengenalnya saking terlalu banyak perempuan yang dia dekati. Dasar, playboy modal tampang! Tapi tak apa, Anna suka dengan wajah kevan. Lucu namun juga tampan secara bersamaan.
Anna menggelengkan kepalanya, kenapa juga ia harus memuji rupa lelaki di depannya ini? Ingat Anna, dia adalah lelaki yang selalu mencuri hati para perempuan! Setelah terbuai, kevan akan pergi meninggalkan.
"Kevan, lo ngapain dihutan sendirian gini? mana pake teriak segala lagi, dikira hutan ini punya lo apa?!"
Kevan mengerjap sebentar, "ya kalo teriak mah wajar kan? Namanya juga lagi takut. Harusnya gue gak sih yang tanya sama lo? ngapain lo dihutan begini? sendirian juga?" tanya kevan penuh selidik
Anna menghela nafas, ia tidak sendiri disini. Melainkan bersama yang lain, tapi saat melihat lelaki di depannya ini celingukan tak jelas. Entah dorongan dari mana, Anna malah menghampiri kevan dan akhirnya ia pun tertinggal dengan kelompoknya sama seperti kevan. Bodoh sekali dirinya ini!
"Gue gak sengaja liat lo, buru ah kita balik ke perkemahan." Ucap Anna sembari berjalan lebih dulu meninggalkan kevan yang terdiam
Kevan kemudian menyusul Anna dari belakang, ia sedari tadi terus menatap punggung kecil di depannya. Kevan memincingkan matanya penuh curiga, "lo emang tau jalan ke perkemahan? bukannya lo juga sama nyasar kayak gue?" deretan pertanyaan terus Kevan lontarkan pada Anna, ketika ia sudah berada di sampingnya
Pertanyaan yang mendadak itu membuat Anna linglung, ditambah lagi kevan menatapnya penuh dari samping. Ia memejamkan matanya sesaat, mencoba menetralkan reaksi jantungnya yang berlebihan.
Anna menjauhkan kepala kevan yang terus mendekat ke arahnya, "ikutin aja kenapa sih?! gue tau jalan ke perkemahan! Gak usah banyak tanya." Anna berjalan lebih cepat
Kevan hanya mengikuti perkataan Anna. Benar saja, mereka sekarang sudah sampai di perkemahan. Setelah mengucapkan terimakasih pada Anna, ia dengan segera berlari menghampiri teman kelompoknya yang tengah asik memakan bubur kacang yang disediakan.
Ternyata mereka bertiga tak ada yang inisiatif mencari dirinya begitu? Dengan perasaan kesal yang menggebu, kevan langsung duduk di samping farel dengan wajah yang di tekuk. Menyadari ada seseorang di sampingnya, farel langsung menoleh dan membulatkan matanya terkejut.
"Van? Lo kemana aja?! Tau gak sih, gue pusing banget nyariin lo di sekitar tenda! Tapi, kata bima lo lagi mules terus pergi gitu aja ke toilet. Sekarang udah gak papa kan? Mau teh anget gak?" tanya Farel dengan cemas
Kevan menghiraukan pertanyaan Farel, ia justru kembali berdiri dan menghampiri Bima yang sama sekali tak bergerak disana. Bahkan untuk menolehkan kepalanya pun enggan, apa sekarang bima tengah takut?
"Bim--"
"Sorry, gue sebenernya ikut panik juga. Tapi, nyoba tenang dengan berpikir positif. Sekali lagi sorry" ucap Bima dengan cepat
Kevan mengerjap, kemudian menghela nafas panjang dan berpindah duduk di samping Bima. Ya, lagian dirinya sudah disini. Untuk apa memperpanjang masalah? Lebih baik menikmati api unggun di depan sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kev Twins
Random"Kenapa harus kembar cowok sih? Kenapa lo gak lahir jadi cewek dan gue cowok aja, biar bisa dikira pacar sama orang." "Anjing, sus banget omongan lo." ........ cw// harsh word