17

1.8K 165 7
                                    

Joya terus menghentakkan kakinya kesal, ini masih sangat pagi.. Mengapa kevan sudah duduk manis saja di kursi depan rumahnya?! Joya tidak mengerti, mengapa bocah yang sialnya mantan pacarnya itu sudah duduk manis disana. Apa ia ingin modus lagi pada adiknya?

"Ngapain lo?!" sentak Joya

Kevan yang masih anteng menyeruput susu hangat yang di sediakan oleh 'mantan' calon ibu mertua untuknya. Menoleh sebentar pada Joya, kemudian tangannya merogoh ponsel dan mengarahkan ponsel itu pada Joya

Joya yang tak mengerti langsung memasang wajah kebingungan, "apaan lo? pamer banyak cewek yang chat?!"

Mendengar itu, membuat kevan kembali menarik ponselnya yang malah menampilkan room chat nya yang seperti asrama putri. Mengetik sebentar, kemudian kembali menyodorkan ponsel itu pada Joya

calon mama mertua

| kevan bisa bareng sama Joya gak, ke sekolah nya?
| mama hari ini buru-buru banget nganterin Jinan yang katanya mau piket.
| mama minta tolong ya van, buat jemput Joya 😁
| nanti kamu mama bikinin susu anget deh, biar gak bosen nunggu Joya siap-siap

dengan senang hati mama 'ᴗ' |

Joya mendelik tak suka pada kevan, "Gak usah sok imut lo! apaan juga itu manggil 'mama'?!" ucap Joya setelah mengembalikan ponsel kevan, ia pun dengan kesal menutup pintunya. Kemudian berjalan menuju motor kevan

Sedangkan kevan hanya mengikutinya dari belakang, ia kemudian menggunakan helm nya dan menyodorkan hoodie pada Joya untuk menutupi paha gadis itu yang terekspos

"Lo gak bawa helm dua?" tanya Joya, biasanya kevan membawa helm dua jika akan membonceng seseorang

"Helm yang satunya ketinggalan di rumah Sara-- eh, maksudnya dirumah mau dipake si kevin!" Hampir saja dirinya keceplosan, tapi emang bukan hampir lagi sih

Joya memutar matanya dengan malas, Kevan dari dulu memang tidak pernah berubah. Untung saja dirinya tak menyesal karena sudah putus dengan kevan, untuk apa juga kan menyesali laki-laki buaya karatan seperti dia? Tak ada gunanya

Tak membutuhkan banyak waktu, kini motor kevan sudah sampai di parkiran sekolah. Kevan sudah membuka helmnya dan membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan, kemudian ia menoleh ke belakang menatap heran Joya yang tak juga turun dari motornya dan malah asik melamun saja.

Kevan meletakkan jari telunjuknya di dahi Joya, yang membuat si empu tersentak dan membeku di tempat. Bagaimana tidak? Wajah kevan begitu dekat dengan mata yang menatapnya lembut

"Udah nyampe, gak mau turun kak? oh, Jangan-jangan lo pengen terus duduk sama gue ya? Duh emang ya gue mah orang nya susah banget diting-- hmmph" ucap kevan terhenti ketika hoodie nya mendarat sempurna di depan wajah kevan

Joya yang sudah tak tahan dengan atmosfer disekitarnya, langsung turun dari motor kevan.

"Makasih tumpangannya!" Joya dengan segera berlari meninggalkan kevan yang tengah memasukkan hoodie nya ke dalam tas.

Tanpa kevan sadari, wajah Joya jadi memerah atas tindakannya barusan. Tidak kah kevan sadari jika hatinya yang sudah lama ia buat membeku keras seperti es, hampir saja mencair dan hancur?! Susah payah ia menahan hatinya untuk diam dan tak jatuh lagi pada genggaman kevan!

Entah mengapa saat dirinya dan kevan berpacaran dulu, ia tak pernah merasakan apapun untuk kevan. Entah itu tersipu malu, salah tingkah dan yang lainnya. Apa mungkin karena dulu dirinya masih dalam tahap cinta monyet? Tapi, mengapa sekarang rasanya berbeda... Joya jadi sering memikirkan kevan, marah tak jelas ketika kevan tak sengaja menyebutkan nama gebetan nya, dan tak suka jika kevan menggoda teman seangkatannya... Apa sekarang dia malah suka pada kevan..?

The Kev TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang