13.

2.1K 173 0
                                    

"Van, sebelum itu gue mau minta maaf sama lo. Sebenernya.." ucap kevin menggantung

Kevan dengan cepat mengalihkan pandangannya ke depan, "jangan bilang lo suka sama gue ya vin??!" tuduh nya seraya melepas rangkulan kevin

Kevin yang hilang keseimbangan karena dilepas begitu saja oleh kevan, langsung tersungkur ke depan.

"Anjing!" Kevin meringis memegang dahi nya yang menyentuh lantai

Kevin mendelik, "ngaco lo bangsat!" ucap nya seraya mencoba berdiri

"Y-ya terus lo mau ngomong apa? makanya tuh muka jangan serius-serius banget, b-bikin gue salah paham kan jadinya" ucap kevan dengan mata yang terus mondar-mandir untuk menghindari tatapan kevin

Kevin menatap aneh kevan dari ujung kepala sampai ujung kaki, ia sedikit membuat jarak dengannya. Masih dengan tatapan yang sulit diartikan, kevin menengadah kan tangannya seraya menutup mata dan mulut yang Berkomat-kamit

"Ya allah, jika ini bukan kevan, tolong bawa balik dia ya Allah. Hamba ingin kevan yang asli, bukan kevan yang gampang salting kayak gini" gumam kevin, namun masih bisa di dengar kevan

Kevan menatap kevin tak percaya, "woy! Anjir, maksud nya gue kevan bohongan gitu?! Sembarangan!"

"Ya habisnya lo bikin gue ngeri."

Kevan berdecak sebal, "udahlah, buru tadi lo mau ngomong apa?"

Namun, yang ditanya lagi-lagi menatapnya dengan tatapan yang sama seperti tadi. Membuat kevan sedikit gusar dan tak nyaman

"Sebenernya ini cuman--"

Cuss

JENGG

TRANGG

Ruangan yang tadinya gelap dan sepi, kini mulai terang dan sedikit ramai. Kevan yang masih diam karena keterkejutan itu hanya bisa menatap kevin dengan tatapan bertanya

"Cuman--"

"HAPPY BIRTHDAY KEVAN"

"YUHU SEPUPU AING HAPPY BIRTHDAY CUYY"

"HAPPY BIRTHDAY~"

Brak

Kevin menggebrak pintu di depannya, "sabar anjing! gue belum ngejelasin ke si kevan, gak jadi dramatis kan! ck"

Kevan mengerjapkan matanya berkali-kali, kemudian melihat ke depan, disana ada tantenya Kenza, Asha dan juga tiga sepupunya yang lain. Derio, Juan, dan Gisha

Asha menghampiri kevan yang masih terdiam, ia menghiraukan kevin yang sedang menatap kesal ke arahnya. "Happy birthday van, huhuhu udah mau tua aja lo!" Asha menepuk pundak kevan dan sekilas memeluknya, diikuti oleh derio, juan dan gisha

"Happy birthday aa kevan, jangan lupa traktiran nya ya"

Kevan hanya diam, menatap mereka semua dengan tatapan aneh sekaligus heran secara bersamaan. Ia kemudian menghela nafasnya berat, melepaskan rangkulan Derio yang masih bertengger manis di bahunya

"Lo semua ngejutin siapa?" tanya kevan

Derio menoleh pada Asha, kemudian kembali menatap Kevan. "Ya elo, terus siapa lagi?"

"Jadi ini cuma rencana akal-akalan lo semua?"

Kevan melirik kevin yang sedang mengusap sudut bibirnya, "Lo juga vin? Lo bohongin gue sambil nangis-nangis?? Terus luka begitu??" tanya kevan dengan sinis

Kevin mendongak dengan dahi yang mengerut, "kagak lah, kalo nangis mah gue beneran. Ini juga beneran, si monyet derio mukul sama nampar gue nya beneran. Mana hp gue juga di lempar si bangsat lagi! Najis banget, gue gak mau tau tuh, derio! harus minta maaf sekaligus ganti hp gue njing!" ucap kevin dengan panjang lembar sembari menatap derio yang hanya bersiul saja seolah tak punya salah apa-apa

"Kenapa sih van? Lo gak seneng di kasih suprise gini?" tanya Juan heran

Kevan menghela nafas, "bukan gak seneng, tapi.."

Ucapan kevan menggantung, membuat mereka semua berpikir jika kejutannya ini tidak terlalu mengejutkan bagi kevan. Alias biasa-biasa saja

Kevan menarik nafasnya dan, "ULANG TAHUN GUE UDAH LEWAT DUA BULAN YANG LALU ANJING!!" Teriaknya penuh kekesalan

Mereka semua terkejut, terutama kevin.

"Lah iya, si kevan ultah nya kan dempetan sama gue. Kok bisa lupa?" gumam kevin heran sendiri

Mereka semua hanya diam dengan mata yang membulat sempurna dan mulut yang menganga setelah mendengar penuturan kevin.

"Yah.. Sia-sia banget gue sewa nih rumah buat sekap si kevin!" kesal Asha

"Sia-sia juga gue nampar gebukin si kevin!" ucap Derio sembari menatap telapak tangannya

"Tapi, gak papa sih pelampiasan." lanjut derio

Mendengar itu membuat kevin mengeraskan rahangnya, "woy kampret! Sakit ini bangsat! kalo mau pelampiasan, ke si kevan aja anjing! Jangan ke gue"

Sedangkan Derio hanya menunduk seraya memilin ujung jarinya, "ya maaf atuh, kan biar totalitas."

"Totalitas totalitas! Gue hajar balik lo nangis!"

Derio mendelik, "bang kevin hari ini sensian banget, najis." gumam nya, namun telinga kevin begitu tajam sehingga masih bisa mendengar gumaman dari sepupu nya

"Wah-wah, ngatain lo?! sini anjing maju! gue bikin muka lo babak belur juga, biar bisa gue katain!"

Melihat keributan di depannya, membuat kevan memutar matanya dengan malas. Sia-sia saja dia marah dan menangis kala mengingat ia hanya punya kevin sebagai kakak juga kembarannya, jika mengingat itu sungguh memalukan.

Untung saja kevin sedang tak ada di sampingnya, jika ada mungkin saja dirinya akan ditertawai habis-habisan oleh kevin.

"Kita balik aja yuk, udah malem juga. Gue mau tidur vin, di puk-puk sama lo." ujar kevan tiba-tiba dengan tangan yang entah sudah sejak kapan menggandeng kevin

Asha yang mendengar sekaligus melihat itu langsung saja memasang ekspresi mual, "huwek! Udah gede, doyan di puk-puk in. Mana sama si kevin pula, malu bos!! Badan bongsor, tapi tidur harus dipuk-puk." Ejek nya

Kevan menatap tak suka, "kenapa? Sirik ya? asal kak asha tau ya, puk-puk an kevin tuh bikin nagih. Makanya gue kalo mau tidur harus di puk-puk kevin dulu"

"Beneran van?" tanya asha yang tiba-tiba jadi penasaran rasa puk-puk an dari kevin

Kevan mengangguk, "kenapa? Mau coba juga di puk-puk kevin?" tanya nya dengan sombong

Asha langsung mengangguk semangat, kemudian menoleh ke arah kevin dengan tatapan yang berbinar. Membuat sang empu mempunyai firasat buruk

"Vin.. kak asha yang cantik dan imut ini, mau dong di puk-puk juga!!" seru nya

Kevin membuka mulutnya hendak menolak, tapi dihentikan oleh ucapan sepupunya yang lain.

"Wih!! gue juga mau dong bang!" seru Derio

"Gue pengen juga!" timpal Juan

Kevin menghela nafas berat, "terserah lo pada, kita tidur di ruang tengah aja. Biar semua bisa kebagian"

Sedangkan Ghisa lebih memilih menunduk dan memilin jari-jari nya. Menyadari ada mata yang sedang menatapnya, ia pun langsung mendongak dan mendapati kevin tengah menatapnya

"A-anu.. ghisa juga boleh i-ikut di puk-puk a kevin?" tanya ghisa dengan hati-hati, ia takut kevin malah marah padanya karena ikut-ikutan sepupunya yang lain

Kevin menanggapi nya dengan senyuman lembut, "boleh sa" Jawab nya

Mana mungkin kevin bisa menolak sepupunya yang satu itu? Selain sepupu yang paling kecil, ghisa juga termasuk ke dalam daftar orang yang kevin sayang sebagai adik selain kevan.

Ya, walaupun persentase rasa sayang kevin pada mereka berbeda.

ー%

makasih yang udah baca, semoga yang baca suka yaa. jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen^^

maaf jika ada typo, silahkan beri kritik atau saran pada kolom komentar

The Kev TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang