02.

5.5K 419 5
                                    

Bel istirahat sudah berbunyi sejak beberapa menit yang lalu, tapi kevin sama sekali tak berniat untuk pergi ke kantin. Bukan tak mau, hanya saja dirinya malas dan tak tahu dimana letak kantin itu.

Saat hendak membuka ponsel untuk menghilangkan rasa bosan, tiba-tiba saja bahu nya ditepuk dari samping. Kevin langsung mendongak dan mengangkat alisnya bingung

"Lo yang tadi anak baru itu ya? Wah gak nyangka banget kita satu kelas, btw gue Sean." sean senang bukan main ketika melihat orang yang tadi ia temui dikoridor ternyata satu kelas dengannya, tapi ia sedikit bingung. Bukan kah orang di depannya ini kembar? Tapi kenapa hanya ia sendiri disini

Kevin mengangguk, "gue kevin, kalo lo nyari orang yang mukanya mirip sama gue tadi, dia gak sekelas sama gue." Kevin yakin sekali, jika sean tengah mencari keberadaan kevan

Sean hanya mengangguk saja, kemudian berdiri. "Kevin ikut gak? Gue mau ke kantin" Ajak nya

Kevin berpikir sebentar dan mengangguk, ia juga bosan sih jika terus berada dikelas sendirian.

Mereka berdua pun pergi ke kantin bersama dengan sean yang terus menjelaskan denah sekolah, jujur telinga kevin sudah mulai panas mendengar penjelasan Sean.

"Kevin!"

Merasa ada yang memanggilnya, kevin langsung menoleh dan mendapati kevan yang tengah berlari ke arahnya. Tapi, tidak sendiri. Melainkan bersama dengan seseorang

"Wih, bakal susah nih bedainnya" Gumam sean yang masih bisa di dengar kevin

"Mau ke kantin vin? Bareng kuy! Gue juga ajak bima. Temen sebangku, baru pagi tadi kenalan" Jelas kevan

Mereka pun akhirnya pergi bersama menuju kantin. Sesampainya di kantin, mereka jadi pusat perhatian. Sebenarnya yang jadi pusat perhatian bukan mereka, tapi bima.

Kevan berdecak kagum, kapan ya dia jadi bisa seperti bima? Misterius, cool, keren, dan masih banyak lagi.

Namun, setelah dipikir-pikir dirinya juga tak kalah keren. Buktinya masih ada beberapa murid yang memilih memperhatikan ia daripada bima

"Mau pesen apa nih? Biar gue aja yang pesen" Tanya sean

"Batagor, semua samain aja. Biar kagak ribet" Jawab kevin tanpa meminta persetujuan yang lain

Setelah makanan datang, mereka akhirnya sibuk dengan makanannya masing-masing. Awalnya memang tenang, tapi lagi-lagi si kembar mengacaukan semuanya

"Yaelah vin, gue gak terlalu suka pedes. Tukeran kenapa sih!"

"Gak mau kevan! Maksa bener sih, gue juga sama gak suka. pesen lagi aja sana! Jangan ganggu gue makan"

"Vin atuh lah, pesen gimana? uang gue udah ludes buat bayar fotocopy an tadi. Bayarin ya? Kapan lagi kan lo bayarin gue yang ganteng plus lucu ini~"

Kevin melirik jijik, ia menyentil dahi kevan cukup keras, sehingga sang empu meringis kesakitan.

"Kekerasan lo sama kembaran sendiri! Gue bilangin bunda" ucap nya

"Bilangin aja, gue gak peduli--"

"Halo bunda? Bun, kevin pukul aku bun! Gak tau, dia gak jelas tiba-tiba pukul. Apa bun? Mau ngomong sama kevin? Yaudah bentar" Kevan langsung memberikan ponselnya pada kevin, yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari kembarannya

"Hal-" Baru saja mau menyapa, ia sudah langsung disembur

"Kevin, kamu jangan mukul kevan dong sayang. Bunda gak mau ah denger anak bunda ribut-ribut gini, disekolah jangan banyak berantem. Harusnya saling bahu membahu, apalagi kalian gak sekelas kan? Bunda sengaja bikin kalian gak sekelas, soalnya bunda tau. kalo sekelas, kalian bakalan sering bolos bareng! Udah ah, bunda lagi ngobrol sama bu rt jadi keganggu, kevin jangan pukul kevan ya? Oke? Yaudah bunda tutup, soalnya daritadi kamu cuman diem... Tut"

Ya bagaimana mau menjawab jika gina saja terus mengoceh tanpa memberikan kesempatan bicara untuknya. Kevin memberikan ponsel nya kembali pada kevan

Kevin berdecak, "nyusahin lo, nih pesen lagi sono!" Kevin memberikan uang sepuluh ribu pada kevan

Kevan menatap binar pada uang yang diberikan kevin, "aduh makasih bang! Kevan jadi seneng deh. Cini cium dulu cini"

Lagi-lagi kevin menatap jijik pada kevan, ia langsung mendorong kepala kevan yang mulai mendekat ingin menciumi wajahnya. Astaga, kenapa ia bisa punya kembaran seperti kevan sih? Apa tidak bisa kevan waras sebentar saja?

Sean yang sedari tadi memperhatikan mereka hanya bisa diam dengan mulut yang menganga, ia tidak habis pikir dengan kelakuan dua orang di depannya. Sean pikir mereka berdua tipe orang yang akan susah di dekati dan akan jaga image di depan orang-orang. Tapi ternyata? Mereka hanya kembaran yang sering ribut dengan hal-hal kecil, seperti yang lain.

Bima melirik piring sean yang masih banyak, ia mengambil sendok miliknya. Kemudian mengambil satu batagor milik sean dan memakannya dengan lahap, tanpa sadar bima terus memakan batagor milik sean habis tak tersisa. Sedangkan yang punya, masih diam dengan segala pikiran dikepalanya

Astaga, jadi diantara empat orang ini siapa yang paling waras?

ー%

Jangan lupa beri jejak, makasih yang udah baca. See u next chapter

The Kev TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang