15.

1.9K 161 0
                                    

Kevan menarik dan menghembuskan nafasnya berulang kali, setelah dirinya bermain kejar-kejaran dengan bocah laknat namun sayangnya sangat lucu itu, ia kini tengah terduduk lemah dengan nafas yang masih Tersenggal-senggal

Merasakan hembusan nafas yang menyapa kulit putih pucat nya, membuat ia berdecak kesal.

"Van! nafas lo jangan sengaja dihembusin begitu, merinding!"

Kevan mendelik kesal, lagi pula ia harus bagaimana jika sedang sulit mengatur nafasnya ini? Menahannya begitu? Lagian dirinya aneh sendiri, saat awal masuk dan menjadi murid baru. Bima ini sangat ketus dan jarang berbicara, tapi mengapa sekarang malah sewot dan terkesan nyolot?

Mengabaikan tatapan nyalang dari bima, ia kembali mengatur nafasnya yang sempat tertunda.

Merasa nafasnya sudah teratur kembali, kevan dengan segera merogoh ponselnya di kolong meja.

"Dapet dede gemoy." gumam kevan yang masih bisa terdengar oleh bima

Bima melirik kevan, "dapet mangsa baru?" tanya nya

Kevan mendelik, "mangsa apaan? dikira gue buaya?"

Bima mengangkat alisnya dan menyunggingkan senyuman, "bukannya iya? Lagian, urusin dulu noh gebetan lo yang lain. Gue muak ditanyain mereka"

Bukannya merasa bersalah atau marah, kevan justru terkekeh pelan dengan tangan yang menepuk-nepuk bahu Bima

"Sorry deh, pesona kevan mah emang gak main-main."

"Gak nyambung lo" Ucap Bima dengan pandangan yang kembali mengarah ke ponselnya

Kevan melirik sekilas, "lagian ini beda, soalnya bukan cewek."

Mendengar itu sontak membuat Bima menjatuhkan ponselnya, ia dengan kaku menoleh dan menatap Kevan yang tengah senyum-senyum sendiri

Dengan gerakan yang kaku, Bima mulai menjauhkan diri dari kevan secara perlahan. Kevan yang menyadari itu, langsung menatap bingung ke arahnya

"Ngapain lo mepet gitu?" tanya nya heran

"Van, lo ho---" Ucapan bima terhenti ketika guru bahasa Indonesia masuk ke kelasnya

Mau tak mau, Bima kembali membenarkan posisi duduknya yang tadi sudah mepet menempel tembok.

Nanti saja lah jiwa kepo Bima dijawab kevan, semoga saja pikirannya ini salah.

๑﹏﹏﹏﹏๑

Tak terasa bel istirahat berbunyi, membuat semua murid berbondong-bondong keluar untuk memenuhi perut mereka yang lapar.

"Mau ke bima sama kevan dulu gak vin?" tanya Sean

Kevin hanya diam saja, ia hari ini sedang malas berbicara dan sibuk memikirkan siapa orang yang tadi kejar-kejaran dengan kevan.

Melihat keterdiaman kevin, membuat Sean mengerutkan dahinya. Ia dengan pelan menepuk pundah kevin, membuat sang empu terlonjak kaget

"Kenapa sih?!" Tanya kevin kesal

"Lo yang kenapa anjir, ditanya malah diem. Udah ah, yuk samperin Bima sama kevan" jawab Sean dengan santai

The Kev TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang