06

3.8K 231 0
                                    

"Hoam~" Entah sudah terhitung berapa kali dirinya menguap, matanya sangat berat dan tak sanggup lagi untuk menyimak guru di depan

Perlahan tapi pasti, ia mulai menelungkupkan kepalanya diatas meja. Kemudian matanya pun menutup dengan cepat dan tertidur

Menyadari teman sebangkunya tidak bergerak sama sekali, membuat dirinya gusar. Ia menyenggol lengan temannya itu dengan pelan, berniat membangunkan. Tapi, yang dibangunkan malah semakin nyenyak

"Pst! bangun anjir! miss anggi merhatiin lo!" bisiknya

Namun, orang itu hanya diam dan terus tertidur nyenyak. Tanpa terusik oleh apapun

"wo--" ucap nya terpotong kala guru itu menghampiri meja mereka, ia hanya menunduk dan pura-pura mencatat

Miss anggi melirik sekilas, "lea, bangunin temen kamu."

Lea mengangguk saja, dengan cepat menggoyangkan bahu milik temannya dengan kuat, sampai membuat sang empu terganggu

"Apaansih?! Ganggu lo!" kesalnya

Lea mengkode teman nya lewat lirikan, tapi memang pada dasarnya bodoh, teman nya itu tidak mengerti sama sekali dan malah membentak dirinya

"Apa sih?! Yang jelas dong--"

"Sudah nyenyak tidurnya shilla?"

Shilla yang ditanya seperti itu langsung menoleh dan tersenyum kaku pada miss Anggi, "h-halo miss, kumaha damang? Eh-- how's your day?" Shilla hanya bertanya asal-asalan saja, jujur ia sangat terkejut melihat raut wajah miss anggi yang tidak enak dipandang

Miss anggi mengangguk, "my day is bad, because anak murid saya ada yang tertidur di kelas." Jawabnya kemudian pergi meninggalkan meja Shilla dan Lea

Lea meringis pelan, "mampus lo shil! lupa apa gimana sih?! Miss anggi kan ngambekan! Apalagi sama orang yang gak perhatiin dia waktu lagi jelasin di depan. Kalo kata aing sih, mending lo nangis aja. Yakin seribu persen, Miss anggi bakal jarang masuk ke kelas ini!"

Bukannya merasa bersalah, Shilla justru tersenyum

"Bagus lah anjir, jadinya kita bakal sering jamkos! Kapan lagi kan, bahasa Inggris jamkos"  Bisiknya dengan begitu senang

Lea membulatkan matanya, yang benar saja dia? Demi apapun, Lea benar-benar tidak menyangka jika dirinya bisa punya teman seperti shilla.

Teng.

Teng.

"Baik anak-anak, jam pelajaran saya sudah selesai dan bel istirahat pun sudah berbunyi. Selamat siang" ucap miss anggi, kemudian berlalu pergi

Semua murid langsung bergegas keluar menuju kantin, untuk memenuhi permintaan para cacing yang ribut di dalam perut mereka.

Termasuk Lea dan Shila, mereka berdua berjalan beriringan menuju kantin dengan sesekali tertawa ria saat sedang bercanda

"Kita duduk dimana nih shil?" tanya Lea

Shilla berpikir sebentar, kemudian tak sengaja melihat seseorang yang ia kenal. "Eh duduk disana aja yuk! bangku nya kosong tuh" Ajak shilla sembari menarik tangan Lea

Namun, langkah nya terhenti saat bangku itu sudah dengan cepat terisi. Shilla mendengus kesal, tapi tunggu sebentar..

"Eh Lea! temen si Sean nambah lagi?" tanya Shilla

Lea menoleh dan mencari keberadaan sean, "Hah? Mana? Bukannya temen si curut itu cuma bima doang ya? Ya walaupun gak pernah keliatan bareng-bareng sih."

"Bener, itu sean ada bima juga. Tapi, dua orang nya lagi gue gak tau" Shilla dengan tingkat penasaran yang tinggi, langsung menghampiri meja sean

"Sean, ikut gabung ya? Meja yang lain udah penuh" ucap shilla

Sesampainya disana, shilla dan lea mengalihkan perhatian nya pada dua laki-laki yang mereka sama sekali tidak tahu siapa

Lea melirik, "sean, mereka siapa? mukanya mirip anjay, kek mustahil banget jadi milik gue" bisik Lea, tapi sedikit melantur di akhir kalimatnya

"Mereka itu--"

"Najis najis ih jijik, monyet lo van! Ngapain sih bangsat minum minuman punya gue?! Pesen sendiri kan bisa!"

"Kenapa sih bangsat? mulut adek sendiri aja lo kayak begini reaksinya, gimana kalo lo punya cewek?"

"Halah! Kagak ada urusan nya sama sekali! Ganti minuman gue anjing! gue gak mau bekasan lo"

"Buset eta biwir" kesal kevan mencomot bibir kevin dengan gemas

Hal itu tak lepas dari pandangan Lea dan Shilla, mereka menatapnya dengan tatapan yang sulit dibaca.

Shilla menoleh dan membulatkan matanya pada sean meminta penjelasan. Sean menghela nafasnya dengan lelah, ia terlebih dulu menghentikan keributan yang dibuat kevin dan kevan

"Berhenti dulu ya? ini ada cewek yang kepo sama lo berdua"

Mendengar itu, sontak mereka berdua terdiam dan langsung sibuk merapihkan seragam. Sebenarnya yang sibuk merapikan seragam hanya kevan, sedangkan kevin kembali sibuk menyantap makanannya

Sean tersenyum, "ini kevin sama kevan, mereka saudara kembar. Tapi gak sekelas, kevin sekelasnya sama gue, sedangkan kevan sama bima"

Shilla dan Lea mengangguk saja, kemudian mengulurkan tangan mereka pada kevan.

Kevan yang seperti diperebutkan jadi senyum-senyum sendiri, ia dengan cepat menyambut dua tangan gadis cantik di depannya itu dengan senang hati

"gue kevan"

"Shilla"

"Lea"

Lea mencuri-curi pandang ke arah kevin, kevin yang menyadari itu langsung mendongak.

"gue kevin" Ucap kevin, kemudian beranjak pergi membawa mangkuk kosongnya

Kevan berdecak sebal, begini nih sifat rubah nya jika muncul. Kevin jadi berubah 180° jika bertemu dengan orang baru, apalagi perempuan.

"Maaf ya, dia emang sok jaim gitu. Padahal aslinya sama kayak gue kok--"

pletak

Lemparan roti isi coklat itu berhasil menghantam belakang kepala kevan, dengan kesal kevan langsung menoleh kebelakang

"Apa sih anjing?! Nyari ribut mulu lo ama gue!"

"Lo yang nyari ribut sama gue! Jangan samain gue sama lo! gue gak sudi." kevin benar-benar pergi meninggalkan kantin setelah berucap seperti itu

Kevan menatap punggung kevin yang semakin menjauh, kemudian kembali menatap mereka, "halah tsundere dia mah, ntar juga dirumah baik-baikan sama gue. Nanya gue sakit hati enggak? sorry gak sengaja, dah hafal" jelas kevan seolah paham dengan tatapan yang diberikan oleh keempat orang itu

Mereka semua mengangguk dan kembali dengan kegiatannya masing-masing

Sementara itu di dalam toilet ada kevin yang sedang gusar, gelisah, galau, merana. Ia memejamkan matanya sebentar, kemudian menarik dan menghembuskan nafasnya perlahan

"Buset nih mulut! Kagak bisa dijaga banget sih?! Kalo si kevan sakit hati terus adu ke bunda gimana?! Nanti gue juga yang kena imbasnya, ah elah si kevan sendiri yang salah! main mancing emosi gue aja." gerutunya

Kevin menghela nafas, "kepaksa gue harus minta maaf pake cara itu lagi."

Yah, semoga saja kevan tidak melunjak nanti. Awas saja, kevan akan habis ditangannya pada saat itu juga.

ー%

makasih yang udah baca, semoga yang baca suka yaa. jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote dan komen ^^

maaf kalo ada typo, karena ini langsung publish

The Kev TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang