"Huek!" Mobil yang awalnya melaju, kini terhenti dipinggir jalan. Bukan sengaja, tapi demi kenyamanan bersama.
Kenzo menghela nafasnya, kemudian memijit belakang leher putranya, guna meredakan rasa mual.
"Kevan, udah ayah bilang duduk nya didepan. Gini kan jadi nya? Untung aja gak kena kursi mobil, baru dicuci soalnya"
Kevan mendelik pada ayahnya, jadi yang dikhawatirkan kenzo itu mobilnya? Bukan dirinya?
"Ini pasti efek tadi mandi kelamaan, ck baru juga masuk sekolah. Masa udah mau ijin sih?" Tanya kenzo
Kevin yang sedari tadi hanya memainkan ponselnya mendadak linglung ketika ayahnya menarik tangannya dengan paksa.
"Kevin, bantuin tuh adek kamu. Ayah udah mau telat nih,"
"Kalo mau berangkat, ayo buruan. Kalo mau pulang, pesen aja ojek online." Lanjut kenzo
Kalo pun pulang, bisa-bisa mereka dimarahi habis-habisan oleh Gina.
Kevan kemudian menggelengkan kepalanya, guna meredakan rasa pusing yang menyerang. Sebenarnya kevan memang sering mabuk perjalanan, apalagi jika naik mobil. Dirinya paling tidak bisa naik mobil, karena ia akan mual dan merasa pusing.
"Udah ah ayah ngomong mulu, lanjutin aja berangkat ke sekolah. Ini udah mau kesiangan" Sewot kevan yang sudah duduk manis di kursi samping ayahnya
Kenzo langsung menancap gas tanpa aba-aba. Untung saja saat mereka tiba, gerbang belum di tutup. Dan masih banyak murid yang baru datang
Mereka berdua turun dari mobil, tak lupa juga berpamitan pada kenzo. Mobil kenzo melaju begitu saja ketika sudah memastikan si kembar masuk ke dalam
Kevin dan kevan berjalan berdampingan, mereka terlihat begitu dingin tak tersentuh. Raut wajah yang datar, dua tangan dimasukkan ke dalam saku celana, dan jangan lupakan rambut yang hampir menutupi matanya.
Bersikap seperti itu, padahal aslinya tidak.
Padahal dalam hati, kevan sudah ingin menyengir kegirangan ketika mendapati beberapa gadis melirik ke arahnya, ia berdecak dalam hati. Memang ya, pesona orang yang berwajah ganteng itu bukan main.
"Itu mereka siapa?"
"Wah kembar?! Ganteng yaa"
"Anak baru gak sih kayaknya?"
"Mm, bau-bau bakal masuk geng nya si sean nih."
Dan masih banyak lagi bisikan-bisikan yang sebenarnya tidak bisa dikatakan sebagai bisikan, karena mereka mengucapkan nya dengan lantang dan terang-terangan
Langkah nya terhenti ketika tak sengaja berpapasan dengan dua siswa yang berpenampilan jauh dari kata rapih. Tapi, yang satunya cukup rapih sih.
Kevan mengangkat dua alisnya bingung, ketika dua siswa itu seperti menghalangi jalan mereka
"Anak baru kalian? Dari kelas mana?" Ucap salah satunya
Kevin mengangguk, "kita belum tau, ini mau nanya ke ruang kepsek."
Mereka berdua mengangguk, kemudian mempersilahkan kevin dan kevan lewat. Tak lupa juga memberitahu ruang kepsek ada di sebelah mana, mereka yakin dua anak baru itu akan kebingungan mencari ruang kepsek di sekolah yang luas ini.
"Ruangan nya ada di sebelah ruang musik di lantai tiga, kalian tinggal lurus aja."
Kevan mengangguk dan mengacungkan jempolnya seraya tersenyum, "makasih brow"
Hal itu sontak langsung dibalas oleh keduanya. Kevin dan kevan segera pergi menuju ruang kepsek
Setelah sampai, mereka berdua mengetuk pintu lebih dulu.
"Masuk."
Kevin masuk terlebih dulu disusul oleh kevan di belakang, kini mereka berdua tengah duduk di kursi yang disediakan
"Kalian murid baru itu?" Tanya nya
Mereka hanya mengangguk saja, menunggu ucapan apa yang akan keluar dari mulut orang di depannya
"Hm begitu ya, ternyata kalian kembar. Ya sudah, kalian tidak akan disatu kelas kan. Silahkan ikut dengan wali kelas masing-masing." Ucap nya
Setelahnya, mereka pun pergi dengan di dampingi wali kelasnya masing-masing.
Kevan menyenggol lengan kevin, "tumben banget bunda gak satu kelasin kita, kenapa ya"
Kevin menghendikkan bahu nya tanda tidak tahu, tapi ia sedikit bersyukur karena tidak satu kelas dengan kevan. Jujur saja, kevin sedikit bosan melihat wajah kevan yang menurut nya menyebalkan.
Melirik kesana kemari, mencari sesuatu yang entah apa itu. Kevan mengedipkan sebelah matanya ketika bertemu pandang dengan salah satu siswi. Namun, siswi itu hanya mengabaikan dan kembali berjalan sembari membawa tumpukkan buku di tangan nya
Kevan menghendikkan bahu nya tak peduli, ia kembali fokus ke depan mengikuti wali kelasnya masuk ke dalam. Kevan baru sadar jika kevin sudah hilang entah kemana
"Anak-anak, hari ini kita kedatangan teman baru. Ayo masuk"
Kevan masuk dengan langkah yang santai, walau sebenarnya jantung nya begitu tidak aman. Jujur ini pertama kalinya ia berdiri di depan dan menjadi pusat perhatian, walaupun ia sendiri suka menjadi pusat perhatian.
"Halo, nama gue kevan adiatama putra. Panggil aja kevan, pindahan dari Jakarta. Salam kenal semuanya, semoga kita bisa berteman baik." Sapa kevan
"Oke kevan, silahkan duduk disebelah.. Bima angkat tangan mu"
Orang yang disuruh itu mengangkat tangannya dengan malas, lalu segera menurunkan tangannya.
Kevan mengangguk dan berjalan menghampiri bima, mengulurkan tangan berniat ingin berkenalan. Siapa tahu bisa jadi teman, tapi responnya sangat di luar nalar. Tangan kevan di biarkan begitu saja, sedangkan dirinya menelungkupkan kepala diantara buku yang disusunnya.
ー%
Jangan lupa beri jejak, makasih yang udah baca. See u next chapter
KAMU SEDANG MEMBACA
The Kev Twins
Random"Kenapa harus kembar cowok sih? Kenapa lo gak lahir jadi cewek dan gue cowok aja, biar bisa dikira pacar sama orang." "Anjing, sus banget omongan lo." ........ cw// harsh word