2

356 20 0
                                    

Jennie memasuki apertemen ya , iya lebi memiki tinggal di aprtemen sat jisoo menika dengan rose , bukan karna apa , iya hanya tidak ingin tinggal di rumah besar kim .

Jisoo tentu tidak melarang apa yang di ingin kan adik ya ini , selagi itu tidak membuat jennie beban dan sedih .

Jennie pov

Hari ini aku tidak terlalu sibuk sehinga aku bisa pulang cepat .

Hari ini aku hanya memeriksa ibu hamil .

Aku memiliki cerita untuk kalian , aku memiliki pasien yang bernama jein , sejak pertama kali iya mengadung dan sekarang kandungan ya memasuku ke 9 bulan aku tidak perna melihat suami atu keluarga yang mendapingi ya sat pemeriksaan .aku sempat menyakal jika iya hamil di luar nika atu perepuan tidak benar .tapi aku mendengar sala satu suster yang bekerja di rumah sakit , iya menceritakan bahwa jein hamil tapi kehadirat anak dalam kandu  ya tidak di akui suami ya dan keluarga ya , bukan ka mereka kejam ?

Aku juga mendengar bahwa jein di tuduh berselingku dan hamil , seharusya mereka mendengar kan cerita  ya , atu bisa melakukan tes tapi mereka mala memaksa jein untuk mengggurkan kandunga ya .memang tidak punya hati .

Dringggg dringg

Aku melihat hp ku yang bergetar di atas nakas , aku sangat kesal sat membaca siapa yang menelpon ku .

Axsel

Nama yang paling ku benci , kenapa appa dan ema mala menjodohkan ku dengan si manusia sialan ini , dia selalu mengganggu istirahat ku .denga terpaksa aku mengakat telpon ya .

" halo ...

Ketus ku

" jennie bisa ka ini malam kita keluar bersama .

" aku lelah karna seharian bekerja bisa ka lain kali saja .

Tolak ku .

" ayola jen kita bahkan bekum perna berkecan untuk pertama kali

Aku hanya memutar mata malas .

" aku suda bilang  kau harus menerika resiko karna telah menerima perjodohan ini , aku doter aku memiliki tanggung jawap yang besar untuk pasien ku .

" baik la aku akan mencoba mengerti .

" hem

Aku pun langsu mematikan sambungam telopon , ah rasa ya aku ingin membunh ya iya selalu saja mengganggu ku .

Jennie pov end

Jein pov

Hari ini aku memeriksa kandungan ku , semuah baik baik saja , aku hanya menungu kelahiran putri ku .

Sat sampai di kediaman suami ku aku di sambut oleh eluarga ku , aku tidak tau apa maksut kedatang mereka .

Semuah berkumpul di ruang tenga ,salah satu pelayan menghampiri ku dan memberitau bahwa mereka ingin bicara dengan ku , aku tentu tau apa yang akan di bahas .aku pun ikut berkumpul di ruang tenga

Mereka hanya menatap ku dengan sinis .aku hanya menarik napas , sat meihat ema dan appa ku menatap ku dengan jijik .aku suda sangat terbiasa dengan keadan ini .

" bailk la kita langsu ke inti ya saja .

Aku mengerutkan kening ku .ema menatap ku setelah itu ma
ta ya berahki ke perut ku .

" setelah anak itu lahir bawa dia ke panti asuhan .

Aku begitu terkejut dengan keputusan sepihak dari keluarga ku .aku melihat semua mengaggukan kepala bahwa mereka setuju dengan jalan  keluar dari ema ku .

" ingat jein , kita tidak ingin nama keluarga  ini jelek , dan satu lagi jangan memakai marga dari appa kau bica mencari marga lain untuk anak itu .

Aku hanya menelan luda semar , sebegitu kan mereka pada anak ku ? Aku bahkan tidak melakukan kesalahan dan bay di kandungan ku dia bahkan tida tau apa apa .

" jangan perna menujukan muka ya pada kami , ingat ini bukan cucu kami .

Ema ku langsu bangun dan pergi dari ruang tengah dan di susul appa dan kedua mertua ku.

Kenapa hanya ema yang mau bicara dengan ku ? Karna mereka sangat membeci ku , terutama keluarga suami ku , sebenar ya aku sangat bisa menceraikan suami ku namun tidak semudah itu karna orang tauh ku begitu berutang budi pada suami ku .hanya karna uang perusahan yang di sumbangkan .jadi aku tidak bisa berbuat apa apa  .pikiran ku sekarang adalaha bagi mana cara ya agar anak ku  tidak masuk panti asuhan .

Seandai ya bunudiri itu tidak berdosa maka aku akan melakukan ya . Karna aku benar benar tidak kuat dengan semuah ini hidup ku di atur oleh mereka .dan sekarang mereka mala menghacurka  ku .dan aku bahka tisak bisa melawa mereka karna aku begitu lemah .

Jein pov end

Jennie menerima telpon dari ema ya , iya suda menduga bahwa ema ya akan memarai ya karna telah menolah ajakan axsel .dengan berat hati jennie menekan tombol hijo

" ya kim jennie kenapa kau menolak ajakan ya terus mènerus .

Jennie seketika menjauhkan hp dari telinga ya .

" maf mi aku sangat kelelahahan seharian ini

HE HELPED METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang