happy reading

"Yaudah si bodoamat"
🌼🌼🌼
"Mereka ada di ruang OSIS sekolah, ga. " Ucap Arga dengan cepat sembari menatap layar Ponselnya tanp menghiraukan yang lain. "Bagus, thanks!" Arga mengangguk.
Dirga pergi dan menyaut jaket nya dari kursi lalu pergi tanpa pamit karena warung mba eti cukup jauh lebih tepatnya markas geng atmos sedikit jauh dari sekolah, "Heh! curut tau dari mana lu!" Fahry menoyor kepala Arga
"Santai anjing! lo lupa posisi gue di sini, gue tangan kanan Dirga klo lo lupa!" Jawab Arga, "Iyain si paling tangan kanan" Fahry memutar bola matanya malas.
Rafi dan Sandi hanya terkekeh melihat dua anjing yang saling beradu mulut ini, mereka juga berpartisipasi jika keduanya saling baku hantam.
Prok!... Prok!...
"Keren dua anjing sedang adu bacot." Ucap keduanya sambil bergeleng kepala. "Sama-sama kek anjing nggk usah ngebully, lu!" Jawab Fahry pada perkataan dua cebong tadi.
"Udah-udah cabut yuk! "
🌼🌼🌼
'Brak!...' gebrakkan pintu ke dinding menampilkan seorang laki-laki tinggi dan tampan di ambang pintu ruang OSIS, Nata dan Putra yang sedang beradu argumen langsung mengalihkan atensi mereka ke laki-laki tersebut.
"Dirga lo--"
"Nata!. Balik!, ga baik cowok cewek satu ruangan." Potong Dirga dan langsung menarik tangan Nata, "Dirga lo apa-ap-." Belum sempat Putra akan bicara Dirga sudah memotongnya terlebih dahulu, "Dan buat lo! Jangan pernah temuin pacar gue lagi!"
'Deg! ' Jantung nata serasa berhenti dari tempatnya tak lupa dengan wajah cengo kala mendengar perkataan Dirga barusan matanya membelalak tak percaya 'apa tadi? Pacar? Sejak kapan?'. Peringat Dirga sambil menunjuk putra yang ada di hadapannya.
Sebelum Dirga mendobrak pintu ruang OSIS sebenarnya nata dan putra sedang beradu argumen tentang ke pengurusan organisasi makanya putra memanggil nata dan membawanya ke ruang OSIS, Dirga dan nata meninggalkan ruang OSIS Dirga menghentikan kan langkah nya dan berkata lagi pada putra kemudian pergi dari sana.
"satu lagi, dia bukan lagi anggota OSIS,jadi jangan ganggu dia lagi ingat itu" Dirga menarik tangan mungil gadis cantiknya dan membawanya pergi dari sana dengan cepat. Mereka berjalan kearah besment sekolah tepat berada di depan motor Dirga.
"Dirga lepas!" Nata menghempaskan genggam Dirga dengan kuat hingga tautan keduanya terlepas, Dirga menghentikan langkah besarnya dan berbalik menatap gadis bermata indah nan cantik dengan seksama.
"Lo apa-apan sih ga! Lo tuh--"
"Pacar gue" Potong Dirga pada perkataan nata dengan cepat. Nata terdiam kala mendengar perkataan laki-laki di hadapannya, apa dia bilang? Pacar? Sejak kapan?
Nata Tercengang untuk kedua kalinya pada ucapan yang di lontarkan Dirga baru saja, "Udah ayok pulang!, gue anter sampek rumah" Ucap Dirga dengan enteng tanpa merasa aneh dan tenang seperti tak ada masalah apa pun.Sedangkan Nata ia masih ngefrees di tempat, "Lo mau pulang atau nggak? , klo nggak gue ttinggal."
🌼🌼🌼
Pagi hari sekolah Nata sedang sibuk menyiapkan event yang di adakan oleh sekolah untuk memperingati hari jadi sekolah mereka sehingga seluruh kelas sepuluh hingga kelas dua belas, di sibukan dengan menghias kelas mereka masing-masing dan tak lupa kelas nata dan Dirga.
kelas yang bersih dan rapi juga indah akan menjadi pemenangnya dan kelas yang memenuhi penilaian dari ketiga kategori tadi akan menjadi pemenangnya sehingga semua kelas sedang mengusahakan itu semua.
"Okey!, Gaes gue minta perhatiannya sebentar ya, Sebelum Ms. Lovely dateng, Jadi gini--" Gibran ketua kelas dua belas mipa tiga adalah kakak dari jihan ya walaupun bukan kakak kandung tapi mereka juga dekat layaknya adik kakak yang satu rahim seperti biasanya dan faktanya mereka satu kelas.
Gibran juga terkenal dan di kagumi banyak cewek-cewek di sekolah karena dia tampan tetapi tidak brutal seperti Dirga yang terkenal dan di kagumi karena dia tampan tapi langganan BK, anak itu tidak ada rasa takut pada guru bk sama sekali, pak tama selaku guru bk yang selalu berurusan dengan Dirga.
Gibran menjelaskan semuanya pada anggota kelas dan membagiakan tugas ke setiap individu,"Gib!, Berarti Ms. Lovely nggak masuk? " Tanya seorang siswa pada Gibran.
"Masuk tapi agak Siang, katanya " Jawab Gibran, Siswa itu mengangguk mengerti dan kembali mengerjakan tugas yang sudah di bagi oleh sang ketua kelas dengan seksama bersama siswa lain, "Oh, Iya buat lo bertiga, bantuin gue ngedekor, dan gambar di dinding belakang ya" Tunjuk gibran kepada tiga gadis cantik yang sedang duduk bertiga di dua bangku yang di satukan.
Nata dan Reyna hanya mengangguk mengerti sedangkan jihan gadis itu malah mengelak perkataan gibran yang notaben nya seorang kakak dan ketua kelas itu."Dih! Ogah banget gue, Siapa lo Ngatur-ngatur gue, Gue bukan pesuruh lo ya." Jawab jihan dengan menyilang kan kedua tangan nya di depan dada.
"dih!, klo lo nggak mau ya udah!, gue tinggal bilang ke Ms Lovely buat ngomong sama mami, Biar lo di marahin sekalian." Jawab gibran dengan melenggangkan langkahnya keluar kelas, mungkin dia mau menuju ke kantor guru melaporkan sang adik pada wali kelas cantiknya itu.
"YA!, GIBRANJING!, SINI LO JANGAN KABUR BABI!."
"KEJAR GUE KALO LO BISA!, JIHANJING!" ya begitulah jihan dan gibran tiada hari tanpa gelud Reyna dan nata melihat itu sudah biasa.
tapi tidak untuk kelima pria yang berada di balkon koridor lantai dua di sekolah ini yang menghadap langsung ke dua lapangan, yaitu lapangan bola dan basket di sekolah mereka, benar karena luasnya hampir lima hektar sekolah ini mempunyai fasilitas yang sangat amat mencukupi kebutuhan para siswanya.
mereka melihat keduanya yang sedang kejar-kejaran di lapangan seperti tom and Jerry. Dan benar ruang kelas 12 MIPA dan IPS di pisah menjadi dua Gedung dengan satu Gedungnya terdiri beberapa ruang sesuai kebutuhan jurusan mereka masing-masing.
"Anjay bini gue cantik juga yaa meski lagi mode maung" Gumam Fahry, Rafi melayangkan satu jitakan di kepala Fahry, membuat sang empu kesakitan dan langsung mengusap tengkuk kepalanya. "Anak orang jangan lo lecehin gitu dong banjingan" Ucap sandi.
"Lecehin gimana! Nyentuh aja kagak! Njeng!" Sungut Fahry.
"Bukanya dia ketua kelasnya Nata" Gumam Arga, meski mereka semua bergelar anak berandalan di sekolah tapi mereka tidak pernah menyakiti wanita atau gadis mana pun
termasuk jika mereka sedang di beri pelajaran atau hukuman oleh guru perempuan di sekolah, hanya saja beradu mekanik saat di bimbing untuk kesalahan mereka.🌼🌼🌼
Gimana ceritanya seru ga?
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine Not Yours [ DIRGA KALINGGA ] [End]
Teen FictionDia Adalah Milikku Bukan Milikmu. Kata yang seakan menjadi pemenang dalam memperebutkan gadis yang digadang-gadang adalah Hitler Sekolah dari seorang ketua Geng motor, tetapi nyatanya waktu tidak bisa menyatykkan keduanya dengan sebuah ikatan pernik...