12. 🌿 Ketinggalan Di Halte

14 11 0
                                    

Jangan lupa vote and follow
Happy reading📖 

🌼🌼🌼

"Apaan sih!, putra!, masa gua ditinggal sendirian! "

Percuma putra sudah jauh entah kemana. Nata duduk di hamparan ramput yang hijau memandang pemandangan kota yang ramai lalulalang kendaraan dengan di temani senja yang mulai redup bergantian dengan bulan dan bintang.

"Putra anjing masa gue di tinggal sendirian sampek magrib gini, sialan!. Awas aja besok gua bales lu, put!"  Ia menggrutu kesal dalam hati.

"Alah mending gua pulang aja, nungguin dia percuma, anjing, goblok bet gua"  Ocehnya pada diri sendiri.

Nata berdiri membenarkan bajunya yang mungkin kotor, karna duluk lesehan bersentuhan dengan rumput langsung, ia membalikan badannya dan berjalan menjauh dari tempat semulan dan berjalan menuju halte bis terdekat.

Suara derap nafas yang tersengal-sengal seorang lelaki, setelah sampai di tempat yang ia tuju ia hanya bertolah toleh seseorang yang ia tuju sudah tidak ada di tempat, kalau kemana gadis itu pikiran nya.

"Nata~"

"Nat, lo di mana, Nat! "

Putra berteriak mencari Nata kesana kemari sambil menenteng buket bunga dan sebuah kotak cicin yang mungkin akan di berikanya untuk Nata.

🌼🌼🌼

"Heh! dugong, lu kemaren katanya diculik putra? " Tanya Jihan yang duduk tepat di bangku depan meja Nata dan Reyna.

"Iya tuh, kemaren gua nyariin lo tau, gua telpon ke rumah kata bunda lu belum pulang" Melirik Jihan sebentar dan di angguki oleh sng empu.

"Lu kemana anjing?"  Lanjut Reyna yang mulai menginterogasi sang sahabat. Hal itu hanya di angguk Jihan untuk ke dua kalianya.

"Lu tau kita berdua tuh khawatir tau, takut lu diculik sama demit" Ucap Jihan kala Nata ingin menjawab pertanyaan dari Reyna.

"Gu-"

"Bunda tuh sampai nelpon ke semua orang yang di sekitar lo anjirr"

"Gue di-"

"Sampai Ms. Lovely aja ikut nyari."

"Ini kapan Nata ceritanya anjing!, kalo lo ngoceh terus, ji! " Reyna sudah mulai murka dan mengeluarkan jurus andalanya.

"Iya tau tuh si Herman ngoceh mulu, nggak ngasih kesempatan" imbuh Nata

"Anjing itu nama bapak gua, napa dibawa-bawa anjir" Jihan tak terima nama papanya di bawa-bawa.

"Lah lu kan anaknya, pak Brata bukan Herman" Lanjut Reyna

"Pak Brata bapak kandung gua anjing!, yang udah meninggoy"

Warga kantin sampai tak habis pikir dengan jalan pikiran ketiga orang itu, selalu ada saja yang dijadikan topik adu bacot yang tak penting sepeti ini.

"Pundung anaknya Brata" Ejek Nata sambil tersenyum miring dan sambil menoleh pada Reyna yang ikut tersenyum dan menganggukan kepalanya tanda setuju ucapan sang sahabat.

"Diem lu anaknya Baskara"

"Udah nggak usah di lanjut, buru cerita lu, keburu gurunya masuk" Pungkas si kutu buku.

She Is Mine Not Yours [ DIRGA KALINGGA ] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang