Sementara di sekolah Dirga bersama anggota inti gengnya berada di kantin sekolah saling adu canda dan tawa di antara mereka, "bang Dirga! " Panggil salah seorang siswa dari ujung kantin, dengan sepontan anggota inti geng tersebut pun menoleh mencari siapa yang berani meneriaki nama sang ketua geng dengan lantang di kantin sekolah tersebut.
"Saha! Sia! Njing! " Jawab Sandi dengan sama meneriaki si siswa yang memanggil nama Dirga itu, karna mereka duduk di ujung kanting lainya jadi tidak terlalu jelas siapa yang berani meneriaki sang ketua geng tersebut, karna jarak antara ujung ke ujung cukup jauh.
Siswa tersebut mulai me dekat bersama temannya yang ketakutan menghampiri anggota geng tersebut, "sorry bang, gue cuma mau nyampai pesan dari pak Adit, klo kalian di suruh nemuin beliau di gazebo depan" Ungkapnya dengan sedikit gugup didepan anggota geng tersebut, yang hanya di dengarkan oleh Sandi sedangkan yang lainya sibuk dengan masing-masing.
Setelahnya siswa tersebut pun pergi dari grombolan geng itu, "gimana Ga?, samperin nih tu bocah" Celetuk Rafi yang meminta persetujuan dari sang ketua, dan hanya di anggukin oleh sang empu. "Alah anjing! Kenapa sih harus skarang banget gitu, bakso gue belum habis " Rengek Gibran yang mengungkung masuk bakso nya.
"Bawa! " Balas Fahry pada Gibran, dan yah ucapan itu di turuti oleh ketua kelas IPA 1 itu, membuat yang lainya termasuk Fahry sendiri memutarkan bola matanya malas.
"Terserah dah, buru! " Ajak Arga, dan mereka pun turun dari kantin menuju Gazebo depan menghampiri sang wali kelas, namun tak di sengaja kala merka sedang berjalan di lorong sekolah, grombolan geng tersebut bertemu dengan grombolan geng cewek yang di salah satunya ada Nata dengan membawa setumpuk buku di tangannya, mungkin ingin mengumpulkan tugas dari guru mapel hari ini.
Keduanya berjalan berlawan arah, "Gibran tuh! " Ucap Hana kala melihat Gibran bersama dengan grombolan Dirga sambil menunjuknya tanpa ragu.
Alhasil Nata dan sisa temannya itu menoleh ke arah yang dintunjuk oleh Hana --Bendahara kelas. "Wah hooh tuh, ih ada mas Arga juga, jadi malu" Ucap gadis bernama prilly itu, segera merapikkan pakaiannya dan juga rambut yang kerli, gadis yang berjulukkan cewek centil di kelasnya.
"Woi! Gibranjing! " Triak Jihan spontan segera mendekati grombolan itu dan di ikuti oleh seluruh temannya termasuk Reyna dan Nata yang selalu nempel untuk ketiganya.
Grombolan laki-laki langsung berhenti di samping ruang guru, dan menunggu sang empu menghampiri nya dengan langkah gontai nya, "enak ya lo nggak masuk kelas malah bolos sama bocah tai ini " Pekik Jihan sembari memainkan telunjuknya untuk menunjukkan Dirga dan gengnya.
"Ya kenapa, masalah buat lo? " Jawab Gibran dari belakang Dirga yang entah kemana makuk bakso yang ia bawa tadi.
"Jangan kasa-kasar, sama pacar gue! " Imbuh Fahry.
"Dia adek gue " Jawab Gibran.
Sementara Nata dan Dirga mereka hanya saling adu pandangan mata seperti berkomunikasi dengan bahasa mata mereka di sela keributan yang di sebabkan Jihan, Gibran dan Fahry, namun tanpa keduanya sadari ternyata Reyna menyaksikan interaksi antara keduanya.
Senggolan sedikit dari Reyna pun menyadarkan Nata, dengan senyumannya bak seperti menggodanya, "udah jadian aja kelamaan ntar keburu lulus, Na " Bisiknya yang juga masih bisa terbaca oleh Dirga. "Apaan sih" Elaknya.
"Jihan! Bisa turun kan nada bicara mu! Mengganggu saya di dalam kelas" Tegur pak Dewa padanya.
"Emm iya Pak maaf " Balasnya "awas ya lo! Gue aduin ke mami lo" Lanjutnya lagi mengancam Gibran.
"Nyenyenye"
Dan akhirnya perdebatan tak penting pun berakhir dan mereka melanjutkan tujuan masing-masing dengan Nata dan temannya keruang guru sedangkan Dirga dan gengnya menuju Gazebo depan.
🌼🌼🌼
Senin pagi yang cerah, dimana hari ini adalah hari ujian di SMA Galaksi semua siswa kelas 12 mulai berdatangan dari rumah masing-masing dan mulai memenuhi are basement sekolah, karna jam sudah menunjukkan pukul 07.00. Alhasil basement pun juga mulai terisi oleh kendaraan dari siswa, seperti mobil dan motor yang mereka bawa, berhubung anak kelas 10-11 di liburkan jadi masih tersisa banyak ruang untuk mereka yang datang dengan mobil merka.
Namun tak terkecuali oleh anggota Geng Atmos yang juga sudah datang tidak langsung menuju ruang ujian masing-masing tetapi mereka lebih memilih untuk bersantai dan nongkrong-nongkrong di salah satu sudut basement sekolah, menunggu sang ketua mereka yang belum kunjung datang juga. Hingga bel pertama pun di bunyikan.
"Gila santai amat tu orang yak, mentang-mentang, mentang! Datang kesekolah seenak jidat" Beo Fahry yang sudah jengah menunggu Dirga yang tak menunjukkan wajahnya.
"Paling juga lagi jemput ayang" Celetuk Sandi yang membuat Fahry dan Rafi sedikit terkejut, bukan karna ucapan Sandi barusan tetapi melihat snag ketua memboncengkan gadis yang di gadang adalah hitler sekolah itu.
Arga yang semula tak peduli dan asik menyedot susu fulcrum kemasan itu pun itu terkejut, karna ulah Fahry yang menolehkan kepalanya dengan paksa menatap kedatangan Dirga yang memboncengkan Nata sang hitler sekolah itu.
"Anjing! Kok bisa gitu cok!" Pekik Rafi yang amat sangat terkejut.
Dirga datang dengan Gibran dengan memboncengkan Jihan di belakangnya setelah mereka sampai dan motor yang sudah terparkir berjejran dengan motor gengs Atmos lainya, keempat orang itu berjalan menghampiri Fahry, Sandi, Arga, dan Rafi ynag masih shock melihat kedekatan Dirga dan Nata hari itu juga.
"Ji! Malu anjing, si Fahry natapnya gitu banget, mana banyak anggota lagi" Bisik Nata pada Jihan yang berjalan di belakang Gibran dan Dirga, dan soal Gibran kenapa dengan Jihan ya karna merka adek-kakak, walaupun bukan kandung tapi mereka serumah jadi ya kenapa nggak sekalian aja, suruh mami dan papi dari keduanya.
Fahry yang masih shock pun bertepuk tangan bangga dengan gebrakan yang Dirga bawa pagi ini, "mantep, Ga. Nggak sia-sia lu dobrak pintu OSIS sampek remuk gitu" Puji Rafi pada sang ketua itu.
Sementara Arga yang masih sibuk dengan tersedaknya karna ulah Fahry tadi, menimbulkan sedikit batuk namun disaat itu Sandi yang sedang membantunya menepuk-nepuk punggung Arga pelan dan sesekali ia memberinya sebotol air minum untuk meredakkannya. "Fahry anjing" Gumam Arga lirih sembari sedikit melirik kearah Fahry namun ucapan itu sangat lirih hingga hanya di dengar oleh Sandi saja sepertinya.
Disaat itu juga Sandi sempat terkekeh kecil tanpa sepengetahuan dari Arga, jika tau habislah riwayatnya.
Selesai menjelaskan sedikit kronologinya mereka pun segera naik ke lantai atas menuju ruang kelas masing-masing sesuai dengan nomor yang ada di kartu ujian setiap siswa yang di berikan oleh pihak sekolah tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine Not Yours [ DIRGA KALINGGA ] [End]
Teen FictionDia Adalah Milikku Bukan Milikmu. Kata yang seakan menjadi pemenang dalam memperebutkan gadis yang digadang-gadang adalah Hitler Sekolah dari seorang ketua Geng motor, tetapi nyatanya waktu tidak bisa menyatykkan keduanya dengan sebuah ikatan pernik...