25. 🌿 Happy wedding

16 12 0
                                    

Satu minggu berlaku ujian sekolah di SMA Galaksi semakin menuju akhir tersisa kisaran 3 hari lagi mereka selesai ujian sekaligus untuk sekolah, dan melanjutkan kejengkang yang lebih tinggi lagi.

Ruang 18 belas dimana disana adalah kelas yang di isikan oleh anggota inti geng atmos seperti Dirga, Rafi, Sandi, Arga, dan Fahry. Kelima pemuda itu sedang dilanda kebingungan dengan soal matematika hari ini, "Ga! Apa jawabannya?" Ucap Fahry setengah berbisik meneriaki nama sahabatnya itu.

Tetapi bukannya Dirga atau Arga yang menoleh malah Sandi yang menoleh dan menunjukkan wajah kocaknya sontak kelima laki-laki itu pun reflek tertawa kecil karna ulah Sandi. "Pfftt!!" Suara tahan tawa dari anggota inti Atmos itu pun memecah keheningan didalam kelas dengan situasi tegang karna matematika pagi itu.

"Yang belakang kerjain, jangan bercanda" Teguran itu segera membuat kelimanya di tatap oleh penghuni reuangan tersebut yang juga ikut menahan tawa mereka kala melihat wajah Sandi yang tertidur dengan balon ingus yang meletup dari hidungnya.

Tawa kecil pun terdengar ringan di ruang ujian tersebut, "kalian kenapa sih! Disuruh kerjain soal malah cekikikan gajelas" Omel sang guru pengawas laki-laki itu pada siswanya yang tak berhenti menertawai wajah kocak Sandi.

"Salahin Sandi pak!" Ucap siswi bernama Sinta sambil menunjuk kearah Sandi yang sedang terlelap di bangku mejanya bertumpu pada kedua lengan tanganya yang di. Lipat di atas meja. Setelahnya sang pengawas pun berjalan menghampiri meja Sandi yang berada di bagian nomor 2 dari belakang tepat di depan meja Arga.

Semua siswa pun segera mengalihkan pandangan mereka berakting seperti tak terjadi apa, kala guru tersebut mulai membangikunkan Sandi yang molor tak kenal tempat itu "Sandi!. Bangun kerjakan soal ujiannya"

"Apaan sih Dirga, biarin gue tidur bentar" Pekik Sandi yang merasa terganggu oleh tangan yang berusaha membangunkan tidur nya.

Tanpa pikir panjang lagi Fahry yang sudah tak tahan akan ulah yang membuat maku geng Atmos oleh Sandi pun ia bangkit dari tempat duduknya dan segera memukul kepala bagian belakang Sandi, "heh! Setan! Bangun lo! Lo tuh masih disekolah! Bukan di basecamp!"

Sandi pun akhirnya tersadar dan mengeliat melihat sekeliling nyatanya ia sudah di hadiah tatapan penghuni kelas yang sedang menunggunya untuk bangun juga seorang guru pengawas yang sudah siap untuk membuat perhitungan dengan bocah kampret printilan Dirga itu.

"Kenapa sih? Gue emang ganteng tapi natapnya nggak usah gitu banget kali" Tanpa basabasi Fahry segera memukulnya lagi dengan cukup keras, "sadar setan lu masih di sekolah, condot!"

"Emm"

Bocah itu manggut-manggut entahlah apa yang ada pada otak pemuda ini hingga sang guru pengawas pun sudah tidak bisa berkata-kata lagi, sementara Dirga dan Arga mereka hanya acuh dengan keributan yang di timbulkan oleh printilan mereka hari ini.

"Sudah-sudah Fahry kembali ke tempat dudukmu, dan kamu Sandi ikut saya keruang pengawas" Ungkap sang guru pengawas yang juga sudah jengah dengan kelakuan meraka yang sering sekali bikin ulah.

Sedangkan detik yang sama di ruang yang berbeda di tempat Nata semuanya berjalan dengan sunyi hending layaknya ruang ujian pada umumnya, dengan sesekali Gibran melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang aneh dan celetukkan yang seponta pada setiap pengawas yang masuk kedalam ruangan nya.

"Pak! Izin ke toilet"

Gibran lalu keluar berlalu meninggalkan kertas ujiannya dan meninggalkan kelas entah benar ketaoilet atau tidak, kita tidak tau.

"Gila ni anak beser amat ya" Pekik Nata yang memperhatikan setiap kelakuan yang sang ketua kelas itu lakukan di setiap pergantian pengawas.

"Turun bero mungkin, Nat" Sambung Reyna menyahuti ucapan sang sahabat, "pffftt anjir turun bero nggak tuh" Saut Jihan yang juga sedikit terkekb oleh ungkapan Reyna.

She Is Mine Not Yours [ DIRGA KALINGGA ] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang