Happy reading 📖
🌼🌼🌼
"Anjing! Lo kira gue nggak waras!?" Ucapnya lagi tak Terima.
"Hahahaha." Reyna tertawa puas karena sudah tak sanggup lagi untuk menahan lebih lama. "Wah~,Ji. Lo harus di bawa ke RSJ sih ini." menggeleng menepuk bahu sang empu yang di jahili-nya.
"Anjing!, Lo pikir gue gila! Apa!" Sungut Jihan, "Lah itu buktinya, suhu badan lu sama anggetnya kayak pantat gue." Menunjuk jidat Jihan. "Haha. Udah-udah. Itu jemputan kita udah dateng." Reyna menghentikan perdebatan keduanya.
"Ya udah...Ren, pulang duluan ya da.." Melambaikan tangan dari dalam mobilnya. Di jawab anggukan dari keduanya. "Da~ Ren ati-ati." Jihan melambaikan tangan pada Reyna yang meninggalkan mereka
"Bran!. Ati ati lu, titip Jihan ya. Jangan sampek lepas nanti carinya susah." Memasuki mobilnya, "NATA. AWAS YA LO, BESOK" triak Jihan pada mobil Nata dan menghampiri motor Gibran
"Langsung pulang?" Tanya Gibran
"Ya pulang lah!, mau tidur di pinggir jalan jadi gembel!." Sungutnya, pada Gibran, "Ya santai atuh."
🌼🌼🌼
"CEWEK AWAS!."
'dugh!.' bola basket mendarat tepat di kepala Jihan. "Sorry gue--" Belum sempat meminta maaf, ia sudah kicep dengan teriak Jihan.
"AW!!..SIALAN SIAPA YANG LEMPAR BOLA KE KEPALA GUE!!.. " Jihan murka. "Mampus mati gue!!.. " Gumam Fahry mulai ketar-ketir.
"Ga, Tolongin gu-" Dirga dan yang lainnya sudah lari lebih dahulu menjauhi Fahry yang masih ada di lapangn, "Dirganjing!. Sialan awas aja lo nanti" Fahry pasrah ketika ia di hampir gadis penuh murka di wajahnya itu sambil berusaha memerat bola basket di tangan mungilnya.
"Fahry Sayang~, Siapa yang lembar bola ini tadi~ Hm~?" Jihan tersenyum penuh amarah, "Jawab Fahry! Budeg lo! "
"Sorry sayang, Tadi nggak sengaja, Sum--" Menunjukkan dia jarinya.
"LO PIKIR PALA GUE RING BASKET APA!. HAH!. LO PIKIR INI GA SAKIT APA!" Jihan yang sudah tersulut amarahnya pada Fahry. Suara Jihan sangat melengking, bisa saja orang yang telat bangun akan segera bangun dari tidurnya tanpa pikir panjang lagi, dari lapangan saja suaranya sudah terdengar hingga penjuru sekolah dan ini adalah salah satu alasan kenapa Jihan di jadikan sebagai ketua tim pemandu sorak di sekolah, suaranya sudah melebihi batas normal suara manusia.
Dengan jurus seribu bayangan yang Fahry pinjam dari naruto ia bisa kabur dari triakan Jihan yang amat sangat mustahil untuk dia dengar, "YAK!, FAHRYNJING MAU KEMANA LO, URUSAN KITA BELOM SELESAI SIALAN!" Lanjutnya. Fahry yang sudah lari terbirit-birit meninggalkannya sendiri di lapangan.
"SAYANG~, MAAF YAA TADI NGGAK SENGAJA!~ YANG!~" Triak Fahry sambil berlari menjauhi lapangan, "Fahry anjing. "
🌼🌼🌼
"Selamat siang anak-anak." Ucap seorang guru perempuan yang masuk ke kelas nata, "siang ms." jawab semua murid, Guru cantik itu menjelaskan materi pelajaran kimia hari ini dengan gayanya, serius tapi menyenangkan jadi para siswanya tidak gampang bosan kala belajar dengan beliau.
"Untung cantik, kan nggak jadi ngantuk." Guman salah seorang murid laki-laki di kelas Nata.
Ms. Lovely, ia seorang guru yang mengajar mapel kimia dan sekaligus sebagai wali kelas Nata di kelas dua belas, Ms. Lovely memang cantik dan masih muda beliau juga masih singgel, tak sedikit anak muridnya ada yang menyatakan cinta pada wakel cantik yang satu ini.
Bahkan salah satu anggota atmos juga ada yang pernah menyatakan cinta pada Ms. Lovely, Kalian tau siapa dia? Rafi. yap Rafi pernah menyatakan cinta pada Ms. Lovely padahal notabennya Rafi adalah salah satu anggota atmos yang cenderung suka diam tidak banyak bacot seperti lainya.
"Kapan selesai sih, laper nih gue" Gumam Jihan sambil sesekali mengusap perutnya.
"Dan sekian dari saya, untuk pertemuan hari ini terimakasih dan selamat siang" Ms. Lovely keluar kelas dan sesaatnya bel pulang terdengar.
'Kring!.....'
"Mohon maaf diberitahukan kepada seluruh siswa-siswi kelas dua belas untuk tidak pulang terlebih dahulu setelah jam KBM selesai dikarenakan akan ada evaluasi dari bapak kepala sekolah di lapangan, trimakasih! "
"Ye.. Padahal dah seneng gue, Guru anjing" Sungut Jihan, "Jihan!" Tegur Reyna, "Ji, Reyna!, Ayok ngapain masih di sini" Melerai keduanya agar tidak adu mulut dan menjadi panjang. Keduanya menghentikan adu mulut yang sengit itu dan menatap Nata dengan tajam dan menyaut tas mereka masing-masing ke pundak dan berjalan ke arah lapangan bersama.Gila ngeri amat natapnya, kek mau nerkam anjing, kek betina haus darah segar batin Nata kala di tatap keduanya.
🌼🌼🌼
Semua siswa sekolah sudah berada di lapangan, Nata, Reyna dan Jihan juga sudah menempatkan diri di bagian paling depan tidak ada alasan, entah lah. "Nata, Sini bentar" Panggil Putra sang mantan ketua OSIS sebelum Kepala sekolah memberikan sambutannya.
"Hah?Gue." Menunjuk dirinya dengan telunjuk dengan cepat Putra menganggukkan kepalanya. "Reyna, ji, Gue kesana bentar ya." Meminta ijin pada kedua sahabatnya, dan meraka pun menoleh pada Nata bersama, "Mau kemana lu?, Sambutannya bentar lagi dodol!" Jawab Jihan.
"Gue di panggil Putra."balasnya, "Hah!,Mau ngapain tuh anak ama lu? " Tanya Jihan. "Ren?" Reyna mengganggukkan kepalanya menandakan jawaban iya saat itu juga Nata pergi meninggalkan kedua sahabat nya di lapangan.
"Udah lah ji biarin aja.. Mungkin ada urusan lain.. " Membenarkan posisi wajah Jihan yang terus memandang langkah kaki nata yang perlahan menjauh dari lapangan, "Heh! Lu tau kan si condot sekolah"
Sedangkan di sisi lain grombolan anak-anak nakal itu tidak ada di lapangan atau lebih tepatnya mereka tidak mau mengikuti evaluasi yang akan di sampaikan oleh kepala sekolah, mereka malah memilih pergi ke markas yang tempatnya berada tidak jauh dari sekolah.
Warung mba Eti tepatnya seluruh anggota Atmos sudah ada di sana termasuk Dirga, Sandi, Fafi, Fahry dan Arga anggota inti geng juga ada di sana sudah lebih dulu, mungkin sudah ada satu jam yang lalu. Entah membicarakan apa disana tapi nampak sangat ramai dan berisik. Suara canda dan tawa para anggota Atmos terdengar sangat lah di telinga.
"Mba Eti~, Kopi mba!"
"Okey!"
"Woi! Dirga!, Lu nggak ikut evaluasi!, Si Nata di gondol Putra noh!, Kagak tau di bawa ke mana! " Ucap Fahry yang tiba-tiba datang. Entahlah laki-laki ini selalu tau apa yang tidak di ketahui oleh orang lain oleh karnanya Dirga menempatkan Fahry sebagai pelacakan markas musuhnya selain Arga.
'Brak!!' Dirga menggebrak meja. "Eh buset!" Celetuk Sandi yang terkejut dengan itu. "Tau dari mana lo?" Tanya.
"Dari ayang gue lah, si Jihanjing" Jawab Fahry dengan pedenya, "Lu kenapa ga?" Tanya Rafi.
"JANGAN BILANG BOSS!! KITA SUKA SAMA SI HITLER SEKOLAH!!..." Kejut Sandi
🌼🌼🌼
Gimana ceritanya suka nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine Not Yours [ DIRGA KALINGGA ] [End]
Novela JuvenilDia Adalah Milikku Bukan Milikmu. Kata yang seakan menjadi pemenang dalam memperebutkan gadis yang digadang-gadang adalah Hitler Sekolah dari seorang ketua Geng motor, tetapi nyatanya waktu tidak bisa menyatykkan keduanya dengan sebuah ikatan pernik...