Jangan lupa vote and komen
Happy reading 📖🌼🌼🌼
"Persiapan!,malam ini kita tempur" Ucap laki-laki yang baru saja tiba, yang berhasil mengejutkan dua anggotanya yang sedang asik bermain catur di teras Markas.
Dirga melemparkan kunci motornya pada meja yang ada, lalu ia segera membanting tubuhnya pada sofa yang ada didekat meja tersebut. "Sama siapa lagi, ga?" Tanya Rafi yang baru muncul dari kamar mandi.
Ya di markas inti tepatnya adalah rumah sederhana, yang di beli Dirga untuk melarikan diri dari keributan yang ada di rumah mewahnya dengan uangnya sendiri yang sekarang ia jadikan sebagai merkas inti, karna yang tau hanyalah teman sekaligus sabahat Dirga, yaitu anggota inti Geng Atmos, seperti sekarang ini.
"Sama Bara" Saut Arga dari kamar yang ada di dalam rumah itu, seketika Rafi menoleh sedangkan tiga curut lainnya masih asik berebut kemenangan pada permainan catur itu.
"Apaan si anjing, orang bener gue yang menang" Beo Gibran pasa kedua curut didepannya ini. "Nggaklah anjay, masa kuda jalannya gitu, kan harunya 'L' bego!" Balas Fahry tak terima.
Sedangkan sandi ia puas tertawa dengan tingkah keduanya, "hahaha anjing, udah taik!, perut gue sakit ngetawain kalian yang sama-sama oonnya." Ia terpingkal-pingkal sambil memegangi perutnya, sedangkan keduanya masih saja berdebat tentang cara jalan kuda catur.
"CURUT! MASUK!" panggil Rafi pada ketiga laki-laki itu, yang membuat mereka segera bergegas dengan teriakannya, mereka berlari rusuh tak maukalah. "SIAP KOMANDAN!" Jawab ketiganya sambil berhormat bak tentara.
"Bau-bau mainan baru, nih. Siapa bang?" Celetuk Gibran kala melihat Arga yang tengah sibuk menyusun strategi pada laptopnya. "Bara, lagi?" Tanya Fahry dengan malas.
"Yaah, males banget tu orang lagi yang lain kek" Ucap Sandi sambil menjatuhkan tubuhnya pada sorang dekat Arga duduk.
"Kali ini beda, Bara punya pasukan baru lagi yang nggak kalah banyak dari kita, dan salah satunya adalah Dwi Saputra, sang mantan ketos yang selalu ngejar-ngejar, Nata di Sekolah." Jawab Arga dengan santaitanpa menoleh pada siapapun kecuali laptopnya.
Semuanya terkejut terkecuali Dirga dan Rafi, karna sebelum ketiganya masuk mereka sudah lebih dulu di beri tau oleh sang tangan kanan. "Huh! Kok bisa bang, mereka colleb?" Ucap Sandi yang masih penasaran.
Dan hanya di angguki oleh Dirga, setelah nya ke-enam laki-laki itu duduk dengan serius mendengar intruksi yang Dirga dan Arga berikan, juga sesekali Rafi mengibuhinya. Mengangguk tanda paham dari ke-enam anggota inti Geng Atmos ini, setelah membagikan tugas masing-masing seperti biasanya, karena lawan kali ini jumlahnya seimbang dengan anggota jadi spertinya ini akan menjadi pertempuran yang sangan Epik.
Kemudian mereka berenam pun pergi meninggalkan maskar inti dan pergi bergegas menuju markas besar mereka dan mengumpulkan semoa anggota, dari luar sekolah atau pun dari dalam sekolah, Geng yang di ketuai brandalan sekolah ini nyatanya lebih banyak sebagai anggotanya adalah kalangan remaja kelas 12 semester akhir.
Kedatangan anggita inti ini membuat atensi semuanya menjadi terkejut karna kedatangan mereka yang secara bersamaan seperti ini, yang artinya ada misi besar yang datang, tebak semua anggota yang ada di sana.
"Waah misi besar nih kayanya" Ujar salah satu anggota Atmos yang berbadan cungkring itu yang teman di
sebelahnya. "Sepertinya iya, asik nih nggak jadi gabut, malam ini" Balas anggota lain.Ke-enam laki-laki itu sudah memarkirkan motor mereka berjejer rapi, Sang pemimpin pun turun dan melepas kan helm dan sarung tangan yang ia kenakan.
Setelah Sang ketua masuk dalam markas semua anggota berkumpul siap mendengarkan intruksi Sang ketua geng tersebut. Juga dengan strategi baru yang di jelaskan Arga dan yang lainnya.
Selesai Dirga memberikan intruksi pada anggotanya, "Oke itu aja, di tempat biasa dan sesuai dengan posisi masing-masing" Ucapnya dengan tegas.
"kalian boleh nyebar dari sekarang." Imbuh Fahry, lalu di angguki anggota lain dan semuanya pun pergegas menuju posisi masing-masing di area tempat yang akan di gunakan sebagai mendan tempur.
Sementara disisi lain geng baru Bara dan Putra sudah menuju tempat yang mereka janjikan dan juga Dirga yang tiba lebih dulu dari mereka.
Dan akhirnya waktu yang di tunggu pun tiba, Bara, Putra dan Dirga sudah siap diatas kuda besi mereka masing-masing, ditengah gelapnya malam dengan jalanan yang sepi kedua geng ini berkumpul untuk menyaksikan para pemimpin mereka yang akan bersaing kecepatan. Ya benar kali ini tidak ada perkelahian melainkan bertaruh nyawa sesungguhnya dengan balapan, ditempat yang sudah disiapkan.
Seorang gadis malam melakah menuju tengah-tengah jalan mengangkatkan secarik kain berwarna merah, yang menandakan bersiap untuk ketiganya, gadis itu menghentakkan kain merahnya mengudara, detik itu juga ketiganya melesat bebas beradu kecepatan masing-masing bersama motornya.
Dengan posisi pertama oleh Bara, kedua Dirga dan yang ketiga adalah Putra. Ketiganya tidak mau mengalah satu sama lain, hingga akhirnya salah satu dari mereka memenangkan balap liar ini.
Sorak riang dan tepukkan tangga di berikan oleh kedua anggota geng motor ini, Kedatangan motor Ducati berwarna merah itu lebih dulu sampai, dan balapan kali ini di menangkan oleh Putra---si ketos sekolah. Sorak gemuruh dari geng baru Bara dan Putra itu mengudara di area balap.
"Segitu doang kemampuan lo, ga? Katanya lu penguasa jalanan?" Ujar Putra meremehkan Dirga yang berada di posisi kedua, selesai melepas helm full fasenya dan turun dari kuda besi itu, putra menghampiri Dirga yang masih terduduk di motornya ---ZX25R, berwarna hitam miliknya.
Bara yang medengat itu hanya ikut tertawa riang dengan ucapan Putra pada Dirga, Dirga diam tersenyum singkat, "lo salah put kali ini gue ngalah sama pecundang modelan kek lu." Balas Dirga dengan senyuman remehnya.
Mendengar kata itu Putra ingin menyerang Dirga tapi dengan segera seorang pemuda segera mengadang tepat didepannya, "sebelum lo, sentuh temen-temen gua,lo lawan gua dulu, bocah," Ujar Arga pada Putra yang mengheningkan sejenak suasana malam itu, "gue nggak ada urusan sama lo anjing!" Hardik Putra pada sang tangan kanan itu.
"Ini emang bukan urusan gue, tapi lo punya urusan sam gue!" Pekik Arga yang semakin mendesak ruang gerak Putra, sementara yang lainnya masih lihat keduanya yang sedang serius beradu argumen. "ARGA! CABUT, TINGGALIN CURUT NGGAK BERGUNA ITU!" Panggil Sandi sebelum Arga benar-benar melepaskan pukulannya pada Putra.
Dan di sisi lain Dirga yang masih stay di atas motornya pun ikut meremehkan Bara, "lo liat kan, nggak mungkin buta, dan anggota gue nggak akan segan ngabisin geng lo lagi, bar. untuk kedua kalinya." Ujarnya lalu kembali memakai helm full fasenya dan segera pergi dari grombolan Geng Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine Not Yours [ DIRGA KALINGGA ] [End]
Novela JuvenilDia Adalah Milikku Bukan Milikmu. Kata yang seakan menjadi pemenang dalam memperebutkan gadis yang digadang-gadang adalah Hitler Sekolah dari seorang ketua Geng motor, tetapi nyatanya waktu tidak bisa menyatykkan keduanya dengan sebuah ikatan pernik...