Jangan lupa vomen
Happy reading 📖🌼🌼🌼
Tok.. Tok.. Tok.. Ketukan pintu ruang OSIS dari luar, "Masuk!" Saut seseorang dari dalam sana, "Kenapa put?, ada revisi lagi kah? "
"Oh udah dateng,Nat, duduk" Putra mempersilakan Nata duduk di sofa yang ada di ruangan 4x3 itu, sangat sepit dan sedikit pengap.
Setelahnya Putra membenarkan posisi duduknya dan menghadap Nata setelah mengunci pintu itu dan menutup semua gorden di sana, Nata yang melihatnya sempat bertanya Kenapa ia menutup semuanya.
Nata juga sudah takut namun dia harus tetap terlihat baik-baik saja, semoga apa yang ada di pikiranya itu tidak akan terjadi dan di lakukan oleh Putra, sang ketua OSIS, "Oke, langsung aja ya, Nat"
Putra duduk tepat di sebelah Nata di sofa yang sama tiba-tiba ia memegangi kedua tangan Nata yang membuat sang empu merasa kejut, "eh, lu mau ngapain, put? " Segera melepaskan genggaman tangannya dari laki-laki di hadapannya sekarang.
"eh, sorry Nat, gue nggak bermaksud buat lo takut kek gini, gue cuma mau..." Putra berdiri lalu merogoh saku celananya dan duduk di bawa depan Nata sambil mengulurkan sebuah kotak, sepertinya kotak cicin.
"Nat, sebenarnya gua udah lama suka sama lo, tapi gue nggak berani, buat ngungkapin, dan baru sekarang gue mau ngungkapin isi hati gue ke lo, Natasya Olivia gua suka sama lu mau nggak lu jadi pacar gua" Jelas Putra mengungkapkan isi hatinya dan ingin menjadikan seorang Natasya Olivia menjadi pacarnya.
Nata sempat tertegung sejenak mencerna apa yang barusan di katakan oleh Putra yang kini sedang berlutut tepat di hadapannya sambil menyodorkan sebuah kotak berisi cicin kecil yang berkilau.
"Apaan sih put, lu klo mau becanda jangan terlalu serius, anjir" Beonya tak mempercayai perkataan si Putra yang terlihat sangat serius.
Putra mendongak kan kepalanya "muka gue keliatan bercanda ya, sya? " Ucapnya lagi sambil berusaha untuk duduk di sofa yang nata duduki.
"Gue serius, sya. Gue suka sama lo, lo mau nggak jadi pacar gue?"
Tanya Putra sekali lagi kali ini nata sudah menyadarinya klo putra memang benar benar serius dengan ucapanya, Nata sedikit terjun untuk kedua kalinya,gue harus jawab apa?,batinnya.
"Lo nggak lagi bercanda kan, put? "Ucap gadis itu lagi.
Sang empu,menatap wajah Nata lekat "Kapan gua bercanda klo lagi sama lo, sya."
"Lo masih kurang bukti klo gue bener-bener suka sama, lo?."Beo nya mencoba meyakinkan Sang gadis.
Nata tetap diam. "Apa perlu gue buat pengumuman biar warga sekolah tau? " Lanjut Putra lagi dengan ke kukuhannya memebujuk Nata ajar jadi pacarnya.
"Eh jangan, klo ini beneran lo anggep serius?, gue boleh mita waktu nggak buat ngasih jawaban yang tepat buat lo? " Pinta Nata dengan ragu.
"Iya, sya. Gue juga sebenarnya nggak mau egois juga, klo lo juga butuh waktu buat ngasih jawaban ini, buat gue." Dengan antusias balasan dari Putra.
Nata mengangguk membuat senyuman tipis namun masih bisa terlihat, hening setelahnya suasana canggung pun mulai membalut keduanya di ruangan itu,setelahnya Nata meninggalkan Putra lebih dulu dan kembali kekelas, yang ia kira hanya sebentar ternyata ia berada di dalam sejak bel istirahat ke dua hingga waktu pulang, saat ia melangkahkan kakinya menuju ruang kelas yang kini sudah hampir semua temannya sudah pulang terkecuali Reyna dan Jihan yang sedang menunggunya selesai,bestie mah gitu.
🌼🌼🌼
Hari sudah berganti, satu minggu sudah sejak percakapan itu, yang mengakibatkan tumbuhnya rasa canggung dari keduanya.
"Bil, kak Nata sama kak Putra, kenapa ya?" Celetuk salah anggota OSIS kelas 10, Rafa yang sama anggota OSIS SMA Galaksi.
"Kenapa apanya, Fa? " Saut gadis bernama Bila pacar Rafa kebetulan mereka satu angkatan dan satu organisasi.
"Ya nggak biasanya mereka kek diem-dieman, gini anjir" Jelasnya sambil makan roti yang bila bawa untuknya tadi
"Ya mana gua tau, anjing. Kan gua bukan paramoral, Rafa" ucapnya membuat Sang pacar tergelak.
"Paranormal anying" Rafa Membenarkan ucapan Bila.
"Iya itu,malaksudnya" Balasnya.
"Apaan sih! Ngomong aja pakek typo segala, dasar Yanto" Ejek bocah itu lagi.
"Bapak gue, anying"
Benar sejak hari itu, kedekatan Nata dan Putra menjadi sedikit ada rasa kecanggungan di antara mereka, dengan saling merasa tidak enak satu sama lain.
'Brugh'
"Eh sorry, gue nggak sengaja" Sepontan Nata yang tak sengaja menambarak punggung seorang laki-laki.
Laki-laki itu berbalik menghadap Nata yang persis di belakangnya, pandangan mereka bertemu saat itu juga kala Nata juga mendongakkan kepala menatap wajah laki-laki yang tak sengaja di tabraknya.
"Elo!" Ucap keduanya bersamaan saling menunjuk satu sama lain dan saling melayangkan tatapan sinis meraka.
"Minggir, gua mau lewat" Ucap Nata sinis dan ketika ia akan menerobos, laki-laki itu malah menghalanginya dengan badannya yang lebih besar dari Nata.
Namun lagi-lagi ketika Nata ingin melangkah kedepan, lelaki itu masih saja menghalangi, "Dirga! " Bentak Nata pada Dirga yang hanya sendirian tanpa anggota gengnya.
"Lu denger gue ngomong nggak sih, atau lo emang budek, hah! " Ucapnya lagi karna sudah geram pada tinggah Dirga.
Dirga,laki-laki itu hanya tersenyum miring melangkah semakin mendekati Nata hingga punggung Nata menempel tembok, wajahnya semakin ikut terdorong kebelakang.
Ia memejamkan matanya, ketakutan kedua tangan berusaha menahan dada Dirga agar tidak jatuh ke dadanya.
'Fyuh' Dirga meniup wajah Nata hingga helaian rambut yang ada di pelipis Nata terbang menyingkap kebelakang karna tiupan itu.
Nata terpejam dengan erat merasakan tiupan Dirga pada wajahnya, sedangkan Dirga ia malah tersenyum smirk senang memandangi wajah Nata dengan rekam seperti ini dengan ekspresi yang sesuai ia inginkan dari sang empu.
🌼🌼🌼
"Jadi gimana, nih?" Ucap seseorang yang tengah berada di sebuah basecamp geng motor yang khas dengan barang-barang bekasnya."Tantang mereka sekarang juga buat balapan, besok malam." Jawab yang di yakini adalah ketua geng tersebut dengan nada yang dingin dan menyeramkan.
"Ok." Seseorang itu bangkit lalu melenggang pergi meninggalkan sang ketua di markas mereka dengan beberapa anggota lainya.
"Kali ini lo yang harus kalah di tangan gue!"
Tetapi di lain tempat sebuah grombolan geng motor sedang asik bercanda ria di sebuah warung, banyak motor yang tertata rapi di sekitaran warung tersebut, tampaknya anggota inti sedang membicarakan sesuatu yang serius seperti membaut strategi untuk mengalahkan musuh mereka.
"Ga!,seperti biasa!." Ucap Dirga sang ketua Geng Atmos dan di angguki oleh Arga sang kaki tangan.
"Dan lo ry, kecoh mereka, buat mereka lengah," Ucap si pemimpin geng motor itu pada anggota inti yang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine Not Yours [ DIRGA KALINGGA ] [End]
Teen FictionDia Adalah Milikku Bukan Milikmu. Kata yang seakan menjadi pemenang dalam memperebutkan gadis yang digadang-gadang adalah Hitler Sekolah dari seorang ketua Geng motor, tetapi nyatanya waktu tidak bisa menyatykkan keduanya dengan sebuah ikatan pernik...