Seseorang datang dengan motor sportnya menghampiri kerumunan Geng Atmos tang tengah menyiksa Putra Malam itu, "akhirnya yang di tunggu dateng juga" Ujar Rafi kala melihat Dirga dengan motornya datang menghampiri grombolan pemuda itu.
Semua atensi tertuju pada geruman kuda besi milik sang ketua geng Atmos itu kala ia baru saja sampai tepat di lantai dasar gedung, karna tempat yang mereka gunakan adalah lantai dua dari gedung tersebut, sehingga mereka bisa melihat siapa yang datang dan keluar dari atas sana.
Dirga mulai melepaskan aksesoris drive nya menyisakan jaket sportnya saja yang sedikit basah akibat gerimis di jalan ketika ia menuju tempat tongkrongan nya dan anggota, laki-laki itu kemudian segera berlari kecil untuk menaikai anak tanggal yang ada di salah sudut bangunan untuk menuju Putra dan anggotanya di Lantai dua.
"Lo semua boleh balik, kecuali anggota inti " Surutnya pada anggota geng selain anggota inti, sesuai dengan perintah sang ketua anggota geng Atmos embubarkan diri mereka terkecuali anggota inti. "Lah kenapa di bubarin, Ga? " Pekik Fahry.
Detik berikutnya sang empu mendapat jitakkan dari Sandi, "goblok apa gimana sih, ini masalah pribadi njing" Ucapnya pelan sedikit berbisik, disaat itu juga Dirga berjongkok tepat di hadapan Putra yang sepertinya sudah dihadiahi gamparan dari anggota, hingga wajahnya penuh Lebang sepeti ini.
'Plèk' Arga menjitak keduanya untuk berhenti berbicara karna sekarang giliran sang ketua untuk menghajar tahanan satu ini, Arga mengisyaratkan dengan mengendikkan kepalanya.
Laki-laki penuh lebam di wajahnya dan sudah tersungkur lemah itu sedikit tersenyum remeh pada sang ketua geng satu ini, "hehe lo pikir dengan cara lo nyuruh anak buah lo gebukin gue, gue bakal mati " Remeh Putra pada Dirga yang juga itlkut terkekeh dengan ucapan sang empu didepannya.
"Lo pikir gue yang nyuruh mereka buat gebukin lo kek gini?, tanpa gue suruh aja mereka udah ngelakuin hak mereka, apa lagi kalo di suruh, Kocak" Balasnya.
"Lagi pun, mereka berhak dapet mainan seseru tubuh lo" Ujarnya lagi.
Putra mulai geram dengan ejekan yang Dirga berikan padanya, "ternyata ketos kita ini cukup agresif ya" Gelaknya dan juga anggota inti Atmos.
"Gue nggak akan segan buat ngancurin kalian semua, percuma lo iket gue disini, tapi racun yang gue buat lagi Jalan-jalan di tubuh salah satu anggota inti lo" Ungkap Putra lalu tertawa puas, ia tertawa terbahak-bahak dalam gedung itu sehingga menimbulkan suara yang menggema di udara.
Dirga dan juga anggota inti Geng Atmos itu sketika menampilkan wajah terkejut mereka setelah mendengarkan ungkapan yang diberikan oleh Putra baru saja dengan segera Dirga berdiri dan menghadap pada anggota inti nya.
Tak lain juga mereka yang panik segera mengecek lengan mereka masing-masing, membuka membuka jaket sport yang mereka kenakan malam itu, dan di saat itulah Putra mulai merenggangkan tapi pada ikatan di tubuhnya ia berdiri dengan sempoyongan, seperti pemabuk.
"Percuma kalian nyari bekas suntikkan nya nggak akan ketemu" Ujarnya sembari terkekeh licik pada anggota inti geng Atmos itu. Segera Dirga berbalik pada putra yang sudah berdiri itu, ia mencengkram kerah Putra dengan sangan marah.
"Maksud lo apa anjing " Geramnya dengan mengedikkan gigi atas dan bawahnya, laki-laki itu bukanya menjawab malah terkekeh licik sambil memalingkan wajahnya kesamping di sela Dirga mencengkram lehernya.
'Brugh ' seseorang melemparkan jasad seorang laki-laki tepat di hadapan anggota inti Geng Atmos dan Putra yang juga ikut terkejut dengan siapa Arga membawa nya.
Ya laki-laki itu melemparkan jasad seorang laki-laki suruhan Putra untuk menyuntikkan racun pada Arga yang saat itu sedang berusaha turun dari pohon setelah selesa1 memalukan tugasnya pada geng Atmos, dan orang itu sudah tepat ada di belakang Arga namun kala orang itu hendak melancarkan aksinya, Adik Putra-- Leona Abimanyu, lebih dulu menendang laki-laki itu hingga tersungkur kesamping dan suntikkan itu menancap tepat di lengannya.
"Jalu! " Triak Putra kala mengenali perawakan jasad yang sudah mulai membiru akibat reaksi racun yang ia buat untuk membunuh Nata, dan anggota inti geng Atmos.
Dirga langsung melepaskan cengkaramannya melepaskan Putra yang lemas melihat jasad orang suruhannya itu, "lo apain sahabat satunya yang gue punya, Arga! " Putra terisak di tempat melihat jasad sahabatnya sudah kaku dan mulai membusuk.
Arga membuka sarung tangannya dan lemepaskan semua pelindung yang membungkus tubuhnya agar tidak terkena oleh jasad laki-laki itu, karna sudah langsung mengeluarkan bau busuk yang sangat menyengat, setelahnya ia melepaskan helm dan hoodie yang ia kenakan.
"Dia teman satu bangku Putra gue nggak tau nama aslinya cuma anak sering manggil dia sebuta Jalu, dia juga yang ngebantuin Putra buat bikin racun itu, " Ungkap Arga setelah sampai pada anggotanya tepat di samping Dirga menatap jasad didepannya.
"Sisanya gue ceritain di markas, kita bawaa si Bajingan ini ke kantor polisi dulu " Ujarnya lagi dan segera di angguki Dirga dan yang lain sementara sang empu masih saja menangisi jasad sang teman.
Disaat itu juga kala Putra hendak di bawa oleh Dirga dan Arga,ia tiba-tiba menyerang dengan menusuk perut Dirga menggunakan sebilah pisau lipat miliknya. Dan segera melarikan diri entah kemana. "Dirga!! " Kejut semuanya termasuk Arga yang tepat di sampingnya.
"Kejar dia! " Pinta sang ketua sambil memegangi pertanyaan yang tertusuk, dan mulai bersimbah darah itu, dan segera Rafi, Sandi, Fahry berlari mengejar Putra, sementara Arga, Gibran mereka membawa Dirga ke rumah sakit terdekat.
"Ga! Telpon ambulan! " Pekik Gibran sembari memberikan pertolongan pertamanya untuk sang ketua yang mulai kehabisan darah. Hingga akhirnya Dirga pingsan di tempat karna terlalu banyak mengeluarkan darah segar dari perutnya itu.
🌼🌼🌼
Di sebuah ruangan ruang laboratorium kimia, seseorang sedang bereksperimen dengan bahan kimia terlarang, "akhirnya jadi juga, " Senyum licik dari pemuda itu kala menyelesaikan eksperimen nya bahan terlarang itu, yaitu racun dan bahan kimia lainya seperti pestisida dan sianida,yang campur menjadi satu.Namun tanpa ia sadar seseorang sedang mengintainya dari celah pintu yang sedikit terbuka, karna kebetulan pintu tersebut tidak di kunci olehnya, "siapa itu? " Gertak Putra sembari membalikkan badannya yang masih mengenakan almet praktek khusus anak MIPA itu.
Seseorang tersebut segera berlari bersembunyi dari kejaran Putra malam itu, sekolah benar-benar gelap di setiap kelasnya banyak saja lampu di setiap lorong yang menyala, tapi sialnya malam itu lorong di gedung MIPA tepat di lantai 3 lab kimia, lampu di sana mati enyak kenapa.
Putra yang sudah siap dengan suntikan di tangannya berjalan sambil tersenyum sipokat mencari orang yang sedang mengintip nya malam itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine Not Yours [ DIRGA KALINGGA ] [End]
Teen FictionDia Adalah Milikku Bukan Milikmu. Kata yang seakan menjadi pemenang dalam memperebutkan gadis yang digadang-gadang adalah Hitler Sekolah dari seorang ketua Geng motor, tetapi nyatanya waktu tidak bisa menyatykkan keduanya dengan sebuah ikatan pernik...