Happy reading
🌼🌼🌼
"Hem.Kenapa sayang?" Tanyanya berpura-pura tidak tahu arah tujuan putrinya, tanpa berpaling menghadap sang putri, ia sambil masih terfokus dengan Bahan-bahan masaknya.
"Nana, Nanti izin buat jalan-jalan ya, Sama temen-temen."
"Kemana? " Tanya Klarisa pada sang putri. "Jalan-jalan sama reyna sama jihan,bun~ Boleh ya?~,ke mall." Pintanya pada sang bunda dengan membuat mimik wajah memelas.
"Ayah Nggak ngizinin kamu keluar,dek" Arya datang dengan jas dan dasi yang masih ia tenteng di tangannya menunggu untuk di pasangkan oleh shella sang istri , itu sudah menjadi kebiasaannya setiap pagi sejak beliau menikahi wanita cantik nya itu yang sekarang menjadi seorang ibu dari putri semata wayangnya itu.
"Ayah~ lagian ini juga wekand yah~,Nana bosen di rumah terus, suntuk tau"
ia bangkit dari duduknya sambil merengek pada sang ayah sambil bergelayutan di lengan salah satu ayahnya, seperti seorang bocah SD yang meminta uang jajan pada sang ayah, ia terus membujuk nya agar diberikan ijin untuk keluar bersama sahabat-sahabatnya.
"Ayah tidak mengizinkannya" ucap tuan Baskara dengan nada datarnya--sangat dingin, tetapi bukan Nata namanya jika tidak menghalalkan segala cara---untuk membujuk sang ayah, Nata malah semakin merengek, kali ini iya merengek pada bundanya agar membantu membujuk sang ayah.
"Bundaa bujukin ayah~, lagian Nana juga perginya sama Reyna sama Jihan doang, ayahkan tau kalo Nana nggak punya temen selain mereka yahh~"
"... bundaa bantuin Nana~ janji deh pulangnya nggak telet dan nggak sampai malem, yah~pilis~"
"...lagian ya, Nana nantinya juga bakal sendirian klo di rumah, ayah ngantor, bunda kebutik, Oma juga lagi nggak di rumah~, nanti Nana sendirian masa iy-" oceh gadis cantik itu padaa keduanya.
Jurus andalan Nata adalah mengoceh bak seorang penceramah tidak mau berhenti mengeluarkan semua keinginan dan alasanya.
Benar saja jurus kali ini tidak pernah meleset dari sasaran, sang ayah yang terlihat sudah jengah mendengar ocehan anak semata wayangnya ini kemudian mengiakan keinginan sang anak yang jika tidak di iyakan maka ia akan mendapatkan ocehan yang lebih banyak lagi.
Dan jujur saja makan sambil di ceramahi gadis muda ini sangatlah mengganggu dan membuat berisik saja di telinga."baiklah-baiklah~ ayah akan mengizinkanya tapi ingat pulang sebelum ayah pulang, kau sudah harus ada di rumah tanpa terkecuali,baby~" final tuan Baskara yang hanya mendapat kekehan dari sang istri.
Klarisa dari tadi hanya bisa mendengarkan keduanya beradu, sembari menyelesaikan tugasnya dan kewajibannya pada anak dan suaminya, "aa~, ayah paling the best deh~ paling ganteng~ paling baik~ ,nana samyang ayah~"
"Sayang bukan samyang, dek" Tegur Sang Bunda, "iya itu sama ajalah" Balasnya singkat.
Kemudian iya menghujani sang ayah dengan pelukan dan ciuman yang bertubi-tubi di wajah tampan dan mulus sang ayah.dan lagi lagi bunda Klarisa yang melihatnya hanya bisa terkekeh dengan kelakuan dua kesayangannya ini, ia hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan tingkah Nata putrinya pada sang ayah tuan Baskara.
Selesai melancarkan aksinya nata kembali teringat dengan suatu hal yang bu. Ia minta dari sang ayah Yap apa lagi jika bukan Duit~ Haha. "et~,tunggu tapi Nana mau ke mall yah nanti, jadi nata mau min--"
belum selesai iya selesai berucap ayahnya sudah terlebih dahulu bangkit dari kursinya menghampiri sang istri untuk memasangkan dasi dan jasnya dengan maksud untuk menghindari ulah Nata lagii ia tau Nata mau meminta black chartnya untuk belanja gadis kecil itu dengan teman-temannya, memang sudah tertebak dari gerak gerik Nata saat sedang seperti ini, membosankan.
"Mas, nanti pulang cepet atau nggak? " Tanya Klarisa pada sang suami
"Hmm kayanya agak cepet, kenapa sayang?" Jawabnya sembari di pasangkan dasi dilehernya yang kemudian di susul jas hitamnya
"Nggak klo pulang cepet, nanti aku masaknya mau minta di bantuin bi asih, trus klo sore aku bisa ke butik dulu." Jelasnya pada snag suami yang hanya di balas anggukan olehnya
"Ekhem~!, permisi tuan dan nyonya disini masih ada anak kecil ya jadi mohon bucinya nanti lagi" Peringatnya sambil berkacak pinggang.
"...dan yaa tuan tolong pinjamkan manusia ini black card anda, si miskin ini ingin berbelanja dengan teman-temannya yang kaya itu" ucapnya setelah melerai pada kelakuan bunda dan ayahnya yang spertinya dengan sengaja pamer kemesraan di hadapannya tau banget sih klo anaknya ini jomblo akut.
Nata berdrama lagi meminta kartu kredit sang ayah untuk di bawanya berbelanja, Baskara dan Klarisa yang melihatnya hanya heran dengan anak gadisnya ini sungguh ada saja kelakuan yang ia tampilkan, usianya hampir minjak dewasa tetapi kelakuannya masih sama dengan bocah SD, bahkan mungkin masih mending bocah SD itu sendiri.
"Tunggu,jika kau tidak punya uang kenapa kau berteman dengan mereka,nona? " Saut tuan Baskara pada drama sang anak.
"ayah dan anak sama aja kelakuannya nggak ada bedanya" Klarisa pergi sambil menggelengkan kepalanya heran.
"A~ iya karna saya butuh mereka, jadi tolong cepat pinjami saya black card anda agar saya terlihat setara dengan mereka, tuan" Balas Nata bak seperti pelayan yang sedang memohon pada sang tuan, dengan menyatukan kedua telapak tangannya.
"Baikalah,saya akan meminjamkannya dengan satu syarat" Pintanya
"Apa?" Jawab Nata sengak.
"Kau harus gunakan kartu ini sebaik mungkin, nona. Dan ingat perkataan saya tadi, okay" Baskara mengambil dan menyodorkan black cardnya pada nata.
"Baiklah-baiklah tuan terimakasih, sekarang anda boleh pergi bekerja, selamat pagi" Ucapnya setelah mendapatkan apa yang ia inginkan dan sebelum ia berbalik ia memberikan hormat pada sang ayah kemudian meninggalkannya naik ke lantai atas menuju kamarnya sendiri dengan amat sangat girang, seolah telah mendapatkan penghargaan yang sangat besar dalam hidupnya.
Ya meski dia di bilang dari keluarga yang serba berkecukupan ia bukan gadis yang gampang untuk di perbolehkan keluar rumah dengan seenaknya saja, seperti tadi iya harus membujuk kedua orang tuanya dengan susah payah.
🌼🌼🌼
"Anjing lu lama banget sih, kaki gua ampek lumutan tau nunggu lu dari tadi disini" Protes gadis itu pada Nata yang baru saja sampai di tempat.
"Alah boong lu, mana lumutnya coba mau liat doang, katanyaa udah lumutan" Ledeknya pada sang empu.
"Bacot lu, ngambil ATM di mana sih, lama bbener, da" cibir Jihan, "bapak gua ngajak ngedrama dulu tadi, makannya lama" Balasnya.
"Eh betewe Reyna mana, ji? " Nata tak melihat melihat keberadaan Reyna di tempat itu bersama jihan.
"Tuh di sana"
Gimana ceritanya suka nggak?
Jangan lupa vote and komen
Jangan lupa follow
KAMU SEDANG MEMBACA
She Is Mine Not Yours [ DIRGA KALINGGA ] [End]
Teen FictionDia Adalah Milikku Bukan Milikmu. Kata yang seakan menjadi pemenang dalam memperebutkan gadis yang digadang-gadang adalah Hitler Sekolah dari seorang ketua Geng motor, tetapi nyatanya waktu tidak bisa menyatykkan keduanya dengan sebuah ikatan pernik...