11. 🌿 Sang Tangan Kanan

16 10 0
                                    

Jangan lupa vote and komen
Happy reading📖

🌼🌼🌼

Hujan turun lebih awal tidak sesuai perkiraan, Nata yang berniat untuk pergi bersama kedua sahabatnya pun ia urungkan kala bangun tadi ia sudah di sambut dengan suara gemercik rintik air hujan yang menitik di rootop samping kamarnya memantulkan titik air yang turun dari langit.

Pupus sudah keinginannya menghabiskan weekend bersama sang sahabat hari ini.

'Tok tok tok'

"Dek, ada temenmu di bawah" Panggil Klarisa dari luar kamar Nata.

"Ia bentar lagi Nata turun" jawabnya dari dalam

Kemudian ia segeran bangun dari tempat tidurnya dan  segeran menuju kamar mandi yang terhubung dengan ruang ganti baju miliknya. Beberapa menit kemudian Nata sudah turun dan menemui siapa teman yang di maksud sang bunda tadi.

"Bila, putra, tumben kalian kesini, kenapa?, mana ujan lagi di luar" Ucapnya menghampiri keduanya.

Ya yang datang adalah Aprilia Nabila, teman satu organisasi dengan Nata, Bila sebutannya yang berperan sebagai bendahara di OSIS, sedang yang satunya adalah Saputra seorang mantan ketua OSIS.

Entah ada apa mereka menemui Nata pagi-pagi seperti ini lagi pula di luar juga sedang hujan yang mungkin cukup deras, apakah ada hal yang penting sehingga mereka rela kehujanan demi menemui dirinya ini, entahlah Nata tidak tau.

"Iya nih Ta, maaf banget ganggu waktu istirahat lo" Jawab Putra, Yang di angguki oleh Bila seolah menyetujui perkataan sang ketua OSIS ini.

"Sebenernya kita kesini tuh, mau minta bantuan lo, Nat" Lanjut Bila, "Bantuan apaan?, kan biasanya di wa?" Balasnya enteng.

"Lo pikun apa gimana, ujan deres kek gini mana ada sinyal dodol! " Ucap Putra sambil nyomot makanan yang di suguhkan oleh bi asih, kepala pelayan di rumah Nata.

"Makasih, bi" Ucap Nata pada bi asih.

Namun hanya di angguki kepala dan senyuman manis  kepala pelayan itu lalu ia pergi meninggalkan ketiga anak remaja itu dan kembali ke belakang.

"Lah masa sih" Lanjutnya belum percaya pada perkataan Putra dan segera mengecek HP dan benar saja tanda sinyal hanya di tunjuk dengan tanda 'X' saja, pantas saja dari tadi dia tidak mendapati kecrewetan Jihan dan Reyna kala ia bangun pagi tadi pikurnya.

"Trus kalian ke sini mau apa, njir" Tanya Nata lagi pada keduanya. Namun bukanya cepat menjawab dari salah satunya, Nata malah mendapati Putra yang asik memangku piring makanan yang di Suguhkan seperti di rumah sendiri, sedangkan Bila malah asik dengan ponselnya, padahal sudah jelas tidak ada sinyal sekarang.

"Woi!! Anj-" Tertahan karna sang bunda masuk dari pintu depan sambil membawa banyak belanjaan dan di ikuti oleh pak Ahmad di belakangnya.

"Bila!" teriak Nata pada Bila

"Anjing! Nata astaga gue kaget, sialan! "

"Ya lo di tanya dari tadi anjing, kagak ada yang jawab sama sekali, ni juga lu nggak di kasih makan berapa hari sih sama, mami lo" Omelnya pada Putra yang malah acuh pada keduanya.

"Iya, maaf, kita sebenarnya kesini tuh, nggak ada apa-apa, cuma mau main aja kerumah lo" Jelas Bila pada Nata.

Bila menjelaskan semuanya pada Nata tentang semua rencana Putra yang ngajak dia ke rumah Nata dan bikin alasan apa pada orang di rumah Nata agar mereka percaya, dan kebetulan yang bukain pintu adalah bunda Nata sendiri, jadi rencana mereka berhasil bohongin orang rumah demi ketemu Nata, pikirnya.

"Dasar Bocah kocak"

🌼🌼🌼

"Halo, lo dimana sialan, gua udah nyampek nih!?" Ucap seseorang dengan benda pipih yang di tempelkan di telingannya seperti sedang mengangkat panggilan telpon dari orang yang ia tunggu.

"Oke gua tunggu di meja biasa"

Orang itu kemudia pergi masuk ke sebuah caffe yang cukup sepi, ia menempati bangku yang berada di bagian paling ujung, ia memilih bangku yang cukup privat, setelahnya ia memesan secangkir kopi hangat.

Selang beberapa menit kemudian orang yang ia telpon tadi telah datang menghampiri orang tersebut dan menepuk pundanya, karna ia duduk membelakangi pintu masuk, jadi dia tidak melihatnya.

"Sorry gau lam-" Belum selesai orang itu menjelaskan keterlambatan nya pria di depannya ini sudah melemparkan poselnya dan menunjukan isi di ponsel itu pada orang didepanya.

"Anjing! Lu dapet dari mana, ga!? " Mengambil ponsel Dirga yang di lempar kepadnya.

Mereka adalah Dirga dan Rafi, Dirga yang memintanya untuk bertemu dan datang ke tempat ini, mungkin ada sesuatu atau hal penting entahlah atau bahkan ada masalah besar, kita tidak tau.

"Nggak penting dapet dari mana, yang jelas lu harus beresin mereka secepatnya, sebelum nyebar ke warga sekolah! "  Tegasnya pada Rafi

Rafi Menggangguk mantap dengan wajah yang masih tidak menyangka dengan apa yang di beritahukan Dirga padanya.

"Okey, tapi ga. lo yakin dengan ini doang kita bisa menang?"

Sebelum Dirga menjawab pertanyaan itu lagi, seseorang melempar sebuah amplop berwarna coklat, ke meja kedua laki-laki yang tengah duduk bersama, kemudian pria itu ikut duduk bersama keduanya menarik kursi dari meja lain, kerna meja yang di duduki Dirga dan Rafi hanya muat untuk dua orang saja.

🌼🌼🌼

Senin pagi,cuaca yang cerah seperti semesta sedang berpihak pada seorang gadis yang tengah menyiapkan persiapan untuk upacara bendera dengan teman-temannya.

Selang beberapa menit akhirnya upacara di mulai semua siswa khitmat tanpa ada suara satu pun, seperti diam seribu bahasa dalam ke damaian  upacara selesai semua siswa sudah masuk kelas mereka masing-masing kecuali anggota OSIS, mereka harus memebereskan semuanya ke tempat awal tanpa ada satu barang pun yang tertinggal.

"Nata! " Panggil sang mantan ketua OSIS pada Nata.

"Iya," Tolehnya pada sumber suara. "Gua mau ngomong bentar, bisa? "

"Oh, iya bisa" Balasnya. "Jangan di sini, ikut gue" Ajak Putra.

Nata bingung tapi ia mengikuti ucapan snag ketua OSIS yang entah dia mau membawanya kemana, yang hanya di pikir adalah putra mengajaknya untuk diskusi untuk bembuatan LPJ mungkin.

Tiba di tempat yang di tuju putra sambil membawa Nata, sebuah tempat yang indah, iya putra membawanya keluar area sekolah setelah selesai, entah ini di luar dugaannya, sebenarnya putra mau apa, dengan membawa nya ke tempat seperti ini, pikir Nata.

"Kita mau ngapain, put?, Ketampat beginian?"

"Lo tunggu sini bentar, jangan kemana-mana sebelum gua balik" Ucapnya menjauh dari nata sambil berlari kecil.

"Apaan sih!, putra!, masa gua ditinggal sendirian! " Percuma putra sudah jauh entah kemana Nata duduk di hamparan ramput yang hijau.

🌼🌼🌼

Gimana ceritanya suka nggak?

Jangan lupa vote and komen

Jangan lupa follow

She Is Mine Not Yours [ DIRGA KALINGGA ] [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang