CHAPTER 13

539 41 4
                                    


“ kak…. “ tak ada sahutan.

“ kak jun… “ tetap tak ada sahutan.

Nathan menghela napas pelan. Percuma saja berbicara banyak. Orang di depannya kini hanya menatap garis meja makan, tatapan itu juga kosong. Nathan benci itu.

“ kak jun kalau mau mindahin barang, bisa panggil aku deh atau telpon aku klo kak jun ga bisa ke cafe " ujar nathan.

“ kalo aja kakak manggil aku buat mindahin barang, kacanya jadinya ga pecah terus ngelukain kakak kayak gini. Liat deh tangan kakak jadi ada luka menganga. Ini kan belum kering lukanya tapi udah tergores lagi “ Nathan nunduk melihat ke tangan jun yang tengah iya bersihkan lukanya di telapak tangan kanannya.



( Sebelumnya )



Nathan seperti biasa merapikan cafe . Hari ini dia ingin merawat jun dan memilih bekerja di cafe setengah hari. Tapi sepertinya niatnya dia urungkan karna ada yang ingin mengunjungi jun.

Cafe sangat ramai, itu membuat Nathan kewalahan dan lupa memberikan makan siang kepada jun. Tapi pikir Nathan karena ada teman jun yang berkunjung jadi pasti jun dirawat dengan benar bukan?.

Saat sore harinya, Nathan membuat soup ayam kesukaan jun. Nathan membawa nampan berisi 3 soup ayam. Satu untuknya dua lagi untuk jun dan temannya. Tak lupa Nathan membawa obat yang biasa jun konsumsi.

Jun ngga mau diajak kerumah sakit terlebih jun akhir akhir ini sangat suka berteriak dan bergetar ketakutan, dan berakhir nathan yang merawat jun di rumah saja.

Sampainya di atas, nathan melihat jun tengah duduk termenung di terasnya sambil menatap kosong. Nathan melihat itu sakit rasanya, tak ada kakak jun yang ceria lagi hanya ada kakak jun yang tanpa ekspresi.

PRANGGG!!!

“ KAK!!! “ Teriak nathan dan berlari ke arah jun. Nathan memeluknya lalu mengambil sapu tangan di kantong celemeknya.

Nathan menjatuhkan soupnya kebawah sampai mangkuknya pecah, tangannya lemas tak luput seluruh badannya juga. Dilihatnya oleh Nathan saat mendekat itu adalah jun yang tangannya penuh dengan darah yang setengah mengering, lalu pecahan kaca ada dimana-mana di sekitaran jun.

“ kak ! Kenapa bisa begini?! “

“ Maaf ya, tanganku tergelincir “ jawab jun dengan pelan tanpa ekspresi.

“ harusnya kakak panggil aku kak " tanpa basa basi nathan membawa jun masuk.

Dan disini lah Nathan sekarang, merawat luka jun dengan hati-hati. Setelah memperban tangan jun, Nathan pergi keluar untuk membersihkan kekacauan di teras jun. Setelah terasa bersih, Nathan turun kebawah untuk mengambil pesanan gopud, makanan yang dia buat sudah jatuh dan untuk membuat kembali tak ada waktu lagi jadi Nathan memutuskan untuk memesan makanan agar lebih cepat dan jun bisa langsung makan tanpa menunggu dia lagi.


“ kak ayo makan, kakak harus minum obat bukan? Tadi siang kakak ga ada minum obatnya, itu salahku harusnya aku ingat. Tapi sekarang kakak minum ya… nanti malam kakak minum lagi. “

Nathan mengambil mangkuk jun, dan menyuapi jun. Jun menerima suapan demi suapan dari Nathan walau tanpa melihat Nathan tapi itu cukup membuat Nathan tenang karna jun walau sakit tak melewatkan makannya. Setelah selesai dengan makannya jun meminum obatnya dan kemabli ke kamarnya dan beristirahat.

Karna Nathan memiliki jadwal kuliah esok paginya , jadilah Nathan membuatkan makanan yang bisa di panaskan besoknya oleh jun agar jun bisa makan dan minum obatnya.

OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang