CHAPTER 15

476 42 3
                                    

Jeon Wonwoo

Nama itu tertulis di papan nama diatas meja kerja wonwoo, wonwoo sedang sibuk dengan kertas-kertas yang ada diatas meja kerjanya. Sungguh menyebalkan bagi wonwoo tapi cita-cita memiliki perusahaan seperti seokmin yang membuatnya semangat melakukan ini semua dan.....

" Jun.. "

Ya jun...

Wonwoo melihat ke dekat foto figuran dimana disana ada foto dia bersama ibunya, dia bersama mingyu hoshi dk dan jun. Dan foto dia berdua dengan jun dengan latar belakang pantai depan caffe jun. Disana jun tersenyum sampai matanya tak terlihat, sangat manis. Jun adalah orang pandangan pertamanya, si pemilik senyum manis yang menjadi alasan wonwoo selalu tersenyum. Jun yang selalu membuat wonwoo mempunyai alasan untuk pulang cepat karena biasanya wonwoo akan lembur di kantor, baginya pulang dan tidak pulang sama saja, hampa dan kosong. Tapi dengan kehadiran jun,Kehampaan itu terisi dengan sangat penuh sampai tak ada celah lagi untuk orang luar mengisinya.

Jun yang sangat polos, jun yang sangat lugu, jun yang rendah hati, sifat dan karakter itu wonwoo suka. Mungkin awal bukan menjadi hal berkesan tapi setiap momen setelah awal pertemuan mereka. Itu adalah momen permulaan dari rasa yang ada dalam diri dengan marga jeon itu kepada jun.

Dimana disaat keterpurukannya, atau disaat dia merasa lelah, jun menjadi garda terdepan yang akan selalu menjadi rumah terhangatnya untuk bercerita atau sekedar mencari bahu untuk bersandar.

" Jeon wonwon ayo bahagia, aku akan selalu bersamamu aku akan selalu mendukungmu. Itu janji kita oke? Deal!"

Wonwoo tersenyum mengingat kata-kata jun yang sangat kanak-kanak itu. Tapi janji itu selalu diingat dan disimpannya, bahkan setiap note di meja kerjanya berisi kata-kata itu. Apakah ada orang yang membuat wonwoo seperti ini selain jun? Mungkin jawabannya tidak dan tidak akan pernah.

Wonwoo terkenal manusia yang kaku dan dingin. Banyak staff dan teman kerja dia juga enggan berbicara lama lama dengannya, karena wonwoo pasti akan berbicara to the point dan membuat lawan biasanya kehabisan kata-kata.

Tapi bersama jun, wonwoo selalu memiliki banyak kata yang dia sampaikan . Tak perduli kata itu terdengar tidak jelas asalkan pendengarnya itu adalah jun wonwoo akan terus begitu dan bahkan sebaliknya. Wonwoo akan menjadi pendengar yang sangat baik sedunia jika jun sudah berceloteh. Semesta harus tau kalau dunianya sudah dikuasai oleh jun.

Pagi ini pukul 8 wonwoo beranjak dari kantornya, diambilnya ponsel dalam saku celananya dan mengecek apakah jun sudah membalas pesannya, sebelumnya wonwoo memberi pesan kalau dia segera datang dan akan membawa makanan.

Tapi jun tidak membalas pesannya , dibaca saja tidak. Sepertinya jun masih tidur? Tapi kenapa perasannya tidak enak? Wonwoo kembali memasukan ponselnya ke dalam saku celananya menuju parkiran dan menjalankan mobilnya.

Sampailah disini, di caffe jun. Jam menunjukkan pukul 9. Nathan pun baru datang dan membuka caffe. Wonwoo dan nathan saling menyapa dan berakhir wonwoo memberikan makanan kepada nathan untuk sarapan.

" Kak, kak won kemarin ada kesini? "

" Ga nat, kemarin lupa ngabarin. Dan udah chat jun juga katanya dia gapapa sendiri. Makanya ga ngabarin lo lagi " jelas wonwoo

" Oh gitu kak, ya udah keatas gih kak nitip kak jun bentar ya nanti aku samperin klo udah beres disini "

" Oke"

Wonwoo langsung naik keatas untuk menemui jun. Wonwoo mengetuk pintu kamar jun. Tak ada sahutan, bel rumah di pencet juga tak ada tanda tanda. Oke jun tertidur tapi perasaannya tak karuan dan wonwoo memutuskan masuk kerumah jun.

" APA INI?! KENAPA BERANTAKAN SEKALI "

Iya, pemandangan pertama yang di lihat wonwoo adalah kondisi rumah jun yang berantakan. Terutama ruang tamu jun yang seperti kapal pecah, banyak barang-barang terjatuh. Tapi jika ini perampokan kenapa tv dan barang berharga rumah jun masih pada tempatnya?. Wonwoo tak mau pusing lagi dengan hal itu, yang wonwoo pikirkan sekarang JUN, junnya dimna bagaimana keadaannya.

" JUNN!! " wonwoo berjalan kearah dapur

"JUNNIE, JUNNIE DIMANA KAMU JUNNIE " wonwoo berlari kearah balkon belakang, juga disana sepi tak ada siapapun, wonwoo seperti orang gila mencari jun Sekarang.

" JUNNIE JAWAB, KAMU DIMNA?! " wonwoo kembali ke dapur. Pencarian terakhirnya ada di kamar jun. Wonwoo berlari ke kamar dan mendobrak pintu kamar jun.

Betapa terkejutnya wonwoo, melihat kamar jun sangat berantakan ditambah bau amis yang menyeruak. Yang membuat wonwoo cukup menutup hidungnya.

" JUNIEE!! "

Wonwoo mendengar suara shower dari arah kamar mandi " JUN!! " Tanpa basa basi wonwoo mendobrak pintu kamar mandi yang tertutup itu dengan sekali tendangan.

Wonwoo mengedarkan pandangannya, pupil matanya menyusut melihat jun didekat shower yang hidup sedang pingsan dan di kelilingi oleh banyak darah dari perut sampai bawah kakinya. Nafas wonwoo berhenti beberapa detik sampai wonwoo berteriak dan menghampiri jun.

Tanpa berpikir panjang, wonwoo menggendong tubuh jun yang telanjang dan penuh darah itu keluar dari kamar mandi. Wonwoo menaruh jun di kasur lalu mencari pakaian atau kain yang bisa menutup badan jun. Setelah mendapatkannya wonwoo segera menutup badan jun dengan itu.

Namun darah dari bawah jun terus mengalir tanpa henti yang mengakibatkan kain yang di balutkan oleh wonwoo menjadi merah karna darah.

Wonwoo berusaha membawa jun cepat kerumah sakit terdekat, pikirannya saat ini adalah junnya harus selamat bagaimanapun caranya. Wonwoo yang berlari kearah mobil diikuti oleh nathan yang tadi sempat berpapasan dan kaget melihat kondisi jun.

Wonwoo membawa mobilnya dengan kecepatan yang mungkin sangat membahayakan siapapun di jalan. Wonwoo sudah tak berpikir dengan akal sehat. Yang dia tau hanyal jun harus selamat.

Mobil wonwoo sudah berada dirumah sakit dan berada di depan pintu UGD, wonwoo keluar dan berteriak kepada perawat yang bertugas disana.

" SUSTER, TOLONG JUNNIE TOLONG JUNNIE SUSTER " wonwoo berteriak sampai membuat orang disekitar melihat ke arah wonwoo.

Suster yang bertugas langsung menghampiri mobil wonwoo bersama wonwoo, wonwoo membukakan pintu mobil nya dan suster tadi langsung mengangkat badan jun dan menaruhnya brankar dan membawanya ke ruang ruang ugd.

" Junn... Bertahanlah lah.. demi aku.. demi semuanya ku mohon.. "

Saat perjalan ke ruang ugd. Wonwoo terus memegang tangan jun dan mengucapakan kata2 lirih. Sampai pada ruangannya, suster melarang wonwoo dan nathan ikut keruangan dan menyuruh mereka menunggu diluar dan menyelesaikan adminitrasi data pasien. Nanthan melihat wonwoo yang gelisah, lalu menyuruh wonwoo menunggu disini dan dia yang akan mengurus administrasinya.


Wonwoo tak bisa duduk, yang dia lakukan adalah berjalan mondar mandi di depan ruang ugd jun. Wonwoo takut, sangat takut kemungkinan yang terjadi. Tapi dia yakin, hatinya dan perasaannya yang kuat untuk jun, kalau jun akan baik-baik saja . Junnya itu kuat. Sangat kuat.

" Junnie.. junnie.. junnie ku mohon..., Kasi aku kesempatan sekali lagi junnie, plis..."



/Diruang UGD /



" Dokter jo, ada pasien yang sedang mengalami pendarahan hebat "

" Baiklah, tolong bersihkan darahnya dulu. Aku akan segera kesana setelah menyuntikkan obat ke pasian ini "

Suster tadi mengangguk dan pergi ke sebrang tirai tempat dimana pasien pendarahan itu sedang di tindak medis. Setelah selesai dengan pasien nya dokter dengan nama tag " D. Jo " itu , mengganti sarung tangannya dan langsung menuju pasien yang pendarahan tadi.

Saat membuka tirai, dilihatnya perawat sedang membersihkan pasien tadi.

" Tolong siapkan alat saya "

" Baik dok "

Saat perawat pergi, dokter jo melihat wajah dari pasiennnya. Merasa tak asing, dokter itu mendekat kearah wajah pasien.

" JUN?! "

OBSESSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang