Satu

76K 4.4K 52
                                    

Apa yang lebih parah dari menjadi sekretaris yang job desk nya suka berubah- ubah dan punya bos dengan aura stone cold ,  biarpun dia gantengnya tujuh turunan? Sisilia Renata mendesah di balik kemudi Audi A8 yang belakangan resmi menjadi kendaraan dinasnya karena sekarang dia punya tugas tambahan. Menjemput bos kecil. Alias anak dari bosnya yang bersekolah di Tangerang. Dan kabar baiknya, Sisil harus bolak- balik Menteng- Tangerang setiap pagi dan sore, kalau Pak Prapto, sopir Bu Deviana sedang mengantar majikannya ke suatu tempat pada pagi hari.

Sebetulnya, tugas itu sudah diserahkan Reagan pada Dito, asisten pria itu, namun enam bulan yang lalu ketika Pak Reagan dan Dito harus pergi ke Hong Kong selama seminggu untuk urusan bisnis, Kee jadinya nggak mau pisah sama Sisil. Jadi Keegan Theodore Aldrich hanya mau dijemput oleh Sisil seorang.

Tadinya bocah itu malah mau diminta untuk antar- jemput oleh Sisil, namun gadis itu tidak menyanggupinya ya karena siapa sih yang mau bangun pagi- pagi dan menyetir dari Pesanggrahan ke Menteng dan lanjut ke Tangerang?

Meskipun mobilnya Audi loh ya? Tetap saja Sisil bisa tua di jalan kalau gitu ceritanya.

Umurnya yang sudah lewat seperempat abad bisa terkikis oleh debu, jalanan, dan cuaca Jakarta. Belum lagi pekerjaan yang harus dilakukannya di kantor-- meskipun sekarang pekerjaan itu dibagi dengan Dito-- karena Sisil masih punya tugas pribadi yang dilakukannya untuk Reagan.

Membeli bunga. Beli hadiah untuk para perempuan yang didepak bosnya itu. Yah, Sisil nggak tahu lagi deh apa yang dicari para perempuan yang kadang mengemis ingin bertemu dengan bosnya itu.

Berada di lautan mobil mewah tak  lantas membuat gadis itu menjadi  bangga. Selama tugas antar jemputnya di Howard International School, pengetahuannya tentang jenis mobil memang bertambah.

Ada banyak Porsche, banyak Jaguar, BMW,  Mercedes, Audi, Alphard, Range Rover, Land Cruisser, paling rendah kastanya adalah Toyota Fortuner. Tapi kesemuanya itu isinya adalah sopir pribadi para nyonya. Jadi otomatis tak  ada yang bisa dikecengin. Apalagi digebet.

Kecuali kamu mau ngecengin sopir yang rata- rata lumayan itu, tapi tetap saja mereka itu minimal umurnya 40an tahun ke atas, berkumis, dan perutnya off side. Kadang malah ada yang baunya kayak pabrik rokok berjalan.

Ada pula yang gayanya selangit ngalahin seleb Tik-Tok. Sisil nggak tahu, dosa apa yang pernah diperbuatnya sehingga dia harus mengalami yang seperti ini.

Kalau bukan untuk membantu biaya kuliah Tara, Sisil sih sudah hengkang dari kantor itu dan mungkin bakalan nekat untuk jualan online, atau jualan seblak sekalian.

Tapi gaji di Golden Epona terlalu menggiurkan untuk ditolak. Karena selain masa kerjanya yang sudah hampir tiga tahun lebih, plus bayaran antar jemput Kee yang menyiksa ini bisa buat memenuhi kebutuhannya dan buat dikirim ke  Tara, hingga adiknya itu lulus kuliah kedokteran.

Terdengar suara pengumuman penjemputan untuk siswa kelas satu. Sisil segera turun dari mobil. Udara panas nan lembab langsung menyergapnya tanpa ampun. Lebih sial dari itu, dia lupa memakai sunblock yang tertinggal di laci meja kerjanya.

Sisil segera berjalan menuju gerbang penjemputan yang sudah dipadati oleh para sopir itu. Dari sekian banyak manusia di situ, tatapan Sisil mengarah ke bocah berambut keriting, berpipi merah, dan matanya lebar. Bibirnya merengut kesal. Khas Keegan Theodore Aldrich. "You late!" desisnya.

"What?"

"You know, you late. I've been  here for mmmm...." bocah itu mengangkat lengannya. Jam tangan hitam berbentuk Optimus Prime tampak menghiasi pergelangan tangannya yang montok. "Three minute ago!"

"Seriously?" Sisil mengangkat sebelah alisnya. "Kamu jalan dari kelas ke sini itu lima menit, Kee!" Sisil agak sedikit membungkuk. Sebetulnya kalau nggak bawel, Kee ini sangat menggemaskan banget. Hidung dan rambutnya itu sangat replika bapaknya yang supernyebelin. "Hari ini kamu habiskan bekal tidak?"

Miss SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang