Chapter 31

42.1K 3.6K 169
                                    

Dengan terkantuk- kantuk, Bude Jumi menyiapkan kamar untuk Reagan menginap.

Perempuan tua malang itu terbangun karena mendengar keributan dari ruang tengah. Kemudian, ia melongo melihat Reagan terbungkuk- bungkuk memegangi bagian di bawah perutnya.

"Ada apa Mas Reagan?" tanya Bude Jumi takut- takut. Bagi semua orang yang nggak kenal Reagan, memang sosoknya yang kerap memajang wajah sinis, itu menakutkan. Seperti malaikat pencabut nyawa.

Demi harga diri, Reagan menggeleng. "Oh, anu... Mas Reagan mau lihat Mas Kee?"

Pria itu mengangguk.

"Mau saya siapkan kamar? Atau Mas Reagan langsung pulang."

Reagan melambaikan tangannya, pertanda bahwa ia tak ingin ditanya- tanya lebih banyak lagi.

Hal itu tentu saja bikin Bude Jumi kebingungan. Tapi untuk jaga- jaga, perempuan tua itu tetap menyiapkan kamar tamu yang ada di atas.

Sementara Bude Jumi menyiapkan kamar, Reagan entah dipicu oleh omongan ayahnya tadi siang atau apa, melangkah menaiki tangga. Berhenti di ujung teratas, sebelum mempertimbangkan untuk belok kiri, di mana kamar putranya berada.

Atau sebaiknya dia turun lagi ke ruang tengah.

Dan mengetuk pintu kamar Sisil.

Mungkin gadis itu akan melepaskan kembali baju terusan konyol yang dikenakannya tadi, yang mana hal itu sama sekali tidak menghalangi dirinya untuk membayangkan apa yang ada di baliknya.

Atau lebih baik lagi, gadis itu melepas lagi pakaiannya dan menggantinya dengan daster Doraemon tadi. Meski pun wajahnya jadi kelihatan mirip ABG, tapi tidak ada ABG yang punya bodi semenggoda itu, dan kaki sejenjang milik gadis itu.

Mungkin kalau jadi masuk ke sana, dia akan mulai dengan telapak kaki gadis itu, sebelum menelusuri betisnya yang mulus dengan lid...

Oh, God! Dia nggak bisa menghentikan dirinya dari pikiran mesum. Dan dia terdengar seperti pria tua mesum. Well, usianya memang mengatakan fakta tersebut, namun jelas tidak dengan keperkasaannya.

Meskipun hampir menginjak empat puluh tahun, dia kerap menghabiskan malam- malam tanpa tidur dengan olahraga di atas treadmill dan alat- alat fitness di dekat balkon apartemennya.

Bisa dikatakan, tubuhnya masih bugar seperti pria pertengahan dua puluh.

Terlebih ketika dulu ia dilatih Patrick untuk bergulat dengan tangan kosong, menjadi kuli pelabuhan, bertarung bebas dengan para preman demi sejumlah uang.

Ya, masa- masa kelam bersama Patrick adalah ketika dirinya dijadikan petarung tangan kosong untuk taruhan. Dan bila dirinya kalah, tidak akan ada makanan untuknya.

Reagan betul- betul pernah berada dititik asal dia bisa mendapatkan makanan untuk mengisi perutnya. Yang lebih parah dari itu, dia harus membunuh salah seorang sahabatnya ketika mereka berada di arena tarung bebas itu.

Itulah yang membuatnya selalu didatangi mimpi buruk.

Frederic adalah salah satu teman baliknya. Anak lelaki yang pertama kali menerimanya sebagai teman. Tapi ia telah membuat anak lelaki itu kehilangan banyak darah di arena hanya karena saat itu pilihannya adalah dia akan kembali kelaparan malam itu juga mati di tengah arena, atau mendapatkan sepotong roti keras dan susu yang hampir basi.

Tanpa disadarinya, naluri sebagai seorang ayah menuntunnya ke pintu kamar Kee yang bercat krem hangat.

Tangannya meraih handel, memutarnya dan agak terkejut mendapati kamar itu tidak dikunci seperti yang dipikirkannya.

Miss SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang