Chapter 32

43.7K 3.7K 128
                                    

Bos Dari Neraka: did I hurt you?

Bos Dari Neraka: waktu kita melakukannya, apa aku menyakitimu?

Tanpa disangka Sisil, hubungannya dengan Reagan berubah dengan signifikan.

Dia mulai merasa bahwa pria itu sudah sinting, karena semenjak pertemuan mereka yang terakhir, di rumah Menteng, pria itu nggak berhenti mengganggunya.

Setiap saat, nggak berhenti mengirim pesan teks via Whatsapp.

Dari mulai yang bernada membujuk, hingga mengancam. Terakhir, Reagan mengirim pesan berisi demikian.

Bos Dari Neraka: saya sedang memikirkan sesuatu.

Bos Dari Neraka: sepertinya bagus juga kalau kita mengurangi populasi.

Bos Dari Neraka: saya tidak keberatan dengan kondisimu.

Atau

Bos Dari Neraka: Sisil, balas pesan saya.

Bos Dari Neraka: saya sudah buang- buang waktu untuk mengirimimu pesan.

Bos Dari Neraka: kamu pikir saya pengangguran yang punya banyak waktu untuk nunggu balasan pesanmu?

Hingga

Bos Dari Neraka: kamu tahu, saya tidak bisa melupakan tahi lalat di punggung bagian atasmu.

Bos Dari Neraka: mungkin saya akan ketagihan mencumbumu di bagian itu.

Bos Dari Neraka: atau mungkin kita akan mulai dari kakimu yang jenjang.

Bos Dari Neraka: kamu sangat responsif ketika saya menjilat dan mengulum putingmu...

Cukup!

Sisil melemparkan ponsel ke atas ranjang, seolah- olah benda itu bisa memancarkan panas yang akan membakar tubuhnya. 

Sekarang dia tahu, betapa sintingnya si mantan bos. Padahal menurut Sisil, pria itu dulunya lumayan cool. Entah ke mana perginya mantan bosnya yang dulu. Meski arogan, Reagan yang dulu nggak seabsurd sekarang.

Hubungan mereka nggak ubahnya roller coaster. Tapi, bagi Sisil yang nggak terlalu menyukai wahana permainan tersebut, dia nggak terlalu menyambut dengan baik perkembangan antara dirinya dan si mantan bos yang terjadi baru- baru ini.

Faktanya, dia nggak pernah lagi bermimpi untuk menikah, setelah operasi itu.

Empat tahun lalu ketika haidnya mulai nggak lancar, Sisil memutuskan memeriksakan diri diantar oleh teman kuliahnya yang bernama Tabitha. Dokter menemukan  bahwa bakteri menyumbat saluran tuba fallopinya. Kata dokter obgyn itu, peluang infeksi menyebar ke rahim  bisa saja terjadi.

"Bisa jadi hal ini dikarenakan pasangan Anda tidak steril. Apakah Anda mengajak pasangan untuk memeriksakan diri?" saat itu shock menghantam Sisil dengan hebat.

"Mendingan kamu ngomong sama Mas Gagas, Sil. "

"Tapi gimana ngomongnya, Tha. Mas Gagas lagi ujian."

"Kamu dengar dokter tadi bilang apa? Kamu harus melakukan pertubasi kalau mau bisa hamil. Lagian gila ya itu laki! Jangan- jangan di belakangmu, dia hobi jajan sembarangan!" geram Tabitha gemas.

"Mendingan kamu putusin aja dia. Sejak dulu aku tahu, dia itu nggak bener. Cuma gara- gara ganteng, kamu nggak boleh gampang luluh dong sama dia. Sekarang kalau udah kayak gini, emang dia mau tanggungjawab?" 

Saat itu Sisil merasa dilema.

Hingga masalah itu terlupakan begitu saja. Dan ia kembali aktif melakukan hubungan seksual, hingga Tuhan menghukumnya dengan pendarahan hebat yang terjadi setelah ayahnya meninggal dunia.

Miss SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang