Chapter 21

40.6K 3.5K 88
                                    


"Jadi lo ngegampar bos lo yang seksi itu?" Pretty melongo nggak percaya.

Ia menatap Sisil, seolah- olah sahabatnya itu berasal dari dunia lain. "Kok lo gitu sih, ngeliatin gue nya?" Sisil mengernyit ke arah Pretty yang duduk di depannya sambil memeluk stoples berisi keripik singkong. "Biasa aja, dong!"

Tepatnya, itu camilan yang Sisil beli tempo hari.

"Ya habis, orang waras mana pun nggak akan ada yang sanggup menggampar bos yang setampan itu!" tatapan Pretty menerawang penuh kekaguman. "Bos seganteng Thor! Dewa Petir! Yang bisa menyambar hati banyak wanita!"

Secara langsung, dia belum pernah ketemu sama Reagan, hanya saja, sewaktu wajah bos Sisil masuk rubrik Behind The Success dalam majalah Business Editorials, beberapa bulan lalu, sahabat sekaligus tetangga kos Sisil itu sudah menobatkan Reagan sebagai cowok paling ganteng versi dunia nyata. Versi dunia maya dimenangkan oleh Lee Junho.

"Sumpah deh, Sil. Gue mau kalau diajak tukar posisi sama lo. Bos lo tuh mirip banget sama Chris Hemsworth! Siapa yang sanggup nolak coba!"

Padahal kemarin Pretty bilang supaya Sisil resign saja. "Lo tuh mahluk paling nggak konsisten yang pernah gue kenal. Katanya, lo kemarin mendukung gue buat resign. Sekarang lo belain tuh si Chris Hemsworth jadi- jadian!"

"Yeee... maksud gue yang kemarin itu juga baek tahu. Ketimbang elonya makan hati kan, mendingan resign. " Pretty meraup segenggam keripik dan memasukkannya ke dalam mulut.

Sisil geleng- geleng. "Lo tuh yee, nama cakep. Muka, bolehlah, tapi cara makan ngalah- ngalahin buto ijo, tahu nggak!" kecam Sisil dengan tampang jutek.

Tangannya meraih remot dan sambil mencari film horror, mungkin hal itu dapat membuatnya melupakan kata- kata sialan bosnya yang tadi sempat meracuni telinga dan pikirannya.

Hari gini memang masih musim ya, sekretaris digebet sama bosnya? Kayak nggak ada cerita lain saja.

Seharusnya, Cinderella di tahun 2023 ini sudah lebih mandiri. Dia nggak butuh pangeran kodok yang nyari- nyari sepatu lagi untuk membuktikan eksistensinya.

Tapi dia butuh kerjaan baru.

Karena orang yang sudah digamparnya, nggak mungkin dengan lapang dada dan hati terbuka untuk menerima sekretaris kurang ajarnya kembali.

***

Dalam balutan kaus oblong dan celana piama, Reagan berdiri di balkon apartemennya.

Angin malam berhembus, membelai rambutnya, juga pipinya. Kalau dia selalu mengira bahwa bekas tangan di pipi seseorang itu nggak masuk akal, maka dia harus memercayainya kali ini.

Sebab, begitu Sisil meninggalkan ruangannya, dia merasa pipinya amat panas. Dia nggak mengira akan mendapatkan respon yang demikian.

Wanita lain pasti akan dengan senang hati melompat ke pelukannya. Bahkan, mungkin Reagan akan mendapatkan bonus berupa malam yang menggairahkan.

Itulah respon yang tadinya ia bayangkan, selama otaknya memikirkan rencana untuk menyampaikan keinginannya pada Sisil.

Tapi rupanya, yang ia hadapi bukan gadis yang normal. Bukan sebuah ciuman penuh gairah, dia mendapatkan bekas luka yang mencolok.

Tidak ada bekas tangan perempuan itu, tapi tetap saja warna merahnya kentara.

Untung saja saat dia keluar ruangan untuk pulang ke apartemennya, kantor sudah sepi.

Dalam bayangannya, menikahi Sisil memang jadi solusi yang tepat. Dito bilang, mungkin Sisil bukanlah tipe perempuan yang terlalu banyak menuntut. Dia kelihatan sayang sama Kee.

Miss SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang