Chapter 30

41.4K 3.5K 90
                                    


Tadinya, Sisil menganggap bahwa ini adalah ide tolol, menginap di rumah keluarga yang telah melecehkannya.

Namun, begitu Pak Ratno meletakkan Keegan di atas tempat tidur, bocah itu merengek dan meminta Sisil untuk tinggal. Maka, Sisil menemani bocah itu hingga tertidur.

Setelah memastikan Kee sudah terlelap, Sisil dipersilakan oleh Bude Jumi untuk menempati kamar tamu, kemudian gadis itu mandi.

Selama di Menteng, gadis itu selalu tidur di kamar tamu. Dan kamar tamu di rumah itu, jumlahnya lebih dari satu.

Setelah melakukan skincare routine malamnya, yaitu membersihkan wajah dan pakai moisturizer serta vitamin wajah untuk malam hari, dia mengganti bathrobe dengan daster yang kemarin dulu kata Bude Jumi ketinggalan dan disimpan di lemari perempuan itu.

Omong- omong, Bude Jumi senang sekali melihat kedatangan Sisil, dan sangat setuju kalau gadis itu menginap. "Saya sendirian, Mbak Sisil. Di luar cuma ada Pak Ratno. Ndak tahu gimana caranya menghadapi Mas Kee kalau ngambeknya kumat besok pagi."

Bude Jumi bahkan membuatkan wedang jahe, sebelum perempuan tua itu akhirnya pergi tidur.

Selesai skincare routine, dan mengganti pakaian, Sisil menghirup wedang jahe bikinan Bude Jumi, sembari scroll ponsel. Grup WA The Sexiest Woman Call Secretary, sedang meributkan seorang perempuan dari HRD yang bernama Mega, yang menurut Nadya dan Meita adalah perempuan yang lagi diincar oleh bosnya Yuna.

Ketika jam di dinding kamar tamu itu menunjukkan pukul sebelas, samar- samar, Sisil mendengar orang mengetuk pintu. Dia diam sejenak, mempertajam indera pendengarannya.

Siapa kira- kira yang bertamu malam- malam begini? Kalau Pak Ratno, biasanya akan lewat pintu belakang kalau butuh sesuatu. Selain itu, nggak akan ada orang di luar keluarga yang bertamu malam- malam begini.

Tanpa disadarinya, langkah Sisil sudah mencapai ambang pintu. Di pintu memang ada pengetuk pintu terbuat dari besi yang sepertinya berasal dari zaman Mataram kuno.

Iseng, Sisil menempelkan telinganya ke permukaan daun pintu yang tebal itu. Setelah nggak mendengar suara apa pun, dia mundur. Menatap pintu itu dengan agak was- was.

Jangan- jangan penunggu taman depan rumah Bu Devia ini, memutuskan untuk menampakkan diri malam ini.

Hiii!

Lagi pula Sisil sendiri juga aneh.

Ketika mandi tadi, dia sangat menyesali keputusan untuk menginap di Menteng ini.

Bego banget sih lo, Sil! Katanya mau menjauh dari segala yang berbau Aldrich. Tapi sekarang lihat, di mana diri lo berakhir? Di rumah orang yang paling ingin lo hindari.

Sisil pusing sendiri.

Nggak ada satu pun hal yang bisa menjelaskan tindak- tanduknya yang aneh ini.

Seharusnya dia menolak tawaran Carr tadi. Toh, kalau rumah itu disatroni maling, apa yang bisa Sisil lakukan? Ya kalau maling, kalau ternyata yang lagi iseng ini adalah genderuwo?

Satu ketukan lagi membuat tubuh gadis itu terlonjak. Dengan diganduli oleh rasa ingin tahu, karena dia memang harus tahu siapa yang bikin iseng malam- malam begini, tanpa pikir panjang, Sisil menarik gerendel dan pintu menjeblak lebar.

Sesosok pria dengan setelan jas lengkap menatap lekat ke arahnya. Sisil terpaku, sebelum sejurus kemudian ia sadar bahwa dirinya nggak mengenakan bra.

Panik menjalari dirinya, kemudian setelah melebarkan pintu, dia langsung ngacir tunggang- langgang masuk ke kamar. Meninggalkan Reagan yang mungkin sedang memikirkan hal yang bukan- bukan tentang dirinya.

Miss SecretaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang