43

1.9K 179 5
                                    

Happy Reading~
.
.
.
Seminggu kemudian.

Keadaan Aran masih tetap sama dengan kondisinya yang juga masih sama dalam keadaan koma.

Chika yang selama seminggu ini pun seperti seseorang yang kehilangan semangat. Selama seminggu ini yang Chika lakukan hanyalah pergi ke sekolah, dan setelah pulang ia langsung datang ke rumah sakit untuk menemani Aran. Seperti saat ini, chika sedang berada di ruangan Aran sendirian. Karena Gracio pergi ke kantor ada urusan mendadak, dan Shani juga Zee sedang pulang ke rumah. Aya dan juga Pucho pun sedang mengecek beberapa pasien mereka.

Chika pun duduk dikursih yang berada di samping tempat tidur Aran. Chika pun mengelus tangan Aran dan berbicara pada Aran walaupun ia tahu Aran tidak akan meresponnya.

"Kak, Kakak kok lama tidurnya? Gak kangen Chika ya?" Ucap Chika

"Kakak udah lama banget tidurnya, ayo bangun Kak hikss Chika kangen" Ucap Chika dan mulai menangis

Saat Chika sedang menangis, Tiba-tiba saja Aran mengalami kejang-kejang yang membuat Chika ketakutan. Chika pun langsung menelpon Papanya untuk segera datang ke ruangan Aran.

"H-halo Pa, K-kak Aran Pa. Kak Aran kejang-kejang Pa hikss" Tanggis Chika saat menelpon Papanya

"Papa kesana sekarang" Jawab Pucho dari sebrang sana

Chika pun yang ketakutan terus menangis, pikirannya sudah ke mana-mana. Ia takut hal yang selama ini ia takutkan akan terjadi.

"Hikss..hikss, k-kak" Tanggis Chika sambil memegang tangan Aran

Beberapa saat kemudian, Pucho dan Aya serta beberapa suster pun masuk ke dalam ruangan.
Aya yang melihat anaknya itu ketakutan pun langsung memeluk dan menenangkan Chika.

"Tenang ya sayang, Aran pasti baik-baik aja" Ucap Aya

"Ma, tolong bawa Chika keluar dulu ya" Ucap Pucho pada istrinya

"Sayang kita keluar dulu ya, Papa mau periksa Kak Aran" Ucap Aya dan langsung membawa Chika ke luar ruangan

Saat mereka keluar, bersamaan dengan kedatangan Gracio, Shani, dan juga Zee yang baru saja sampai.

"Chika?" Panggil Shani

"Tantee, hikss" Ucap Chika dan memeluk Shani

Shani pun langsung membalas pelukan Chika.

"Kenapa Sayang?" Tanya Shani

"K-kak Aran tante, hikss" Lirih Chika dalam pelukan Shani

"Ada apa dengan anak Saya Dokter Aya?" Tanya Gracio

"Saya juga kurang tau, tapi tadi Chika menelpon suami saya katanya Aran mengalami kejang-kejang dan sekarang suami saya sedang memeriksanya" Ucap Aya

"Yah Tuhan, tolong selamatkan Anakku" Lirih Gracio

Beberapa saat kemudian, Pucho pun keluar dari ruangan.

"Dokter, bagaimana dengan anak Saya?" Tanya Gracio

"Papa, Kak Aran gapapa kan?" Tanya Chika

"Puji Tuhan, usaha dan doa kita selama seminggu ini berbuah hasil yang baik. Aran sekarang sudah sadar, dan kondisinya sudah stabil kembali." Ucap Pucho dengan tersenyum bahagia

"Puji Tuhan, Terimakasih Tuhan" Ucap Syukur mereka

"Apa kita boleh menjenguknya dok?" Tanya Shani

"Boleh, tapi tunggu saya pindahkan Aran ke ruangan inap dulu ya" Ucap Pucho

"Baik Dokter, Terimakasih banyak dokter" Ucap Gracio

"Makasih Papa" Ucap Chika dan memeluk Pucho

"Iyaa sayang. Yaudah tunggu ya, Papa mau urus ruangan untuk Aran" Ucap Pucho dan mengelus kepala Anaknya

Cold Seniors (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang