27. 2N

331 29 0
                                    

Setelah tadi mengantarkan Aika pulang, Nathan pun langsung pergi menuju mansionya. Sesampainya di mansion, Nathan pun langsung masuk sambil senyum senyum

" Kenapa lo senyum senyum kek orang gila" ucap Natha

" Berisik lo bocah. Mau tau aja urusan orang dewasa" ucap Nathan dan jangan lupa bahwa Nathan masih SENYUM SENYUM.

" Dih emang bener gila nih orang" gumam Natan

" Btw. Gue denger apa yang lo omongin" ucap Nathan

" Oh iya... Tugas lo udah lo lakuin kan" ucap Nathan kembali.

" Udah tinggal ngelanjutin yang kemarin" ucap Natha

" Soal yang.... Mama" tanya Nathan dan pelan saat menyebut kata 'mama'

" Udah... Gue juga lagi usahain buat ngumpulin bukti bukti semuanya terutama....."

"...... Tentang mamah" ucap Natha dengan intonasi yang pelan dan penuh kesedihan.

Nathan yang peka akan perasaan sang adik pun langsung menghampirinya. Duduk di sebelah Natha lalu memeluknya dengan penuh sayang.

Nathan pun sama sedihnya seperti Natha. Namun Nathan masih bisa menutupi nya. Nathan tak seperti Natha yang sensitif jika membahas mendiang sang mama.

Bagaimanapun juga, Nathan harus kuat demi Natha. Jika Nathan ikut menunjukan kesedihannya siapa yang akan memberikan semangat untuk Natha.

" Udah ya jangan sedih. Kasihan mama di sana liat putrinya yang cantik ini sedih" ucap Nathan pela.

" Natha liat kakak. Natha jangan sedih, inget masih ada papa, kakak, dan temen teman Natha, jangan lupa dia juga ada buat Natha"

" Natha gak boleh cengeng, Natha gak boleh sedih, ada kakak di sini di samping Natha, kakak ada akan selalu ada buat Natha....." 

"..... Jadi jangan sedih lagi ya. Adek kakak yang cantik ini gak boleh sedih" ucap Nathan.

Natha hanya diam mendengarkan apa yang sang kakak ucapkan. Natha nangis? Iya Natha menangis. Dia menangis di hadapan sang kakak.

Tangan Nathan yang berada di pundak Natha kini mulai terulur untuk menghapus air mata yang ada di pipi Natha.

" Mau curhat?.... Sini, curhat sama kakak keluarin semua keluh kesah Natha"

" Kakak dengerin semua keluh kesah Natha" ucap Nathan dan tak lupa membawa Natha untuk masuk dalam pelukannya.

Setelah Natha berada dalam pelukan sang kakak. Natha pun langsung menangis, dia menumpahkan kegundahannya kepada sang kakak.

" Natha rindu mama kak" ucap Natha yang masih dalam pelukan hangat sang kakak.

" Natha kangen di bacain dongeng sama mama hiks" isak Natha pun terdengar.

" Kakak. Natha...."

"..... Natha mau mama kak hiks"

" Natha kangen mama"

" Nataha kangen mama kak. Natha mau kaya dulu. Di siapin sarapan. Dibacain dongeng sebelum tidur. Di suapin mama."

"Natha mau mama kak. Natha....."

"..... Natha cuman mau mama lagi cuman itu hiks"

"Kenapa kak kenapa mama pergi saat Natha masih butuh mama"

"Kenapa hiks... Jawab kak"

Ucap Natha terus... Nathan ? Dia hanya diam mendengarkan semua ucapan sang adik sambil terus ngelus rambut Natha.

Nathan nangis ? Iya... Bohong jika dia tidak sedih mendengar semua ucapan sang adik. Namun Nathan tak sampai mengeluarkan isak nya.

" Natha. Dengerin kakak...." ucap Nathan setelah dia bisa menguasai dirinya sendiri untuk lebih tentang

"..... Natha masih ada kakak. Liat kakak disini Natha. Kakak disini di samping Natha selalu ada buat Natha" ucap Nathan mencoba untuk memenangkan sang adik.

" Udah dong masa sedih mulu. Princess kecil kakak harus senyum. Jangan sedih lagi kasian mama. Oke" ucap Nathan

" Makasih kak. Makasih. Kakak selalu ada buat Natha. Natha sayang kakak" ucap Natha mempererat pelukannya kepada sang kakak.

" Kakak janji Nat. Kakak akan bikin Natha bahagia semampu kakak" batin Nathan.

Setelah lelah menangi, Natha pun tertidur di pelukan sang kakak. Nathan yang sadar jika sang adik tertidur pun langsung memindahkan Natha ke kamarnya.

Setelah memindahkan Natha. Nathan pun pergi menuju kamarnya. Sesampainya di kamar Nathan pun duduk di samping kasurnya dan mengambil figur yang ada di dalam laci

" Nathan harus apa mah...." Ucap Natha sambil memandang figur sang mama.

" Bohong kalo Nathan gak sedih stelah denger ucapan Natha hiks" isak Nathan pun mulai terdengar.

" Nathan juga sedih, Nathan juga capek mah. Nathan juga butuh mama buat jadi sandaran Nathan dan Natha"

" Nathan sedih mah liat Natha menjadi anak yang pemurung mah hiks" ucap Nathan.

" Nathan harus apa mah... Nathan gak bisa biarin Natha dalam kesediannya terus menerus man"

" Nathan harus apa mah hiks"

" Maafin Nathan mah belum bisa bahagiain Natha hiks.... Nathan usahain akan selalu ada buat Natha mah. Nathan janji" ucap Nathan.

Setelah itu pun Nathan langsung merebahkan dirinya. Dia juga lelah. Dia juga capek.

Di sisi Nathan dan Natha yang cuek. Meraka juga mempunyai sisi yang rapuh. Meraka juga manusia biasa.

Lelah, kecewa, rindu, sakit, sesak, Meraka menutupi itu semua dengan sikap dinginnya Meraka.

Meraka juga lemah. Namun Meraka mencoba untuk kuat. Terutama Nathan. Dia harus kuat demi sang adik dan papa.

Jika Nathan masih bisa menyandarkan semua kepada sang papa. Maka Natha akan menyandarkannya kepada sang kakak.

Kenapa bukan papa? Natha tak mau menambah beban sang papa. Natha juga tau bahwa sang papa juga rapuh stelah kepergian seseorang yang begitu berharga..

----------------------------------------------------
Hai semua.....
Author datang lagi dengan cerita yang agak mulai aneh sih menurut author.

Di bab ini author khusus buat untuk 2N ya...

Gimana menurut kalian sana bab ini...

aku datang untuk balas dendamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang