twentythree

638 56 0
                                    

masih di pernikahan yuta dan winwin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

masih di pernikahan yuta dan winwin.

"kau baik baik saja?" suara jeno menyadarkan jaemin yang sedari tadi melamun menatap hidangan didepannya, tapi pikirannya jauh melayang entah kemana.

"tidak, aku baik. jadi kita akan menyantap apa terlebih dulu euumm..." cukup lama memilih dan pilihan jaemin tertuju ke bigbox red velvet desert, ukurannya yang besar membuat mereka mengambil satu box untuk berdua, tentu saja dengan dua sendok.

dialtar ada pasangan yang resmi menjadi pasusu sejak satu jam yang lalu sedang bercanda ria, ia dan jeno sudah menyapa winwin dan yuta tadi serta memberikan sedikit hadiah pernikahan.

tatapan para tamu sedaritadi mengarah pada meja jaemin dan jeno, ah lebih tepatnya kearah jeno yang notabenya adalah seorang yang terkenal dimedia.
tapi mereka tidak mempedulikan itu.

meski juga beberapa tamu menyalakan kamera mereka untuk merekam jeno, pasti setelah ini mereka akan muncul di media.

pesta pernikahan dengan kesan romantis tapi menyenangkan itu berlangsung cukup lama. sampai jam 1 pagi, pesta yang tadinya tenang berubah menjadi pesta panas dengan lagu keras yang memekakkan telinga.

banyak yang memutuskan untuk kembali karena pesta sudah dikuasai oleh orang dewasa yang bersenang senang dengan wine atau alkohol.

salah satunya jeno yang betah dengan wine merahnya, sedangkan jaemin berusaha keras membujuk jeno untuk pulang karena ia tidak tahan dengan suasana disini.

tidak jarang ada pria yang menatap lapar kearahnya, ia sangat sangat risih dan tidak nyaman. yuta dan winwin sudah kembali ke hotel sedari tadi, pasangan itu pasti sangat kelelahan karena banyaknya tamu yang mereka layani.

"ayo kita pulang, aku tidak suka disini."

"nikmati saja dulu sebentar, ingin ini?" ujar jeno seraya menyodorkan segelas wine merahnya.

jaemin menggeleng keras, lalu jeno lanjut dengan alkoholnya dan sesekali mengobrol dengan orang orang disekitar. jaemin tidak tahan, ia memutuskan mengambil kunci mobil jeno diam diam dan mengendarai mobil jeno sendiri menuju rumahnya.

~o0o~

jam tangannya menunjukkan jam 02.07, jaemin menyesal sudah lewat di jalan pintas kerumahnya ini.

uhh, ini menyeramkan. padahal musik sudah memenuhi mobil jeno ini dengan sangat keras, tapi suasana hutan masih sangat mencekam.

sesekali ia mengumpat saat seekor kelelewar melewatinya dengan tiba tiba.

ckiitt!

dengan buru buru jaemin keluar dari mobil untuk membuka gerbang rumahnya, tetapi saat sedang berusaha membuka kunci gerbang, ia malah merasakan lengannya seperti ditancapkan sesuatu.

saat menoleh ia melihat jarum suntik bertengger apik di lengannya, dengan cepat ia melepaskan jarum suntik itu dan melangkah menuju mobil.

langkahnya linglung, fokusnya sulit dikendalikan, dan matanya memberat.

bruk.

sebelum sampai kedalam mobil ia sudah terjatuh dengan tidak sadarkan diri.

oh tuhan, apa lagi inii..

~o0o~

"bagaimana?"

"dia sudah bersama kita, tuan. beberapa menit lagi kita akan sampai kemansion."

"bagus bagus, lanjutkan. taruh dia dikamar tamu yang kosong dilantai dua saat kalian sudah sampai."

"baik, tuan."

tutt..

hening setelahnya, seorang pria parubaya tersenyum tipis seraya memandang teleponnya yang sudah memutuskan panggilan dengan anak buahnya.

"dapat kau."

setelahnya suara tawa terdengar nyaring sampai sang anak yang ada diruang televisi bisa mendengarnya, karena pintu kamar pria itu tidak ditutup rapat.

dua orang bersaudara yang sedang menikmati waktu menonton televisi itu mengernyitkan dahinya saat mendengar suara tawa ayahnya.

"kak, apakah daddy perlu kita bawa ke rumah sakit jiwa?"

"heh? apa maksudmu?" sang kakak terkejut dengan penuturan tiba tiba dari adiknya yang bisa kita sebut polos polos bodoh.

"yeji pernah bercerita bahwa jika ada orang yang tertawa sendiri, menyakiti diri sendiri atau lainnya itu artinya dia orang gila dan harus dibawa kerumah sakit kejiwaan. daddy termasuk, bukan?"

"tidak, bukan begitu. daddy tertawa karena bahagia."

sang adik mengangguk paham, mereka berdua lanjut menonton tanpa mempedulikan suara tawa daddynya yang bertambah keras.

"kurasa sebentar lagi pesta seru akan dimulai, huh.."

.
.
.
.
.

~TBC~
n : halooo^^
don't forget to vote and comment.
otw konflik nihh.

wolf, nomin.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang